Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Badan Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa Rila

Badan Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa Rila didirikan pada tanggal 10 November 1978,organisasi ini bernama Badan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa "Rila" ,didirikan oleh Drs.Soetadi,tetapi pada tanggal 1 Agustus 195 nama organisasi berubah menjadi Penghayat Ketuhanan Yang Maha Esa ""Rila".

Ajaran Rila yang menjadi ajaran utama dari Drs.Soetadi merupakan bentuk perkembangan dari ajaran Laskar Gerilya Maram "Rila" yang berada di Yogyakarta di bawah asuhan R.Aliman. Ajaran Rila yang pertama kali diterima oleh Drs.Soetadi berbentuk wangfsit yang menurunkan tuntunan Pancarasa Sejati. Panca berarti lima,rasa berarti hidup,dan sejati berarti awal dari sesuatu itu ada. Pancarasa Sejati mengandung makna bersatunya lima rasa yang terdiridari rasa rasning sukma,rasa rasaning jiwa,,rasa rumangsaning manungsa,dan rasa rasaning obah.

Rila juga mengajarkan bahwa Tuhan itu ada dengan sifat-sifatnya yang serba Maha,yaitu Mahasuci,Mahaadil,Mahakuasa dan lain-lain. Tuhan itu tidak berwujud,tidak berwarna,tidak bertempat,dan tidak berarah.

Oleh karenanya,manusia berkewajiban menembah pada Tuhan berdasarkan Wejangan Kawruh yang meliputi sejatining panembah,yang berarti Tuhan Yang Maha Esa,Sang pribadi/Sang Gureu Sejati. Disamping itu warga "Rila" mengikuti tuntunan,dan wejangan-Nya,serta menggalang kerja sama dengan sesama,hormat menghormati,dan tolong menolong agar tercipta keselamatan dan kedamaian lahir batin baik untuk diri sendiri,maupun sesamanya.

Berkenaan dengan kegitan sujud menembah kepada Tuhan Yang Maha Esa tadi,warga Organisasi "Rila" wajib melakukan penghayatan terutama disaat-saat hari besar dan hari besar satu Sura dengan menyediakan sesaji. Penghayatan dapat dilakukan di tempat yang bersih,dapat di dalam ruangan atau di lapangan terbuka.

Menurut datta terakhir kepengurusan"Rila"[1] dijabat oleh Drs.Soetadi sebagai Pinisepuh,Bapak Takdir Soeharto sebagai Ketua,Bapak Soekirman sebagai Sekretaris,dan Bapak M.Karsidijono sebagai Bendahara. Pusat organisasi tidak lagi di Jl.Pawiyatan ,tetapi di Jl.Ngidem Intan Timur XII/II Surabaya.Jumlah anggota organisasi ini 30 orang.

Rujukan

  1. ^ Ensiklopedi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. [Jakarta]: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2006. ISBN 9789791607117. OCLC 424338489. 
Kembali kehalaman sebelumnya