Arsitektur Istanbul mendeksripsikan percampuran struktur besar yang merefleksikan beberapa pengaruh yang membuat tanda mendalam dalam seluruh distrik di kota tersebut. Bagian kuno dari kota tersebut (semenanjung bersejarah) sebagian masih dikelilingi oleh Tembok Konstantinopel, yang didirikan pada abad ke-5 oleh Kaisar Theodosius II untuk melindungi kota tersebut dari invasi. Arsitektur di dalam kota tersebut berisi bangunan-bangunan, patung-patung, dan konstruksi-konstruksi fungsional yang berasal dari sumber Bizantium, Genoa, Utsmaniyah, dan Turki modern. Kota tersebut memiliki beberapa entitas yang siginifikan secara arsitektural. Sepanjang sejarah panjangnya. Istanbul memegang reputasi untuk perpaduan budaya dan etnis. Sebagai hasilnya, terdapat beberapa masjid, gereja, sinagoge, istana, kastil dan menara bersejarah yang dapat dikunjungi di kota tersebut.
Struktur Romawi dan Yunani kuno
Tiang Ular
Salah satu monumen tertua yang masih berdiri dari zaman kuno adalah Tiang Ular, sebuah monumen yang aslinya dibangun untuk menghormati Apollo atas kemenangan terhadap bangsa Persia di Plataea pada 479 SM. Tiang tersebut dipindahkan oleh Konstantinus Agung ketika Konstantinopel menjadi ibu kota yang baru, dan didirikan di Hippodrome sejak saat itu. Seorang anggota Kebudayaan Besar Polandia yang mengunjungi monumen tersebut pada tahun 1700 merusak bagian atas monumen tersebut, mematahkan kepala ularnya.[1] Saat ini, kepala tersebut disimpan di Museum Arkeologi di Istanbul.
^Menage, V. L. (1964). The Serpent Column in Ottoman Sources.
Sumber
Müller-Wiener, Wolfgang (1977). Bildlexikon zur Topographie Istanbuls: Byzantion, Konstantinupolis, Istanbul bis zum Beginn d. 17 Jh (dalam bahasa German). Tübingen: Wasmuth. ISBN9783803010223.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Gül, Murat &, Howells, Trevor (2013). Istanbul Architecture. Boorowa: Watermark Press. ISBN9780949284938.