Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Abu al-Mafakhir dari Banten

Sultan Abu Al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir
Upacara Khitanan Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdulkadir Menurut Karya Grafis Prancis abad ke-18
Sultan Banten Ke - 4
Masa jabatan
1624–1651
Informasi pribadi
LahirJanuari 1596
Meninggal10 Maret 1651
MakamPemakaman Kenari Banten, Kasemen
AgamaIslam
AnakAbu al-Ma'ali Ahmad (Putera Mahkota)
Orang tua
DinastiHasan al-Bantani
DenominasiSunni
Dikenal sebagaiSultan Banten
Pemimpin Muslim
PendahuluMaulana Hasanuddin
PenerusSultan Ageng Tirtayasa

Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau juga dikenal dengan gelar Pangeran Ratu atau Sultan Agung Banten adalah raja ke-4 Kesultanan Banten yang bertakhta dari tahun 1596 hingga 1651. Dia adalah putra dari Sultan Maulana Muhammad[1] dan menjadi raja pertama di wilayah Nusantara yang menggunakan gelar "Sultan" secara resmi.[2][3] Setelah berkuasa selama 27 tahun, Sultan Abul Mafakhir wafat di tanggal 10 Maret 1651 dan dimakamkan di Pemakaman Kenari Banten.[4][5]

Kehidupan awal

Sultan Maulana Muhammad wafat pada awal tahun 1596 di Palembang ketika sedang melakukan ekspedisi militer terhadap Kesultanan Palembang.[6] Kemudian pada tanggal 23 Juni 1596, dikarenakan putranya Abul Mafakhir masih berusia lima bulan, maka untuk menjalankan roda pemerintahan ditunjuklah Mangkubumi Jayanegara sebagai walinya. Pada tahun 1602, Mangkubumi Jayanegara meninggal, jabatannya digantikan oleh adiknya. Namun 17 November 1602 ia dipecat karena berkelakuan tidak baik. Khawatir akan terjadi perpecahan dan iri hati, maka pemerintahan diputuskan untuk tidak dipegang oleh Mangkubumi, tetapi langsung oleh Ibunda Sultan, Nyimas Ratu Ayu Wanagiri yang menikah lagi dengan Pangeran Camara.[7] Nyimas Ratu lalu mendesak agar suami barunya itu diperkenankan menjadi wali bagi Sultan Abul Mafakhir.[7]

Keberadaan Pangeran Camara sebagai wali sultan tidak dihiraukan oleh pejabat wilayah kesultanan Banten sehingga dikatakan bahwa kekuasaan wali sultan yang sekaligus adalah suami dari Nyi Gede Wanogiri hanya terbatas pada keraton dan wilayah sekitarnya saja. Pada tahun 1604 terdapat insiden ditahannya sebuah kapal jung dari Johor oleh Pangeran Arya Mandalika (anak dari Maulana Yusuf), seruan dari Patih untuk melepaskan jung tersebut tidak dihiraukan, bahkan Pangeran Arya Mandalika bersekutu dengan para pangeran lain dan orang-orang yang menentang kekuasaan Patih, dimana mereka kemudian membuat benteng pertahanan di luar kota Banten, Masalah ini kemudian dapat diselesaikan dengan penyerangan ke benteng pertahanan Pangeran Arya Mandalika oleh Pangeran Jayakarta yang dibantu oleh Inggris pada tahun 1605, ketika Pangeran Jayakarta datang ke Banten bersama pasukannya untuk menghadiri acara khitanan Sultan Abul Mafakhir Abdul Kadir pada saat itu Patih meminta bantuan militernya, lalu akhirnya dibuatlah perjanjian damai antara kubu istana dengan kubu Pangeran Arya Mandalika, dimana dalam perjanjian disebutkan bahwa mereka diharuskan meninggalkan wilayah Kesultanan Banten selambatnya 6 hari dan hanya boleh diikuti oleh 30 orang anggota keluarga.[7]

Konflik Pailir

Pada 8 Maret 1608 sampai 26 Maret 1609 terjadi konflik pailir (bahasa Indonesia: bertempat di hilir) antara kubu Pangeran Arya Ranamanggala dengan kubu Pangeran Camara dikarenakan pengaruh dan kebijakan Pangeran Camara yang dianggap lebih menguntungkan para pedagang asing.[7] Melalui usaha Pangeran Jayakarta akhirnya perang dapat dihentikan dan perjanjian damai dapat disepakati bersama. Banten kembali aman, lalu diangkatlah Pangeran Arya Ranamanggala sebagai mangkubumi baru sekaligus menjadi wali Sultan Muda. Untuk menertibkan kemananan negara, Ranamanggala menghukum para pangeran atau penggawa yang melakukan penyelewengan serta mengganti peraturan yang berlaku sebelumnya antara Pangeran Camara dengan para pedagang Eropa.[8] Pada Januari 1624, Pangeran Arya Ranamanggala mundur dari jabatannya karena sakit. Saat itu Abul Mafakhir sudah cukup dewasa, sehingga ia pun dinobatkan sebagai raja dan kekuasaan atas Kesultanan Banten sepenuhnya dipegang olehnya. Dua tahun kemudian tepatnya 13 Mei 1626 Pangeran Arya Ranamanggala meninggal dunia, dimana sebelum wafatnya ia berpesan kepada Abul Mafakhir bahwa Kesultanan Banten tidak boleh bersahabat dengan Belanda.[7][9]

Silsilah

Sultan Abu al-Mafakir mempunyai silsilah sebagai berikut :

Hubungan luar negeri

Konflik dengan VOC

Di tahun 1598, Banten dikunjungi oleh kapal-kapal rombongan ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Jacob Corneliszoon van Neck.[10] Kedatangan para pedagang Belanda kali ini disambut baik oleh istana Kesultanan Banten, tidak seperti pendahulunya yakni Cornelis de Houtman yang tercatat bermasalah dan merendahkan keluarga sultan di Banten.[11] Para pedagang Belanda lalu mulai berdatangan ke Banten untuk berdagang. Setelah VOC berdiri di tahun 1602, purnawirawan AL Belanda Pieter Both lalu ditunjuk sebagai gubernur jenderal pertama untuk memudahkan urusan perdagangan Belanda di wilayah Nusantara.[12] Dikarenakan Pangeran Arya Ranamanggala memberlakukan peraturan baru yang dianggap memberatkan VOC, maka Pieter Booth mulai melirik daerah sekitar Jayakarta untuk dijadikan basis dagang VOC, dimana saat itu Jayakarta dikelola oleh Pangeran Wijayakrama, cucu dari Maulana Hasanuddin. pada masa Gubernur Jenderal Laurens Reael tepatnya di tahun 1617 dibangunlah sebuah rumah perkantoran bernama Mauritius Huis yang berada di sisi Sungai Ciliwung, dimana pembangunan ini merupakan pelanggaran dari kesepakatan awal antara kedua belah pihak.[13] Pada tahun 1619, gubernur jenderal baru Jan Pieterszoon Coen berhasil merebut Jayakarta dari kendali Pangeran Wijayakrama, dimana sang pangeran lantas berjuang untuk mendapatkan kembali Jayakarta namun ia terlebih dahulu meninggal di daerah yang sekarang disebut Jatinegara.[14]

Keinginan VOC untuk melakukan monopoli perdagangan lada di Banten merupakan sumber konflik antara Banten dan VOC, karena sultan Abulmufakhir menolak mentah-mentah kemauan VOC tersebut yang hendak memaksakan monopoli perdagangan. Dengan kokohnya kedudukan VOC di Batavia sejak 1619 setelah berganti nama dari Jayakarta, konflik antara kedua belah pihak kian memuncak.[15] VOC menerapkan blokade terhadap pelabuhan niaga Banten dengan melarang dan menyerang jung-jung dari Cina dan perahu-perahu dari Maluku yang akan berdagang ke pelabuhan Banten.[16] Blokade ini mengakibatkan pelabuhan Banten menjadi tidak berkembang sehingga mendorong orang-orang Banten untuk memprovokasi VOC. Tindakan ini dibalas oleh VOC dengan melakukan ekspedisi ke Tanara, Anyer, dan Lampung. Bahkan Kota Banten sendiri berkali-kali diblokade VOC.[17]

Situasi ini mendorong terjadinya perang antara kedua belah pihak pada bulan November 1633. Perang tersebut menurut versi VOC dimulai karena orang Banten banyak yang melalukan pengerusakan dan perampokan kepada aset dan barang milik VOC, sehingga memicu perang besar antara Kesultanan Banten dengan VOC. Pihak Kesultanan Banten berhasil mengalahkan pasukan VOC dikarenakan pada masa itu VOC sedang melemah akibat berperang dengan Mataram.[18]

Di tanggal 5 Januari 1634 VOC mengirimkan lagi pasukan laut yang lebih kuat untuk mengepung Keraton Surosowan, lalu diadakan blokade menyeluruh atas wilayah perairan Teluk Banten. Pengepungan VOC di perairan Tanara dapat digagalkan oleh pasukan yang dipimpin Tubagus Singaraja, bangsawan pejabat Banten di Tanara, sedangkan pengepungan di perairan pelabuhan Banten baru dapat digagalkan setelah digunakannya taktik yang baru melalui pembakaran kapal-kapal pemblokade VOC yang dipimpin kapal induk yang disebut Barungut.[18] Kapal Barungut yang sebelumnya diperbaiki di Batavia pada malam harinya dibakar atas usul Wangsadipa,[2] peristiwa pembakaran blokade ini dikenal dengan nama Pabaranang,[19] dimana pembakaran ini terbagi dalam dua sesi, sesi pertama terjadi pada malam hari di tanggal 4 dan 5 Januari 1634 dan sesi kedua terjadi pada malam hari di tanggal 10 dan 11 Januari 1634.[7][20] Banten dan VOC lalu sepakat menandatangani perjanjian perdamaian di masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Antonio van Diemen di tahun 1639, meskipun selama dua dasawarsa berikutnya hubungan mereka tetap tegang.[9][20]

Konflik dengan Mataram

Di timur, Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung sejak 1613 menerapkan politik ekspansi yang bertujuan untuk menyatukan seluruh Jawa di bawah kepemimpinan Mataram.[21][22] Sultan Agung menganggap Banten harus menjadi bagian dari Mataram karena Banten dahulunya adalah bagian dari Kesultanan Demak yang mendahului Mataram.[23] Di tahun 1619, Kesultanan Cirebon menyatakan tunduk sebagai vasal Mataram.[24] Lalu di tahun 1620, Kerajaan Sumedang Larang di Parahyangan yang memiliki hubungan buruk dengan Banten menyatakan bergabung dengan Mataram.[25] Dengan bergabungnya Sumedang Larang dengan Mataram, wilayah Banten menjadi berbatasan langsung dengan wilayah Mataram. Setelah Mataram berhasil menaklukan Surabaya di tahun 1625, Sultan Agung mempersiapkan tentaranya untuk berekspansi ke arah barat. Di tahun 1626, dua tahun setelah Abul Mafakhir naik takhta sebagai sultan, Mataram mencoba melakukan penyerangan terhadap Banten dengan bantuan Palembang, namun penyerangan ini tidak berhasil menaklukan Banten.[7]

Di tahun 1627, anak dari bupati wedana Parahyangan Rangga Gempol I yang bernama Kartajiwa menghadap Abulmafakhir dikarenakan kekecewaannya karena jabatan bupati wedana ayahnya tidak turun kepada dirinya namun pamannya yaitu Rangga Gede. Kartajiwa mengusulkan untuk memimpin tentara Banten menyerbu daerah Parahyangan, dimana apabila Parahyangan berhasil dikuasai olehnya, maka daerah tersebut akan menggabungkan diri sebagai bagian dari Banten.[26] Abulmafakhir menyanggupi usulan tersebut, dimana ia memberikan Kartajiwa pasukan untuk dipimpin olehnya. Dalam penyerbuan ini daerah-daerah perbatasan di Parahyangan sebelah barat berhasil diduduki oleh Banten, meskipun hanya bersifat sementara karena pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur berhasil mengusir pasukan Banten keluar dari daerah Parahyangan.[27]

Sultan Agung memiliki niatan untuk menaklukan Banten secara menyeluruh, namun sebelumnya ia menyerbu Batavia terlebih dahulu agar bisa mengusir VOC kemudian menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum menyerbu Banten secara langsung. Dua serbuan Mataram yang dilakukan tahun 1628 & 1629 ini gagal menaklukan Batavia.[28] Setelah Sultan Agung wafat dan digantikan anaknya Amangkurat I, ia meminta bantuan penguasa Cirebon Panembahan Ratu II (Sultan Abdul Karim) untuk membujuk Banten agar mau bersahabat dengan Mataram.[29] Utusan Banten di Mataram yang bernama Astranaya melaporkan bahwa Mataram kemungkinan akan kembali berusaha menyerang Banten dikarenakan pergerakannya di Mataram selalu dibatasi dan diawasi.[19] Oleh karenanya Abul Mafakhir kemudian memperkuat angkatan lautnya dengan membangun kapal bergaya Tiongkok bernama Wangkang di tahun 1571 Saka atau 1649 M.[30]

Di tahun 1650, Cirebon mengirim kembali utusan atas perintah Mataram bernama Jiwaprana dan Nalawangsa untuk kembali membujuk Banten agar mau mengakui eksistensi dan superioritas Mataram, menurut Abul Mafakhir Jiwaprana kata-katanya manis dalam membujuk sultan untuk mengakui eksistensi Mataram di atas Banten namun sultan Abul Mafakhir tetap tidak bersedia.[19] Kegagalan Jiwaprana dan Nalawangsa dalam membujuk Abul Mafakhir untuk mengakui eksistensi Mataram membuat Penambahan Ratu II mengirimkan langsung kerabatnya yaitu Pangeran Martasari, Pangeran Suradimarta beserta para pengiring dan pejabat Cirebon bernama Wiratantaha.[19] Pangeran Martasari menyampaikan pesan agar Abul Mafakhir mau menemui Amangkurat I, serta eksistensi Mataram dan menghentikan serangan kepada Belanda, dimana permintaan ini ditolak Abul Mafakhir.[19][29]

isun ora kena den ririhi maring Mataram iki, ana ratu nisun

saya tidak bisa dibujuk untuk pergi ke Mataram, saya punya raja sendiri (sultan Mekah yaitu Mehmed IV)

Pada pertemuan itu, cucu Abul Mafakhir yaitu Pangeran Surya mengajak para utusan Cirebon agar mereka lebih baik bersekutu dengan Banten daripada dengan Mataram, dimana ia mengingatkan bahwa pengaruh Mataram sesungguhnya dapat mengancam kedaulatan Cirebon.[29] Pernyataan Banten untuk tidak memenuhi permintaan Mataram ini kemudian disampaikan Pangeran Martasari kepada Panembahan Ratu II, yang sangat marah dengan kegagalan misi para utusan tersebut.[19]

Perang Pacirebonan

Setelah kegagalan Pangeran Martasari dan Pangeran Suradimarta membujuk Banten, terjadi Peristiwa Girilaya, yaitu peristiwa penahanan sultan Cirebon Panembahan Ratu II oleh Mataram di tahun 1650.[31] Amangkurat I mengundang Panembahan Ratu II beserta kedua putranya untuk mengunjungi keraton Mataram di Plered sebagai penghormatan untuk penguasa baru Cirebon tersebut. Selepas acara penghormatan selesai, Panembahan Ratu II serta kedua putranya malah dilarang untuk kembali ke Cirebon[32] dan tinggal di lingkungan Mataram sebagai tahanan hingga kematiannya.[31] Penahanan ini memicu krisis di Cirebon dikarenakan kosongnya kepemimpinan. Amangkurat I lalu memerintahkan Pangeran Martasari untuk menyerang Banten, dimana perintah dari Mataram ini disanggupi sang pangeran untuk menjaga keselamatan sultan Cirebon yang berada dalam penawanan.[30] Ia memimpin 60 kapal perang yang dikepalai Laksamana Ngabei Panjangjiwa untuk menyerang Banten, dimana konflik antara Banten dan Cirebon ini kelak disebut Perang Pacirebonan atau Perang Pagarage yang terjadi di penghujung tahun 1650.[19][33]

Kabar rencana serangan Cirebon terdengar Banten, dimana Banten mempersiapkan pertahanan laut sejumlah 50 kapal.[33] Banten menyiapkan pasukan yang bersembunyi di Tanjung Gede dan muara sungai Ci Pasilian (sekarang masuk daerah Kronjo, Tangerang). Serangan Cirebon pertama yang ditujukan terhadap Tanara mendapat sergapan pasukan Banten, dimana Ngabei Panjangjiwa berhasil ditangkap dan diampuni Abul Mafakhir. Sergapan dari Banten tersebut tidak diketahui oleh pasukan Cirebon yang menyerang selanjutnya, dimana Banten berhasil menguasai 50 kapal Cirebon dan Pangeran Martasari kemudian segera menarik mundur sisa pasukannya ke Cirebon.[33]

Banten dan Mataram lalu terus bermusuhan hingga terjadi Pemberontakan Trunajaya di tahun 1674.[34]

Misi Diplomatik

Pada masa pemerintahannya, Abul Mafakhir telah mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu, di antaranya kepada Raja Inggris, James I tahun 1605[35] dan tahun 1629 kepada Charles I, terkait dengan kerugian yang diakibatkan oleh blokade laut dari Belanda.[2][36] Selain itu, dia juga mengutus beberapa pembesar istana ke Makkah pada tahun 1633. Utusan ini dipimpin oleh Labe Panji, Tisnajaya dan Wangsaraja. Dalam rombongan ini ikut pula Pangeran Pekik sebagai wakil ayahnya, sambil menunaikan ibadah haji.[9]

Pemberian Gelar Sultan

Di tahun 1638 Syarif Makkah Zaid bin Muhsin dengan kewenangan dari penguasa Utsmaniyah Sultan Mehmed IV mengesahkan gelar sultan kepada Abul Mafakhir serta sang putra mahkota, Abu al-Ma'ali Ahmad sebagai sultan muda. Pengesahan ini menjadikan Abul Mafakhir sebagai raja Islam di Nusantara yang pertama kali menggunakan gelar sultan secara resmi.[37][38]

Wafat

Dikarenakan anaknya Abu al-Ma'ali Ahmad wafat terlebih dahulu di tahun 1650 dikarenakan suatu penyakit, maka cucunya Pangeran Surya menjadi putra mahkota atau sultan muda baru.[9] Abul Mafakhir wafat di tanggal 10 Maret 1651, dimana kepemimpinan Banten kemudian dilanjutkan cucunya yang naik takhta dengan gelar Sultan Abdul Fattah Al-Mafaqih. Kelak Sultan Abdul Fattah Al-Mafaqih lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa sesuai dengan keraton yang ditinggalinya.[39]

Rujukan

  1. ^ Kurniasih; Rahmawati, Nur (2023-02-09). Serang dalam Lintasan Sejarah. Penerbit NEM. ISBN 978-623-423-675-0. 
  2. ^ a b c Titik Pudjiastuti, (2007), Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.
  3. ^ "4.1.1.1.1.1.1. Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir / Pangeran Ratu d. 1651 - Rodovid ID". id.rodovid.org. Diakses tanggal 2017-04-14. 
  4. ^ sorasoca. "Ziarah Situs Makam Kenari - Qubicle" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-15. Diakses tanggal 2017-04-14. 
  5. ^ Drs. H. Tri Hatmadji, (2005), Ragam Pusaka Budaya Banten, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, ISBN 979-99324-0-8.
  6. ^ Hernadi, Edi. Sejarah Nasional Indonesia: Edisi Revisi 2013. Uwais Inspirasi Indonesia. ISBN 978-623-227-121-0. 
  7. ^ a b c d e f g Djajadiningrat, Hosein. 1983. Tinjauan kritis tentang sajarah Banten: sumbangan bagi pengenalan sifat-sifat penulisan sejarah Jawa. Jakarta: Djambatan
  8. ^ Mukarrom, Ahwan. 2014. Sejarah Islam Indonesia I: Dari Awal Islamisasi sampai Periode Kerajaan-Kerajaan Islam Nusantara. Surabaya: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel
  9. ^ a b c d "SEJARAH KESULTANAN BANTEN DARI MASA KE MASA". Website Resmi Kesultanan Banten (dalam bahasa Inggris). 2016-12-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-08. Diakses tanggal 2017-04-14. 
  10. ^ Masselman, George. 1963. The Cradle of Colonialism. New Haven: Yale University Press
  11. ^ Winchester 2003, hlm. 17.
  12. ^ Balk, G. L., dkk. (2007). Arsip-arsip Verenigde Oostindische Compagnie (VOC ) dan lembaga-lembaga pemerintahan kota Batavia (Jakarta) (PDF). Diterjemahkan oleh Robson-McKillop, R., Kasim, S. C., dan van den End, Th. Leiden dan Boston: Arsip Nasional Republik Indonesia dan Brill. hlm. 88. ISBN 978-90-04-16365-2. 
  13. ^ Wijayakusuma, Hembing. 2005. Pembantaian Massal, 1740: tragedi berdarah Angke. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  14. ^ Suhaemi, Muhammad Hamdan. 2014. Catatan Singkat Tentang Wijayakrama, Arya Ranamanggala Dan VOC Tahun 1618. Serang: Respek Banten
  15. ^ Vlekke, Bernard Hubertus Maria. 2008. Nusantara: sejarah Indonesia. Jakarta: Gramedia
  16. ^ M.Hum, Ikot Sholehat. PERDAGANGAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN AKHIR ABAD XVI-XVII. Uwais Inspirasi Indonesia. ISBN 978-623-227-199-9. 
  17. ^ Adung. Sejarah Sumur Sentul : Tapak Tilas Atau Petilasan Para Ulama Dan Pejuang Kemerdekaan. GUEPEDIA. 
  18. ^ a b Michrob, Halwany, A. Mudjahid Chudari. 1989. Catatan masalalu Banten. Serang: Pengurus Daerah Tingkat II Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kapubaten Serang
  19. ^ a b c d e f g Pudjiastuti, Titik. 2015. Menyusuri Jejak Kesultanan Banten. Jakarta: Wedatama Widya Sastra
  20. ^ a b Prasetyo, Agus. 2019. Raja Sufi dari Kesultanan Banten : Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir (1596-1651 M). Jakarta : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
  21. ^ Arizal, Masril. "Mataram Punya Ambisi Kuasai Jawa, tapi Selalu Gagal, karena Kerajaan di Jawa Barat Tak Pernah Bisa Dikalahkan". indramayu.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2023-02-27. 
  22. ^ Yogyakarta, Taman Budaya. "Puncak Kekuasaan Mataram Politik Ekpansi Sultan Agung". Taman Budaya Yogyakarta | buku-perpustakaan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-27. 
  23. ^ Sidiq, Ricu; Najuah, Najuah; Lukitoyo, Pristi Suhendro (2020-09-25). Sejarah Indonesia Periode Islam. Yayasan Kita Menulis. ISBN 978-623-6761-12-0. 
  24. ^ Pustaka rajya rajya i bhumi Nusantara. Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. 
  25. ^ West Java Miracle Sight: A Mass of Verb and Scene Information. MPI Foundation. 2005. 
  26. ^ Lubis, Nina Herlina (2001). Konflik elite birokrasi: biografi politik Bupati R.A.A. Martanagara. Humaniora Utama Press. ISBN 978-979-9231-52-9. 
  27. ^ Lubis, Nina Herlina (1998). Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942. Pusat Informasi Kebudayaan Sunda. 
  28. ^ Media, Kompas Cyber (2021-06-21). "Mengapa Serangan Sultan Agung ke Batavia Mengalami Kegagalan?". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-02-28. 
  29. ^ a b c Erwantoro, Heru. 2012. Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon. Bandung: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung
  30. ^ a b Juariyah, Yuyun. 2016. Jurnal al-Tsaqafa : Menelusuri Jejak Islamisasi Tatar Sunda Melalui Naskah Kuno. Bandung : Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati
  31. ^ a b "Iswara, Prana Dwija. 2009. Sejarah Kerajaan Cirebon. [[kota Bandung|Bandung]]: Universitas Pendidikan Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-25. Diakses tanggal 2019-08-24. 
  32. ^ Ekajati, Edi Suhardi. 2003. Sejarah Kuningan: dari masa prasejarah hingga terbentuknya kabupaten. Bandung : Kiblat Buku Utama
  33. ^ a b c "Perang Banten-Cirebon di Akhir Ramadan". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-06-11. Diakses tanggal 2023-10-29. 
  34. ^ Kartodirdjo, Sartono (1987). Pengantar sejarah Indonesia baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium. Gramedia. ISBN 978-979-403-129-2. 
  35. ^ Hits, Banten Hits | Tangerang. "Surat Raja Banten untuk Raja Inggris James I Tahun 1605 - Situs Berita Banten". www.bantenhits.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-14. Diakses tanggal 2017-04-14. 
  36. ^ duniakita. "Inilah dunia kita: Sejarah Islam di Inggris yang dilupakan ..." Inilah dunia kita (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-14. 
  37. ^ Sudrajat, A. Suryana (2006). Ulama pejuang dan ulama petualang: belajar kearifan dari Negeri Atas Angin. Erlangga. ISBN 978-979-781-607-0. 
  38. ^ "Bukan Sultan Agung, Ternyata Ini Raja Jawa Pertama Yang Menerima Gelar Sultan Dari Makkah - Semua Halaman - Intisari". intisari.grid.id. Diakses tanggal 2023-10-29. 
  39. ^ Seminar Sejarah Nasional III. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1983. 

Pranala luar

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Sultan Maulana Muhammad
Sultan Banten
1596–1647
Diteruskan oleh:
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad

Read other articles:

Pakistani military intelligence operation This article provides insufficient context for those unfamiliar with the subject. Please help improve the article by providing more context for the reader. (June 2014) (Learn how and when to remove this template message) Operation Clean-upPrime minister Nawaz Sharif along with Chief of Army Staff General Asif Nawaz and V Corps GOC-in-Chief Lieutenant General Naseer Akhtar visiting General Headquarters (GHQ) to get briefing on 19th June of 1992 Operation …

American television group owned by Comcast through NBCUniversal NBCUniversal Media GroupFormerlyNBC Broadcasting (1992–2016)NBC Broadcasting and Sports (2016–2019)NBCUniversal Broadcast, Cable, Sports and News (2019–2020)NBCUniversal Television and Streaming (2020–2023)Company typeDivisionIndustryTelevisionHeadquarters30 Rockefeller Plaza, New York City, New York, United StatesArea servedUnited StatesKey peopleMark Lazarus (chairman)ParentNBCUniversalDivisionsNBC EntertainmentNBCUniversa…

Questa voce o sezione sull'argomento lavoro non cita le fonti necessarie o quelle presenti sono insufficienti. Puoi migliorare questa voce aggiungendo citazioni da fonti attendibili secondo le linee guida sull'uso delle fonti. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Evoluzione del tasso di disoccupazione a partire dal 2000. Fonte: OECD data La disoccupazione in un'economia di mercato è la condizione di mancanza di un lavoro retribuito per persone in età da lavoro. Si possono ave…

American explorer and physician (1832-1881) For the American soul musician, see Isaac Hayes. Isaac Israel HayesHayes between 1860 and 1875Born(1832-03-05)March 5, 1832Chester County, Pennsylvania, U.S.DiedDecember 17, 1881(1881-12-17) (aged 49)New York City, U.S.Occupation(s)Physician, politician, explorer Isaac Israel Hayes (March 5, 1832 – December 17, 1881) was an American Arctic explorer, physician, and politician,[1] who was appointed as the commanding officer at Satterlee Ge…

French fashion designer Coqueline CourrègesJacqueline BarrièreBorn(1935-07-25)July 25, 1935Hendaye, FranceNationalityFrenchOccupation(s)Couture, Design, Electric VehiclesLabelCourrègesSpouseAndré Courrèges (married 1966-2016) Coqueline Courrèges (born Jacqueline Barrière, July 25, 1935) is a French dressmaker and co-founder of the Courrèges fashion company. Biography Coqueline Courrèges was born Jacqueline Barrière on July 25, 1935, in Hendaye, France. She arrived in Paris at the age o…

Red PunchAlbum mini karya Rocket PunchDirilis10 Februari 2020 (2020-02-10)Direkam2019GenreK-popDancepopmoombahtonBalada[1]BahasaKoreanLabelWoollimKronologi Rocket Punch Pink Punch(2019) Red Punch(2020) Blue Punch(2020) Singel dalam album Red Punch BouncyDirilis: 10 Februari 2020 Video musikBouncy di YouTube Red Punch adalah album mini kedua dari grup vokal wanita asal Korea Selatan Rocket Punch. Album ini dirilis secara digital dan fisik pada tanggal 10 Februari 2020 oleh Woolli…

OPS-24OPS-24 on JS Ariake (DD-109)Country of originJapanIntroduced1990Type3D Air-searchFrequencyL bandAzimuth0-360° The OPS-24 is a shipborne three-dimensional air search radar adopting active electronically scanned array (AESA) technology. OPS-24 was developed by the Technical Research and Development Institute (TRDI) of the Ministry of Defence, and manufactured by the Mitsubishi Electric. It is the first AESA radar employed on an operational warship, introduced on the JDS …

У этого термина существуют и другие значения, см. Арабеск. АРАБЕСКИ: (Wilde Stämme) Некультурных племён. — (Römisch) Римские. — (Aegyptisch) Египетские. — (Assyrisch) Ассирийские. — (Pompejanisch) Помпейские. — (Griechisch) Греческие. — (Byzantinisch) Византийские. — (Persisch) Персидские. — (Mauris…

Kubok Ukraïny 2004-2005Кубок України Competizione Kubok Ukraïny Sport Calcio Edizione 14ª Date dal 4 agosto 2004al 29 maggio 2005 Luogo  Ucraina Partecipanti 64 Risultati Vincitore Dinamo Kiev(7º titolo) Secondo Šachtar Semi-finalisti DniproKryvbas Statistiche Miglior marcatore Diogo Rincón (6) Gol segnati 210 Cronologia della competizione 2003-2004 2005-2006 Manuale La Kubok Ukraïny 2004-2005 (in ucraino Кубок України?) fu la 14ª edizione d…

GrêmioBerkas:Gremio.svgNama lengkapGrêmio Foot-Ball Porto AlegrenseJulukanImortal Tricolor (Immortal Tricolor)Tricolor dos Pampas (Tricolor of the Pampas)Clube de Todos (Club of All)Maior do Sul (Greatest of the South)Berdiri15 September 1903; 120 tahun lalu (1903-09-15)StadionArena do Grêmio(Kapasitas: 55,662[1])PresidentAlberto GuerraHead coachRenato PortaluppiLigaCampeonato Brasileiro Série ACampeonato Gaúcho20222022Série B 2nd of 20 (promoted)Gauchão, 1st of 12 (champions…

Reichskommissariat Moskowien Bendera Lambang Ibu kotaAwalnya Moskwa, kemudian belum direncanakanPemerintahanPemerintahan sipilReichskommissar • Reichskommissar Siegfried Kasche (direncanakan) Era SejarahPerang Dunia II Sunting kotak info • Lihat • BicaraBantuan penggunaan templat ini Reichskommissariat Moskowien (juga ditulis Moskau, disingkat RKM; bahasa Rusia: Рейхскомиссариат Московия) adalah rezim pendudukan yang rencananya akan didirikan…

Prefecture-level city in Guangdong, People's Republic of ChinaZhaoqing 肇庆市Prefecture-level cityPanorama view of Duanzhou District and Seven Star CragsLocation of Zhaoqing City jurisdiction in GuangdongZhaoqingLocation in ChinaCoordinates (Zhaoqing government): 23°3′N 112°28′E / 23.050°N 112.467°E / 23.050; 112.467CountryPeople's Republic of ChinaProvinceGuangdongCounty-level divisions8Municipal seatDuanzhou DistrictArea • Prefecture-leve…

A major contributor to this article appears to have a close connection with its subject. It may require cleanup to comply with Wikipedia's content policies, particularly neutral point of view. Please discuss further on the talk page. (April 2013) (Learn how and when to remove this message) ALBtelecom sh.a.Company typePrivateIndustryTelecommunicationsFounded5 December 1912Defunct14 March 2023FateMerged with One TelecommunicationsSuccessorOne AlbaniaHeadquartersTirana, AlbaniaKey peopleErvin Shpor…

Bilateral relationsChad–United States relations Chad United States Chad–United States relations are the international relations between Chad and the United States. According to the 2012 U.S. Global Leadership Report, 81% of Chadians approve of U.S. leadership, with 18% disapproving and 1% uncertain, the fourth-highest rating for any surveyed country in Africa.[1] Diplomatic missions Embassy of Chad in Washington D.C. The American embassy in N'Djamena, established at Chadian independe…

Protein-coding gene in humans NR0B1Available structuresPDBOrtholog search: PDBe RCSB List of PDB id codes4RWVIdentifiersAliasesNR0B1, AHC, AHCH, AHX, DAX-1, DAX1, DSS, GTD, HHG, NROB1, SRXY2, nuclear receptor subfamily 0 group B member 1, Dax1External IDsOMIM: 300473 MGI: 1352460 HomoloGene: 403 GeneCards: NR0B1 Gene location (Human)Chr.X chromosome (human)[1]BandXp21.2Start30,304,206 bp[1]End30,309,390 bp[1]Gene location (Mouse)Chr.X chromosome (mouse)[2]BandX C1…

Overview of the military of ancient Egypt Ancient Egyptian War Wheels Ancient Egypt was an ancient civilization of eastern North Africa, concentrated along the northern reaches of the Nile River in Egypt. The civilization coalesced around 3150 BC[1] with the political unification of Upper and Lower Egypt under the first pharaoh, and it developed over the next three millennia.[2] Its history occurred in a series of stable kingdoms, separated by periods of relative instability know…

Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan [[ dan ]] pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). …

Indian actor (born 1980) Dakssh Ajit SinghBorn (1980-03-27) 27 March 1980 (age 44)Kurukshetra, Haryana, IndiaOccupation(s)ActorFitness Model[1]singer[2]Songwriter[3]Film Producer[4]Years active2004–presentSpouseMannat SinghAwards(Nominated) PTC Punjabi Film Awards for Best Story Writingfor Arsho.[5] Dakssh Ajit Singh (born 27 March 1980) is an Indian actor and songwriter. His latest work as LAADI in a Netflix series named CAT[6] appreci…

О населённых пунктах с названием Вёшки см. Вешки. СтаницаВёшенская Гостиница Дон 49°37′38″ с. ш. 41°43′34″ в. д.HGЯO Страна  Россия Субъект Федерации Ростовская область Муниципальный район Шолоховский Сельское поселение Вёшенское История и география Первое у…

此條目可参照英語維基百科相應條目来扩充。 (2021年5月6日)若您熟悉来源语言和主题,请协助参考外语维基百科扩充条目。请勿直接提交机械翻译,也不要翻译不可靠、低品质内容。依版权协议,译文需在编辑摘要注明来源,或于讨论页顶部标记{{Translated page}}标签。 约翰斯顿环礁Kalama Atoll 美國本土外小島嶼 Johnston Atoll 旗幟颂歌:《星條旗》The Star-Spangled Banner約翰斯頓環礁地…

Kembali kehalaman sebelumnya