Amodiakuin
|
Nama sistematis (IUPAC)
|
4-[(7-klorokuinolin-4-il)amino]-2-[(dietilamino)metil]fenol
|
Data klinis
|
Nama dagang
|
Amdaquine, Amobin, Camoquin, dll[1]
|
AHFS/Drugs.com
|
International Drug Names
|
Kat. kehamilan
|
?
|
Status hukum
|
?
|
Pengenal
|
Nomor CAS
|
86-42-0 Y
|
Kode ATC
|
P01BA06
|
PubChem
|
CID 2165
|
DrugBank
|
DB00613
|
ChemSpider
|
2080 Y
|
UNII
|
220236ED28 Y
|
KEGG
|
D02922 Y
|
ChEBI
|
CHEBI:2674 Y
|
ChEMBL
|
CHEMBL682 Y
|
Data kimia
|
Rumus
|
C20H22ClN3O
|
SMILES
|
eMolecules & PubChem
|
InChI=1S/C20H22ClN3O/c1-3-24(4-2)13-14-11-16(6-8-20(14)25)23-18-9-10-22-19-12-15(21)5-7-17(18)19/h5-12,25H,3-4,13H2,1-2H3,(H,22,23) Y Key:OVCDSSHSILBFBN-UHFFFAOYSA-N Y
|
Amodiakuin (Bahasa Inggris: amodiaquine, disingkat ADQ) adalah obat yang digunakan untuk mengobati malaria, termasuk malaria Plasmodium falciparum jika tidak disertai komplikasi.[2][3] Obat ini direkomendasikan untuk diberikan bersama artesunat guna mengurangi risiko resistensi. Karena risiko efek samping yang jarang terjadi tetapi serius, obat ini umumnya tidak direkomendasikan untuk mencegah malaria.[2] Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2013 merekomendasikan penggunaan untuk pencegahan musiman pada anak-anak berisiko tinggi dalam kombinasi dengan sulfadoksin dan pirimetamin.[4]
Amodiakuin adalah senyawa 4-aminokuinolin yang terkait dengan klorokuin.[2] Efek samping amodiakuin umumnya ringan hingga sedang dan mirip dengan klorokuin.[3] Jarang terjadi masalah hati atau kadar sel darah rendah. Jika dikonsumsi berlebihan, sakit kepala, kesulitan melihat, sawan, dan jantung berhenti dapat terjadi.[2] WHO merekomendasikan penggunaan obat ini untuk wanita hamil selama trimester kedua dan ketiga serta selama menyusui, tetapi melaporkan bahwa bukti penggunaan pada trimester pertama masih belum mencukupi.[5]
Amodiakuin pertama kali dibuat pada tahun 1948.[6] Obat ini tercantum dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[7][8] Meskipun tidak tersedia di Amerika Serikat,[9] obat ini tersedia secara luas di Afrika.[2][10]
Kegunaan dalam medis
Amodiakuin telah menjadi obat penting dalam terapi kombinasi untuk pengobatan malaria di Afrika.[11] Obat ini sering digunakan dalam kombinasi dengan artesunat sebagai terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT) oral untuk malaria P. falciparum tanpa komplikasi.[12] Amodiakuin juga ditemukan bekerja melawan strain malaria P. falciparum yang resistan terhadap klorokuin, meskipun terdapat variasi geografis dalam aktivitasnya terhadap strain yang resistan terhadap klorokuin.[13][14]
Obat ini juga digunakan dalam kombinasi dengan sulfadoksin/pirimetamin.[15][16]
Interaksi
Telah dilaporkan adanya peningkatan toksisitas hati pada orang dengan HIV/AIDS yang menerima zidovudin atau efavirenz ketika diobati dengan regimen ACT yang mengandung amodiakuin, oleh karena itu dianjurkan agar orang-orang seperti ini menghindari amodiakuin.[12]
Farmakokinetika dan farmakogenetik
Obat ini dibioaktivasi secara hepatik menjadi metabolit utamanya, yakni N-desetilamodiakuin, oleh enzim sitokrom p450 CYP2C8. Di antara pengguna amodiakuin, beberapa efek samping yang jarang tetapi serius telah dilaporkan dan dikaitkan dengan varian dalam alel CYP2C8. CYP2C8*1 dicirikan sebagai alel tipe liar, yang menunjukkan profil keamanan yang dapat diterima; sementara CYP2C8*2, *3 dan *4 semuanya menunjukkan berbagai fenotipe "pemetabolisme yang buruk". Orang yang merupakan pemetabolisme amodiakuin yang buruk menunjukkan kemanjuran pengobatan yang lebih rendah terhadap malaria, serta peningkatan toksisitas.[17] Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan prevalensi alel CYP2C8 di antara pasien malaria di Afrika Timur, dan secara tentatif menunjukkan alel varian memiliki prevalensi yang signifikan pada populasi tersebut.[18] Sekitar 3,6% dari populasi yang diteliti menunjukkan risiko tinggi untuk reaksi yang buruk atau hasil pengobatan yang berkurang ketika diobati dengan amodiakuin. Informasi ini berguna dalam pengembangan program farmakovigilans di Afrika Timur, dan memiliki pertimbangan klinis yang penting untuk meresepkan obat antimalaria di wilayah dengan frekuensi varian CYP2C8 yang tinggi.
Referensi
- ^ "Amodiaquine". drugs.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ a b c d e Nair A, Abrahamsson B, Barends DM, Groot DW, Kopp S, Polli JE, Shah VP, Dressman JB (December 2012). "Biowaiver monographs for immediate release solid oral dosage forms: amodiaquine hydrochloride". Journal of Pharmaceutical Sciences. 101 (12): 4390–4401. doi:10.1002/jps.23312. PMID 22949374.
- ^ a b Olliaro P, Mussano P (2003). "Amodiaquine for treating malaria". The Cochrane Database of Systematic Reviews (2): CD000016. doi:10.1002/14651858.CD000016. PMC 6532704 . PMID 12804382.
- ^ Seasonal malaria chemoprevention with sulfadoxine–pyrimethamine plus amodiaquine in children: a field guide (PDF). Geneva: The World Health Organization. August 2013. ISBN 978-92-4-150473-7.
- ^ "WHO Guidelines for malaria". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-22.
- ^ Ahmad I, Ahmad T, Usmanghani K (1992). "Amodiaquine hydrochloride". Profiles of Drug Substances, Excipients and Related Methodology. Analytical Profiles of Drug Substances and Excipients (dalam bahasa Inggris). 21. Academic Press. hlm. 45. doi:10.1016/S0099-5428(08)60388-3. ISBN 978-0-08-086116-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-08.
- ^ World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771 . WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
- ^ World Health Organization (2021). World Health Organization model list of essential medicines: 22nd list (2021). Geneva: World Health Organization. hdl:10665/345533 . WHO/MHP/HPS/EML/2021.02.
- ^ "Amodiaquine". Livertox. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016.
- ^ Centers for Disease Control (CDC) (April 1985). "Revised recommendations for preventing malaria in travelers to areas with chloroquine-resistant Plasmodium falciparum". MMWR. Morbidity and Mortality Weekly Report. 34 (14): 185–90, 195. PMID 3156271.
- ^ Kerb R, Fux R, Mörike K, Kremsner PG, Gil JP, Gleiter CH, Schwab M (December 2009). "Pharmacogenetics of antimalarial drugs: effect on metabolism and transport". The Lancet. Infectious Diseases. 9 (12): 760–774. doi:10.1016/S1473-3099(09)70320-2. PMID 19926036.
- ^ a b World Health Organization (2015). Guidelines for the treatment of malaria (edisi ke-3rd). World Health Organization. hdl:10665/162441 . ISBN 978-92-4-154912-7.
- ^ "Amodiaquine". PubChem. U.S. National Library of Medicine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-29. Diakses tanggal 2016-10-28.
- ^ Bennett JE, Dolin R, Blaser MJ, ed. (2020). "41 - Antimalarial Drugs". Mandell, Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases (edisi ke-Ninth). Philadelphia, PA: Elsevier. hlm. 519–534. ISBN 978-0-323-48255-4.
- ^ Staedke SG, Kamya MR, Dorsey G, Gasasira A, Ndeezi G, Charlebois ED, Rosenthal PJ (August 2001). "Amodiaquine, sulfadoxine/pyrimethamine, and combination therapy for treatment of uncomplicated falciparum malaria in Kampala, Uganda: a randomised trial". Lancet. 358 (9279): 368–374. doi:10.1016/S0140-6736(01)05557-X. PMID 11502317.
- ^ World Health Organization (2013). Seasonal malaria chemoprevention with sulfadoxine–pyrimethamine plus amodiaquine in children: a field guide. World Health Organization. hdl:10665/85726 . ISBN 978-92-4-150473-7.
- ^ Elyazar IR, Hay SI, Baird JK (April 2011). "Malaria distribution, prevalence, drug resistance and control in Indonesia". Advances in Parasitology. 74 (74): 41–175. doi:10.1016/B978-0-12-385897-9.00002-1. ISBN 978-0-12-385897-9. PMC 3075886 . PMID 21295677.
- ^ Roederer MW, McLeod H, Juliano JJ (November 2011). "Can pharmacogenomics improve malaria drug policy?". Bulletin of the World Health Organization. 89 (11): 838–845. doi:10.2471/BLT.11.087320. PMC 3209725 . PMID 22084530.
Pranala luar
- "Amodiaquine". Drug Information Portal. U.S. National Library of Medicine.