Jepang Thailand Indonesia Inggris Korea Malaysia Mandarin Spanyol
Castle in the Sky (天空の城ラピュタcode: ja is deprecated , Tenkū no Shiro Rapyuta) (berjudul Laputa: Castle in the Sky pada rilis ulangnya di Australia dan Selandia baru) adalah film animasi petualangan tahun 1986 yang disutradarai oleh Hayao Miyazaki. Castle in the Sky (bahasa Inggris untuk Istana di Langit) adalah film pertama yang diproduksi dan dirilis oleh Studio Ghibli. Castle in the Sky didistribusi oleh Toei Kabushiki Kaisha.[1] Film ini memenangkan Animage Anime Grand Prix tahun 1986.
Alur Cerita
Di pembuka film, sebuah pesawat terbang yang sedang membawa Sheeta seorang gadis yang telah diculik oleh Muska yang merupakan agen rahasia yang bekerja untuk pemerintah diserang oleh Kapten DOla dan anak-anak bajak angkasanya yang sedang mencari jimat kristal Sheeta. Di akhir bentrokan tersebut, Sheeta jatuh dari pesawat tetapi kecepatan jatuhnya diperlambat oleh jimat yang mulai bersinar. Dia secara selamat mendarat di sebuah kota pertambangan di mana dia ditemukan oleh seorang bocah bernama Pazu yang membawanya ke rumahnya untuk dirawat. Saat bangun, Sheeta terkejut karena mengetahui Pazu sedang membuat sebuah kapal udara kecil dengan maksud menemukan kota yang hilang Laputa yang mana ayahnya pernah mengambil sebuah foto saat terbang beberapa tahun sebelumnya. Sheeta memberi tahunya bahwa keluarganya tinggal di desa kecil di utara bernama Gondoa dan dia ditinggal mati ibu, ayah dan neneknya sendirian sampai Muska dan agennya menculiknya. Kemudian hari itu mereka dikejar-kejar oleh pembajak Dola dan kemudian prajurit Muska. Pada akhirnya, keduanya jatuh ke sebuah pertambangan yang terlantar di mana mereka menemui orang aneh yakni Paman Pomme yang memberi tahu mereka bahwa jimat Sheeta terbuat dari kristal "volucite" yakni sebuah bahan yang menjaga Laputa ada di langit dan tidak jatuh.[2]
Pada saat meninggalkan si penambang, Sheeta memberi tahu Pazu bahwa nama lengkapnya adalah Lusheeta Toel Ul Laputa. Mereka kemudian tertangkap oleh Muska dan dibawa ke benteng Tedis di mana Pazu dikurung di menara gelap, dingin dan lembap sementara Sheeta dikurung di sebuah ruangan yang lebih mewah. Muska menunjukkan Sheeta sebuah robot tak aktif Bangsa Laputa dan mengungkapkan bahwa dia tahu nama rahasia Sheeta yang menyiratkan garis keturunan asli Bangsa Laputa. Muska kemudian mengancam hidup Pazu untuk memperoleh kerja sama Sheeta. Saat mereka bertemu lagi, Sheeta meminta Pazu untuk meninggalkannya dan Muska menawarkannya uang untuk pergi dan melupakan tentang Laputa.
Pazu yang merana kembali pulang, di mana dia disergap di rumahnya sendiri oleh anak-anak Dola. Setelah ditanya beberapa hal, Dola menjelaskan pada Pazu bahwa Sheeta memberitahunya untuk meninggalkannya adalah untuk melindungi dirinya. Dia juga menjelaskan bahwa sesudah Muska memiliki apa yang dia inginkan dari Sheeta, dia mungkin akan membunuhnya. Saat mendengar pesawat Goliath akan terbang untuk menemukan Laputa dengan bantuan Sheeta, Dola dan anak-anaknya bersiap menyergap dan mengambil kristalnya. Pazu meminta Dola untuk membolehkannya ikut naik pesawatnya untuk menyelamatkan Sheeta. Dola awalnya menolak tetapi kemudian mempertimbangkan kembali dan mereka segera meninggaalkan rumah Pazu untuk menyelamatkan Sheeta. Saat ini berlangsung, Sheeta membacakan sajak mantra dan secara tak terduga itu mengaktifkan jimat dan robotnya yang mengikuti Sheeta. Saat ditembak oleh meriam Muska, robot itu membalas dan berhasil menghancurkan benteng. Saat Sheeta menyuruhnya untuk berhenti, robot itu dihabisi oleh Goliath. Pazu tiba dan menyelamatkan Sheeta, tetapi Muska mendapat jimatnya.
Para bajak angkasa, ditemani oleh Pazu dan Sheeta kembali ke pesawat mereka di mana Dola menugaskan Sheeta untuk memasaka dan Pazu mengasisteni insinyur pesawat. Mereka memburu Goliath yang sedang mengikuti arah yang diindikasikan oleh jimat Sheeta menuju lokasi Laputa. Kedua pesawat tersebut tiba di Laputa esok harinya. Sheeta dan Pazu terpisah dari Dola dan menemukan kota yang kosong, tetapi ditumbuhi oleh hutan yang seperti taman dengan sebuah "pohon abadi" raksasa di pusatnya yang dipelihara oleh robot yang serupa dengan yang Sheeta temui di benteng.
Bajak angkasa Dola tertangkap dan prajurit Muska menjarah harta karun kota tersebut. Kota kuno ini sebagian sudah runtuh dan banyak ditumbuh tanaman menjalar. Kota ini menjadi contoh evolusi pamungkas teknologi levitasi kristal yang ditampilkan oleh jimat Sheeta, juga holograf, kohesi magnetik, senjata semu-nuklir dan sebuah prajurit robot. Saat mencapai jalan masuk ke bagian pusat kota, Muska menangkap Sheeta dan agennya menembaki Pazu yang melarikan diri dan membebaskan Dola.
Di pusat Laputa yang berisi kristal "volucite" sangat besar yang menjaga kota ini tetap mengapung, Muska mengenalkan dirinya sebagai Romuska Palo Ul Laputa yakni anggota garis keturunan yang lain dan dia menggunakan "kunci" kristal Sheeta untuk mengakses teknologi Laputa lebih lanjut. Dia kemudian membantai prajuritnya sendiri dan menghancurkan Goliath. Selama kerusuhan tersebut, Sheeta merebut jimat kristalnya dan kabur lalu Muska pun mengejarnya. Dia bertemu Pazu dan memberinya jimat miliknya lewat sebuah celah di dinding dan disudutkan oleh Muska di ruangan singgasana terlantar Laputa. Selama perlawanannya pada Muska, Sheeta sadar dan menjelaskan bahwa rakyat Laput meninggalkan istana karena mereka sadar bahwa manusia dimaksudkan untuk hidup di bumi dan bukan di langit. Muska menolak pendapatnya dan menembak kepangnya dan mengancam akan membunuhnya kecuali kalau jimat kristal diserahkan padanya. Pazu kemudian masuk dan mengatakan bahwa dia akan memberikan jimat kristalnya pada Muska jika dia bisa berbicara pada Sheeta, Muska mengabulkannya dan memberi waktu satu menit.
Sheeta dan Pazu membacakan "Mantra Penghancuran" yang menghancurkan kota tersebut dan menewaskan Muska. Pazu dan Sheeta terselamatkan dari reruntuhan dan terlindung berkat akar pohon raksasa dan kemudian bersatu kemabli dengan Dola dan bajak angkasanya dan meniggalkan Laputa. Saat mereka berpisah dari para bajak angkasa, Pazu membawa Sheeta ke Gondoa dan dia berjanji padanya untuk memulai hidup baru bersama. Akhir kredit menunjukkan sisa-sisa Laputa masih mengapung di orbit bersama dengan robot penjaga yang masih memelihara kebun. Ini semua karena kristal volucite yang tertancap di akar pohon inti.
Kata 'Laputa' diturunkan dari novel Jonathan Swift, Gulliver's Travels, di mana Laputa merupakan pulau terbang yang dikendalikan oleh penduduknya. Anthony Lioi merasa bahwa Laputa: Castle in the Sky karya Miyazaki mirip dengan Laputa di karangan Swift, di mana keunggulan teknologinya digunakan untuk tujuan politik.[3]
Laputa disebutkan oleh Kolonel Muska berdasarkan informasinya yang diperoleh dari legenda dan kisah dalam Alkitab dan kepercayaan Hindu, yang menunjukkan adanya keterkaitan antara dunia tempat Laputa dengan Bumi, begitupun dengan arstiktur benteng abad pertengahan, bangunan gaya Goth di desa di dekat benteng, aritektur kota tambang dengan gaya Wales, pakaian, dan kendaraan di tempat aslah Pazu yang ditampilkan dalam film. Film ini juga mengarah kepada kisah Ramayana dengan nama 'Sheeta' mungkin merujuk pada tokoh Sita di Ramayana.[4]
Beberapa arsitektur bangunan yang terlihat di dalam film terinspirasi dari kota tambang di Wales. Miyazaki awalnya mengunjungi Wales pada tahun 1984 dan melihat unjuk rasa pekerja tambang secara langsung. Ia lalu kembali ke sana pada tahun 1986 untuk mempersiapkan Laputa, yang menurutnya merefleksikan pengalamannya di Wales: "Aku berada di Wales beberapa saat setelah unjuk rasa para pekerja tambang itu. Aku sangat mengagumi usaha serikat pekerja mereka memperjuangkan pekerjaan dan masyarakat mereka hingga titik darah penghabisan dan aku ingin merefleksikan kekuatan mereka di dalam filmku."[5] Miyazaki menyampaikan kepada The Guardian, "Aku mengagumi orang-orang terebut, aku mengagumi cara mereka berusaha mempertahankan cara hidupnya, seperti yang dilakukan para pekerja tambang batubara di Jepang. Banyak orang dair generasiku melihat pekerja-pekerja tambang sebagai sebuah simbol anak manusia yang sekarat berjuang. Kini mereka telah tiada."[6]
Judul
Laputa tidak memiliki arti dalam Bahasa Jepang, nama "Laputa" berasal dari Gulliver's Travels karya Jonathan Swift. Sulih suara Inggris telah merilis Laputa dalam tiga judul berbeda dengan tiga distributor terpisah yang sebagian besar karena kemiripannya dengan dialek Spanyol "la puta" (lit. "pelacur") yang dianggap tidak sopan.
Pada tahun 2003, judul film ini diperpendek dari Laputa: Castle in the Sky menjadi Castle in the Sky di beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Meksiko dan Spanyol. Di Spanyol istananya dinamai Lapuntu. Perubahan ini dibawa ke sejumlah negara tak berbahasa Spanyol yang mencakup Inggris Raya dan Prancis di bawah label Buena Vista Home Entertainment Disney. Walaupun "Laputa" dihilangkan dari judulnya, kata itu muncul di cover belakang DVD-nya dan digunakan di seluruh film tanpa modifikasi.
Nama lengkap film ini kemudian dipulihkan di Inggris Raya pada Februari 2006 saat Optimum Asia (sebuah divisi Optimum Releasing yang berada di London) menerima hak distirbusi IR untuk koleksi Studio Ghibli.
Dengan tambahan, selama akhir 1980-an dan awal 1990-an, sulih suara asli Inggris (yang lebih tua, sulih suara non-Streamline atau pra sulih suara Disney) tayang di UK dengan judul alternatif Laputa: The Flying Island. Ia ditampilkan setidaknya dua kali di televisi Britania, tetapi beberapa adegannya dipotong.[7]
Distribusi dan tanggapan
Castle in the Sky menjadi hit populer di Jepang ketika dirilis pada tahun 1986. Pada penghujung 1980-an, sebuah versi bahasa Inggris dari Laputa secara singkat ditayangkan di Amerika Serikat oleh Streamline Pictures. Versi sulih suara tersebut diproduksi bukan oleh Streamline dan untuk ditayangkan di penerbangan-penerbangan internasional ke Jepang. Menurut Fred Patten dari Streamline, "Streamline Pictures mendistribusi teatrikal film Laputa sulih suara bahasa Inggris pada 24 Maret 1989 untuk tahun berikutnya, namun Streamline tidak pernah menyulihsuarakannya. Streamline mendapat lisensi Laputa dari Tokuma Shoten pada penghujung 1988 atau awal 1989, dan sebuah salinan dikirim dari Jepang yang telah disulihsuarakan ke bahasa Inggris untuk digunakan di penerbangan lintas Pasifik Japan Air Lines. "Kami betul-betul tidak tahu siapa yang menyulihsuarakannya."[7]
Setelah Princess Mononoke (1997) tidak begitu laris di Amerika Serikat dan Jepang, tanggal rilis Castle in the Sky mengalami penundaan. Castle in the Sky akhirnya dirilis pada versi DVD dan video di Amerika Serikat pada 16 Agustus 2005 bersamaan dengan Kiki's Delivery Service dan Spirited Away. Seperti Mononoke dan Kiki, opini kritikus berbeda-beda mengenai versi sulih suaranya, namun Cloris Leachman dan Mark Hamill yang menyuarakan Dola dan Muska menuai pujian.[8]
Castle in the Sky menerima nilai 94% "Fresh" di Rotten Tomatoes pada Desember 2008.[9] Pada sebuah survey penonton (dengan 80.402 partisipan) dari 100 film animasi terbaik sepanjang masa yang dilakukan oleh Badan Hubungan Kebudayaan Jepang tahun 2007, Castle in the Sky menduduki peringkat kedua sebagai film animasi dan peringkat ketiga di daftar animas.[10]
Penghargaan
Ofuji Noburo Award; Mainchi Film Award
Tempat pertama; Pia Ten (Best Film of the Year)
Tempat Pertama; Japan Movies; City Road
Tempat Pertama; Japanese Movies; Eiga Geijutsu (Movie Art)
Tempat Pertama; Japanese Films Best 10; Osaka Film Festival
Tempat ke-8; Japanese Films; Kinema Junpo Best 10
Tempat ke-2; Pilihan Pembaca; Kinema Junpo Best 10
Anime Terbaik; Anime Grand Prix ke-9
Rekomendasi Spesial; Komite Pusat untuk Keselamatan Anak-anak
Penghargaan Spesial (kepada Miyazaki dan Takahata); Kebangkitan Perfilman Jepang
"Carrying You" – 2:02 (Refrain: Paduan Suara Anak Suginami)
"Sheeta's Decision" – 2:05
"On the Tiger Moth" – 2:32
"An Omen to Ruin" – 2:18
"The Sea of Cloud Under the Moonlight" – 2:33
"Laputa: Castle in the Sky" – 4:36
"The Collapse of Laputa" – 2:00 (Chorus: Paduan Suara Anak Suginami)
"Carrying You" – 4:07 (dinyanyikan oleh Azumi Inoue)
Perbedaan antara versi-versinya
Walaupun kebanyakan alur dari naskahnya tetap utuh, versi sulih suara bahasa Inggris Laputa: Castle in the Sky dari Disney memiliki beberapa perbedaan.
Banyak dari suara-suara latar dan suara figuran ditambahkan (begitupun pada versi sulih suara Kiki's Delivery Service dari Disney), mengisi adegan-adegan sunyi dan meningkatkan efek menegangkan dari beberapa adegan.
Komponis Joe Hisaishi ditugaskan untuk menegerjakan ulang dan memanjangkan durasi originalnya (39 menit) menjadi 90 menit orkestra simfoni supaya film tersebut lebih diminati para pennton Amerika Serikat yang terbiasa menonton film yang diiringi musik yang cukup. Efek suara baru juga disertakan, kemungkinan agar film memenuhhi standar bioskop.
Pazu dan Sheeta, yang disuarakan oleh James Van Der Beek dan Anna Paquin, sengaja dibuat agar terdengar beberapa tahun lebih dewasa, sehingga menimbulkan kesan mereka berusia remaja pertengahan ketimbang anak-anak.
Beberapa modifikasi dilakukan terhadap dialog yang disampaikan ke/mengenai Sheeta oleh anak buah Dola, termasuk pernyataan cintah oleh salah seorang anak buah. Pada versi asli bahasa Jepangnya, dialog tersebut menampilkan Sheeta sebagai seorang yang berkemungkinan menjadi sosok ibu bagi para perompak tersebut, bukan seorang yang menjadi tujuan hubungan percintaan.
Walaupun seluruh perubahan tersebut disetujui oleh Studio Ghibli dan Miyazaki, terdapat beberapa kritikus yang meragukannya. Di sisi lain, Miyazaki sendiri dipercaya telah menyetujui pengerjaan ulang Hisaishi;[12] pujiannya dikutip oleh beberapa penilai.[13][14][15] Versi rilis ulangnya untuk DVD tahun 2010 menghapus sebagian besar dari perubahan tersebut. Susunan lagu yang baru telah dihapus dan diganti dengan lagu synthesizer aslinya dari Hisaishi. Efek suaranya dikembalikan ke versi original Jepangnya dan banyak dari dialog-dialog tambahan dihapus sehingga hasil sulih suaranya mendekati versi Jepangnya.
^Moure, Dani (April 4, 2006). "Laputa: Castle in the Sky". Mania Beyond Entertainment. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-11. Diakses tanggal 2008-12-30.