Capella Ubud, Bali
Capella Ubud, Bali adalah hotel butik mewah yang terletak di Payangan, Gianyar, Bali. Berada dekat dengan Desa Keliki yang terkenal sebagai salah satu pusat seni di Pulau Dewata, hotel ini dibangun di tepi Sungai Wos, dan kompleks hotel dirancang agar "tersembunyi" di tengah-tengah hutan hujan. Didirikan pada tahun 2018,[1] hotel ini dimiliki oleh PT Awahita Indonesia Putra dan dikelola oleh Capella Hotel Group, perusahaan penyantunan asal Singapura yang dibawahi Pontiac Land Group.[2][3] Capella Ubud, Bali adalah anggota dari The Leading Hotels of the World, persatuan hotel mewah independen di seluruh dunia.[4] SejarahLahan di mana Capella Ubud, Bali berdiri dimiliki oleh Suwito Gunawan. Rencananya, dia hendak mendirikan sebuah vila untuk memajangkan koleksi seninya, namun, di tengah jalan, dia memutuskan untuk menggantinya dengan hotel.[5] Awalnya dirancang sebagai sanggraloka megah dengan 120 kamar, pertemuan Suwito dengan Bill Bensley meyakinkannya untuk mengubah proyek menjadi hotel butik.[6] Hotel mulai dibangun pada tahun 2014. Di tahun yang sama, Capella Hotel Group mengumumkan sebuah proyek hotel bernama "Solís" di Ubud. Tidak diketahui secara pasti apakah proyek tersebut sama dengan Capella Ubud.[7] Pada bulan November 2016, PT Awahita Indonesia Putra mengumumkan bahwa mereka sudah menekan kontrak pengelolaan hotel dengan Capella Hotel Group.[8] Ditargetkan selesai pada musim gugur tahun 2017,[2] hotel mengalami penundaan selama setahun. Capella Ubud, Bali menggelar peresmiannya pada tanggal 18 Juli 2018.[9] ArsitekturCapella Ubud, Bali dirancang oleh Bill Bensley, arsitek Amerika Serikat yang membawahi biro Bensley di Bangkok. Dirancang sebagai sebuah perkampungan Eropa abad ke-19, keseluruhan bangunan hotel dibuat menyerupai tenda. Kompleks hotel terletak di daerah pepohonan yang dipisahkan dari jalan oleh sebuah sawah; setelah melewati gerbang masuk dari jalan, tamu akan dituntun untuk melewati sawah ini sebelum mencapai tepas. Bensley mengklaim bahwa tak ada satu pun pohon yang ditebang untuk pembangunan hotel, sementara setiap tenda disembunyikan agar menyatu dengan pepohonan di sekitarnya. Meski begitu, alih-alih terpaut pada desain minimalis atau kampungan seperti halnya sanggraloka ramah lingkungan pada umumnya, interior setiap bangunan dibuat norak. Setiap tenda mengusung tema yang berbeda, dan rancangan dan hiasannya menyesuaikan tema tersebut. Sebagai contoh, Baker's Tent (tenda tukang roti) dihiasi oleh pernak-pernik yang ada hubungannya dengan roti. Kamar dilengkapi dengan fasilitas modern seperti pengondisi udara, kipas angin, dan minibar, namun diletakkan sehingga menyatu dengan sekelilingnya dan tidak merusak tema arsitektur.[10][6] FasilitasCapella Ubud, Bali memiliki jumlah kamar sebanyak 23, keseluruhannya adalah tenda dengan kolam renang pribadi. Terdapat 4 macam tipe kamar, yakni Keliki Valley Tent (menghadap lembah Keliki), River Tent (menghadap Sungai Wos), Rainforest Tent (menghadap pepohonan rimba, berada di ketinggian), Terrace Tent (menghadap pepohonan rimba, berada dekat dengan permukaan tanah), dan The Lodge (akomodasi khusus dengan 2 kamar tidur). Selain itu, hotel juga menyediakan fasilitas 3 rumah makan (Api Jiwa, Mads Lange, Mortar and Pestle Bar), kolam renang umum, spa, pusat kebugaran, dan sarana untuk upacara pernikahan.[11][12][13] PencapaianPada tahun 2020, majalah Travel + Leisure menobatkan Capella Ubud, Bali sebagai hotel terbaik di dunia.[14] Rujukan
Pranala luar |