Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Ahmad Niam Salim


Ahmad Niam Salim
Duta Besar Indonesia untuk Aljazair
Masa jabatan
2011–2014
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
Yuli Mumpuni Widarso
Pengganti
Safira Machrusah
Sebelum
Informasi pribadi
Meninggal17 September 2014
Aljir, Aljazair
KebangsaanIndonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Drs. H. Ahmad Niam Salim M.Si. biasa dipanggil Ahmad Naim adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Aljazair. Ia merupakan alumni Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Kudus dan Universitas Islam Negeri (dahulu Institut Agama Islam Negeri) Sunan Kalijaga. Dari pernikahannya dengan Hj Maesaroh Toha M.Ag, Niam Salim dikaruniai dua anak; Anindya Ginva Amalia dan Muhammad Abdullah Aufa al Ghifari.

Riwayat Hidup

Niam Salim meninggalkan kampung halamannya, Kota Semarang, setelah lulus dari MTs Hasyim Asyari tahun 1983. Setelah lulus dari Pesantren Raudlatut Tholibin, Ahmad Niam Salim kuliah di IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN Sunan Kalijaga). Tidak lama setelah diwisuda pada tahun 1989, ia berhasil menduduki beberapa jabatan penting di GP Ansor yang merupakan sayap organisasi Nahdhatul Ulama. Bahkan, pada tahun 1996 ia terpilih menjadi Ketua Ansor Jawa Tengah.

Pada tahun 1991 hingga 1996 ia menjadi Wakil Ketua DPD KNPI Jawa Tengah. Karier politik Niam Salim semakin berjalan mulus melalui Partai Kebangkitan Bangsa hingga akhirnya diangkat menjadi Duta Besar untuk Aljazair.

Sebelum menjadi duta besar di Aljazair, Niam dikenal sebagai politikus di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada Pemilihan umum Legislatif 2009 lalu ia pernah menjadi calon legislatif DPR untuk daerah pemilihan Jawa Tengah II (Kabupaten Demak, Kudus, dan Jepara) . Gagal menjadi anggota DPR, selang beberapa tahun Niam kemudian menjadi duta besar pada tahun 2011 meskipun keputusan ini sempat ditolak oleh sebagian besar kalangan.[1][2][3]

Ia meninggal di Aljir, ibu kota Aljazair pada 17 September 2014 dalam usia 47 tahun sebagai akibat dari penggumpalan darah di otak.[2][4][5][6]

Referensi

  1. ^ Indra Akuntono (2011-12-21). "Presiden SBY Lantik 26 Duta Besar". detikcom. Diakses tanggal 2019-08-03. 
  2. ^ a b http://www.tempo.co/read/news/2014/09/17/058607572/Duta-Besar-RI-untuk-Aljazair-Meninggal[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Saifullah, Muhammad (2011-08-26). "Niam Salim Dinilai Tak Layak Jadi Dubes RI". Okezone.com. Diakses tanggal 2021-07-15. 
  4. ^ http://www.antaranews.com/berita/453987/dubes-ri-untuk-aljazair-ahmad-naim-wafat
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-21. Diakses tanggal 2014-09-20. 
  6. ^ Rinaldo (2014-09-17). Rinaldo, ed. "Dubes RI untuk Aljazair Meninggal Dunia karena Sakit". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-07-15. 
Kembali kehalaman sebelumnya