Arase, secara resmi bernama Eksplorasi Energi dan Radiasi dalam Geospace (Inggris: Exploration of energization and Radiation in Geospace, disingkat ERG), adalah sebuah satelit ilmiah untuk mempelajari tentang Sabuk radiasi Van Allen. Geospace merupakan wilayah luar angkasa yang dekat dengan bumi. Sementara, sabuk radiasi Van Allen, berada di dalam Geospace. Sabuk radiasi ini menangkap partikel energi bermuatan tinggi dalam jumlah yang besar, saat terjadi badai di luar angkasa.[2]
Satelit ini awalnya akan diluncurkan pada 2015, namun ditunda hingga 2016.[3] Akhirnya diluncurkan pada 20 Desember 2016, pukul 11.00 UTC, dengan menggunakan roket peluncuran Epsilon. Peluncuran dilakukan dengan ketinggian apogee 32.250 km, perigee 214 km. Dan dilakukan pemindahan orbit ke apogee 32.110 km, perigee 460 km selama 565 menit.[4]
Fungsi
Arase sebagai alat untuk mempelajari mekanisme percepatan dan hilangnya elektron retivistik selama terjadinya badai geospace di luar angkasa. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tim, yakni tim pengamat satelit, tim pengamat berbasis darat, dan tim penganalisis data terintegrasi. Satelit ini dikembangkan oleh Institut Ilmu Antariksa dan Astronautika (Institute of Space and Astronautical Science (ISAS)), Badan Penjelajah Antariksa Jepang (JAXA), dan Lembaga Penelitian Lingkungan Angkasa-Bumi (Institute for Space-Earth Environmental Research, disingkat (ISEE)).[5]
Sementara, Universitas Nagoya menjadi tempat Pusat Penelitian Bersama untuk Ilmu Luar Angkasa di Jepang. Setiap proyek ERG akan diarsipkan di pusat Sains, kemudian data akan dirilis ke publik, mengembangkan alat untuk menganalisis data, dan promosi untuk mempelajari proyek ERG.[5]
Instrumen
Dalam orbitnya, satelit Arase membawa beberapa instrumen, yakni:[6]
- Sensor elektron berenergi sangat tinggi (Extremely high-energy electron sensor, atau XEP-e)[7]
- Sensor partikel berenergi tinggi - elektron (High-energy particle sensor – electron, atau HEP-e)
- Sensor partikel berenergi sedang - elektron (Medium-energy particle sensor – electron, atau MEP-e)
- Sensor partikel berenergi rendah - elektron (Low-energy particle sensor – electron, atau LEP-e)
- Partikel energi sedang - ion (Medium-energy particle - ion, atau MEP-i)
- Partikel energi rendah - ion (Low-energy particle - ion, atau LEP-i)
- Percobaan Medan Magnet (Magnetic Field Experiment, atau MFE)
- Percobaan Gelombang Plasma (Plasma Wave Experiment, atau PWE)
- Perangkat Lunak Penganalisis Interaksi Gelombang - Partikel (Software Wave-Particle Interaction Analyzer, atau S-WPIA)
Fase
Pada 25 Februari 2016, JAXA menerbitkan undangan kepada ilmuwan, untuk menjelajahi Sabuk radiasi Van Allen dengan satelit ERG. Sabuk Van Allen merupakan batas terakhir sekitar bumi yang ada di luar angkasa. Kemudian, pada 29 September 2016, ERG diperkenalkan ke pers, tepatnya di Kampus Sagamihara. Sembilan Instrumen mutahkir yang akan dibawa satelit telah dipamerkan pada saat itu, dan diharapkan satelit ini dapat memecahkan misteri yang terjadi di sabuk Van Allen.[8]
Tanggal 30 Oktober 2016, satelit ini ditampilkan ke media. Perilisan dilakukan di Pusat Antariksa Uchinoura, Kagoshima, Jepang. Iku Shinohara sebagai Manajer Proyek, dan Yoshizumi Miyoshi sebagai Ilmuwan Proyek, menjelaskan tentang satelit ini secara rinci.[8]
Pada 15 November 2016, rencana peluncuran akan dilakukan pada tanggal 20 Desember 2016, dengan menggunakan roket Epsilon, pukul 20.00 hingga 21.00 Waktu Sandar Jepang. Peluncurkan disiarkan melalui YouTube. Pada 19 Desember 2024, JAXA mengumumkan bahwa siaran langsung akan dimulai pukul 19.40 waktu setempat.[8]
Tepat tanggal 20 Desember 2016, satelit ini resmi diluncurkan dari Pusat Antariksa Uchinoura. Roket peluncuran terbang dengan baik. Setelah 13 menit 27 detik setelah lepas landar, pemisahan satelit dan roket resmi dikonfirmasi. Sinyal peluncuran telah diterima oleh Stasiun bumi Santiago di Chili pada pukul 20.37 waktu Jepang. Kemudian, JAXA menamai ERG ini dengan nama "Arase".[8]
Referensi
Pranala luar