Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Copernicus Climate Change Service

Copernicus Climate Change Service (disingkat Copernicus C3S atau C3S saja, bahasa Indonesia: "Layanan Perubahan Iklim Copernicus"[1]) adalah salah satu dari enam prakarsa dalam Program Copernicus, program observasi bumi oleh Uni Eropa, yang bertujuan memberikan informasi untuk memonitor dan memprakirakan perubahan iklim, serta membantu adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pada khususnya, C3S berkontribusi untuk penyediaan informasi ECV (Essential Climate Variables),[nb 1] analisis dan reanalisis[nb 2] iklim, proyeksi, serta indikator yang relevan terhadap strategi adaptasi dan mitigasi tersebut.[4][5]

C3S dikoordinasi dan dikelola oleh Komisi Eropa, serta dipercayakan kepada ECMWF (European Organisation for the Exploitation of Meteorological Satellites, bahasa Indonesia: "Pusat Prakiraan Cuaca Jangkauan-Sedang Eropa").[6][4] Sumber lain menulis bahwa prakarsa ini diimplementasikan dalam kerja sama dengan negara-negara anggota Uni Eropa, Badan Antariksa Eropa, EUMETSAT (European Organisation for the Exploitation of Meteorological Satellites), ECMWF, badan-badan dalam Uni Eropa, dan Mercator Ocean.[4]

Data C3S bersifat terbuka dan bebas biaya. Pusat struktur data dari C3S disimpan dalam Climate Data Store, yang merepresentasikan poin-poin akses yang sudah dibakukan menuju kumpulan data C3S, baik data lama maupun data baru, serta tempat tersedianya data yang relevan dengan penggunaan terapannya. Selain itu, C3S juga melakukan fungsi-fungsi lain seperti menetapkan dan menerapkan prosedur pengendalian mutu dari data-datanya, pelatihan para pengguna dan perantara data, serta menjaga dukungan akan keberadaan data dan produk C3S.[7]

Salah satu hasil kerja utama dari C3S adalah penggantian ERA-Interim, hasil reanalisis atmosfer global yang dihimpun pada 1979-2019, dengan ERA5, hasil reanalisis dari versi terbaru IFS (Integrated Forecasting System) oleh ECWMF. Penggantian ini memberi efek positif, di antaranya: meningkatnya resolusi vertikal dan horizontal dari data, penggunaan data satelit yang lebih bermanfaat, serta adanya pengukuran dari ketidakpastian analisis.[8][9]

Catatan kaki

  1. ^ Essential Climate Variables (bahasa Indonesia: Peubah Iklim Esensial) adalah peubah biologis, kimiawi, atau fisik yang secara krusial berkontribusi terhadap pencirian iklim Bumi.[2]
  2. ^ Dalam konteks iklim, "reanalisis" adalah metode untuk mengembangkan rekaman perubahan iklim dan cuaca seiring waktu.[3]

Referensi

Daftar pustaka

"Advancing Reanalysis". Reanalyses.org. 18 Jun 2010. Diakses tanggal 5 Okt 2019. 

Alamsyah, Ichsan Emrald (3 Aug 2019). "Juli Diperkirakan Jadi Bulan Terpanas Sepanjang 2019". Republika Online. Diakses tanggal 5 Okt 2019. 

Buontempo, Carlo (2018). "Eurpoean Climate Services". Dalam Troccoli, Alberto. Weather & Climate Services for the energy Industry. London (GB): Palgrave Macmillan. hlm. 27–40. doi:10.1007/978-3-319-68418-5. ISBN 978-3-319-68418-5. Diakses tanggal 5 Okt 2019. 

Departemen Komunikasi, Aksi Iklim, dan Lingkungan Irlandia (2018). National Adaptation Framework: Planning for a Climate Resilient Ireland (PDF). Dublin (IE): Departemen Komunikasi, Aksi Iklim, dan Lingkungan Irlandia. Diakses tanggal 5 Okt 2019. 

"ERA-Interim". ECMWF. 23 Jan 2014. Diakses tanggal 5 Oct 2019. 

"Essential Climate Variables". World Meteorological Organization. 27 Jun 2017. Diakses tanggal 5 Okt 2019. 

Gunter, Schreier (2019). "Opportunities by the Copernicus Program for Archaeological Research and World Heritage Site Conservation". Dalam Hadjimitsis, Diofantos G.; Themistocleous, Kyriacos; Agapiou, Athos; Lysandrou, Vasiliki; Lasaponara, Rosa; Masini, Nicola; Schreier, Gunter. Remote Sensing for Archaeology and Cultural Landscapes: Best Practices and Perspectives Across Europe and the Middle East. Cham (CH): Springer International Publishing. hlm. 3–18. ISBN 978-3-030-10979-0. Diakses tanggal 5 Okt 2019. 

Thepaut, Jean-Noel; Dee, Dick; Engelen, Richard; Pinty, Bernard (2018). The Copernicus Programme and its Climate Change Service. IEEE. doi:10.1109/igarss.2018.8518067. ISBN 978-1-5386-7150-4. 

"Will Agricultural Technology Keep Food on Our Plates?". The Corner. 25 Mei 2019. Diakses tanggal 5 Okt 2019. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya