Tanggal (YYYY-MM-DD) |
Nama BUMN |
Hilangnya Status BUMN
|
Dasar Hukum |
Sebab |
Keterangan
|
1966-03-09
|
PN Pertambangan Minyak dan Gas Nasional (Permigan)
|
PP No. 9 Tahun 1966
|
Pembubaran Usaha
|
Dibubarkan selama transisi ke Orde Baru karena dicap organisasi bawahan Partai Komunis Indonesia.[27]
|
1966-09-01
|
Perusahaan Bangunan Negara Nabuka Karya
|
PP No. 16 Tahun 1966
|
Pembubaran Usaha
|
|
1968-07-05
|
PN Tambang Timah Belitung
|
PP No. 21 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PN Tambang Timah[k]. Selain 3 Perusahaan Negara tersebut, Badan Pimpinan Umum Perusahaan-Perusahaan Tambang Timah Negara dan Proyek Peleburan Timah Muntok juga turut dilebur.[28]
|
1968-07-05
|
PN Tambang Timah Bangka
|
PP No. 21 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
1968-07-05
|
PN Tambang Timah Singkep
|
PP No. 21 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
1968-07-05
|
PN Tambang Bauksit Indonesia
|
PP No. 22 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PN Aneka Tambang. Selain 3 Perusahaan Negara tersebut, Badan Pimpinan Umum Perusahaan-Perusahaan Tambang Umum Negara, PT Nikkel Indonesia, Proyek Intan Kalimantan Selatan, dan Proyek-Proyek eks-Badan Pelaksanaan/Pembinaan Proyek-Proyek Tambang (Bappetamb) juga turut dilebur.[29]
|
1968-07-05
|
PN Tambang Emas Cikotok
|
PP No. 22 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
1968-07-05
|
PN Logam Mulia
|
PP No. 22 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
1968-08-20
|
PN Pertambangan Minyak Indonesia
|
PP No. 27 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional[l][30]
|
1968-08-20
|
PN Pertambangan Minyak Nasional
|
PP No. 27 Tahun 1968
|
Peleburan BUMN
|
1969-01-23
|
PN Farmasi dan Alat Kesehatan Raja Farma
|
PP No. 3 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PN Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma[m]. Selain 4 Perusahaan Negara tersebut, Badan Pimpinan Umum Perusahaan-Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan juga turut dilebur.[31]
|
1969-01-23
|
PN Sari Husada
|
PP No. 3 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-01-23
|
PN Farmasi dan Alat Kesehatan Nakula Farma
|
PP No. 3 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-01-23
|
PN Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kina Farma
|
PP No. 3 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah I
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk Organisasi Pembinaan Pelabuhan.[32] Peleburan yang seharusnya selesai pada akhir tahun anggaran 1969-1970 ini, pada prosesnya, mengalami hambatan sehingga pada tahun 1970 diperpanjang hingga akhir tahun anggaran 1970-1971.[33]
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah II
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah III
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah IV
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah V
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah VI
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah VII
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah VIII
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1969-06-09
|
PN Pelabuhan Daerah IX
|
PP No. 18 Tahun 1969
|
Peleburan BUMN
|
1970-08-07
|
PN Karya Cotas
|
PP No. 31 Tahun 1970
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Karya Nusantara (Persero)[34]
|
1970-08-07
|
PN Permata Nusantara
|
PP No. 31 Tahun 1970
|
Peleburan BUMN
|
1970-10-13
|
PN Pembangunan Niaga
|
PP No. 47 Tahun 1970
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk satu perusahaan perseroan tanpa penjelasan mengenai nama BUMN yang terbentuk[35]
|
1970-10-13
|
PN Sapta Motor
|
PP No. 47 Tahun 1970
|
Peleburan BUMN
|
1971-01-12
|
PN BOMA
|
PP No. 2 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Boma Bisma Indra (Persero)[36]
|
1971-01-12
|
PN BISMA
|
PP No. 2 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
1971-01-12
|
PN INDRA
|
PP No. 2 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
1971-01-12
|
PN Sabang Merauke
|
PP No. 3 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Barata Indonesia (Persero)[37]
|
1971-01-12
|
PN Barata
|
PP No. 3 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
1971-01-12
|
PN Pelaksanaan Pembangunan Proyek-Proyek Industri Dasar
|
PP No. 3 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
1971-02-16
|
PN Zatas
|
PP No. 11 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Aneka Gas Industri (Persero)[38]
|
1971-02-16
|
PN Asam Arang
|
PP No. 11 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
1971-08-14
|
PN Kumala Karya
|
PP No. 48 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
|
1971-09-15
|
PN Percetakan Kebayoran
|
PP No. 60 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk Perum Percetakan Uang Republik Indonesia[39]
|
1971-09-15
|
PN Arta Yasa
|
PP No. 60 Tahun 1971
|
Peleburan BUMN
|
1971-12-31
|
Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara I
|
PP No. 75 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
PP Nomor 75 Tahun 1971 mengatur pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara[n] beserta 7 Perusahaan Negara yang berada di lingkungannya.[41] Merujuk pada dasar hukum pendiriannya, BPU tersebut tergolong BPU Tidak Berbadan Hukum sesuai Perpu No. 19 Tahun 1960[o], yang artinya BPU tersebut bukan Perusahaan Negara, namun perusahaan-perusahaan yang diawasinya tetap berstatus Perusahaan Negara.[40] Oleh sebab itu, pembubaran ketujuh Perusahaan Negara tersebut dapat dimasukkan ke dalam daftar ini.
|
1971-12-31
|
Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara II
|
PP No. 75 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
1971-12-31
|
Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara III
|
PP No. 75 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
1971-12-31
|
Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara IV
|
PP No. 75 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
1971-12-31
|
Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara V
|
PP No. 75 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
1971-12-31
|
Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara VI
|
PP No. 75 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
1971-12-31
|
Perusahaan Mekanisasi Pertanian Negara VII
|
PP No. 75 Tahun 1971
|
Pembubaran Usaha
|
1979-09-26
|
PN Perkapalan dan Dok Alirmenjaya
|
PP No. 28 Tahun 1979
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Galangan Kodja Indonesia (Persero)[p][43]
|
1981-02-10
|
Perusahaan Perikanan Negara Riau[q]
|
PP No. 3 Tahun 1981
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Karya Mina (Persero)[45]
|
1981-02-10
|
Perusahaan Perikanan Negara Jawa Timur[r]
|
PP No. 4 Tahun 1981
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Perikanan Samodra Besar (Persero)[47]
|
1981-02-10
|
Perusahaan Perikanan Negara Sulawesi Selatan/Tenggara[s]
|
PP No. 4 Tahun 1981
|
Penggabungan BUMN
|
1981-02-10
|
Perusahaan Perikanan Negara Kesatuan Jawa Tengah[t]
|
PP No. 5 Tahun 1981
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Tirta Raya Mina (Persero)[50]
|
1981-02-10
|
PN Hasil Laut
|
PP No. 5 Tahun 1981
|
Penggabungan BUMN
|
1981-04-01
|
PN Perkebunan XVI
|
PP No. 11 Tahun 1981
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Perkebunan XV (Persero). Seluruh hak, kewajiban, dan kekayaan perusahaan beralih ke PT Perkebunan XV (Persero), kecuali unit Pabrik Gula Cot Girek yang mana nantinya dikonversi menjadi lahan tanaman kelapa sawit dan dijadikan tambahan modal bagi PT Perkebunan IX (Persero).[51][52] Sejak terbitnya Peraturan Pemerintah penggabungan perusahaan, PT Perkebunan XV (Persero) kerap disebut sebagai PT Perkebunan XV-XVI (Persero) dalam produk hukum lain.[u]
|
1981-12-24
|
PN Buwana Karya
|
PP No. 52 Tahun 1981
|
Pembubaran Usaha
|
|
1983-04-13
|
PT Perkebunan XXX (Persero)
|
PP No. 6 Tahun 1983
|
Pembubaran Usaha
|
Seluruh kekayaan negara yang tertanam pada perusahaan digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Perkebunan XII (Persero), PT Perkebunan XIII (Persero), PT Perkebunan XIV (Persero), dan PT Perkebunan XXVII (Persero). Hal ini berakibat pada dibubarkannya perusahaan.[53]
|
1984-05-18
|
PT Semen Madura (Persero)
|
PP No. 13 Tahun 1984
|
Divestasi
|
|
1986-03-04
|
PT Jado Trading Corporation (Persero)[v]
|
PP No. 13 Tahun 1986
|
Divestasi
|
Divestasi dilakukan menggunakan mekanisme Employee Buyout (EBO)[54], di mana pengalihan kepemilikan terjadi melalui penjualan saham perusahaan kepada para karyawan perusahaan.[55]
|
1986-05-06
|
PT Bonded Warehouses Indonesia (Persero)
|
PP No. 23 Tahun 1986
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero)[56]
|
1986-05-06
|
PT Sasana Bhanda (Persero)
|
PP No. 23 Tahun 1986
|
Peleburan BUMN
|
1987-05-25
|
Perum Perkebunan Kapas Indonesia
|
PP No. 11 Tahun 1987
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Perkebunan XVIII (Persero), PT Perkebunan XXIII (Persero), PT Perkebunan XXVI (Persero), dan PT Perkebunan XXVII (Persero).[57]
|
1987-10-22
|
PT Dayaza (Persero)
|
PP No. 23 Tahun 1987
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Petrokimia Gresik (Persero)[58]
|
1988-06-29
|
PN Metrika
|
PP No. 8 Tahun 1988
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Krakatau Steel (Persero)[59]
|
1990-04-23
|
PT Karya Mina (Persero)
|
PP No. 11 Tahun 1990
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Tirta Raya Mina (Persero)[60]
|
1990-04-25
|
PT Leppin (Persero)
|
PP No. 12 Tahun 1990
|
Divestasi
|
Pemerintah menjual seluruh saham kepada pihak swasta nasional dikarenakan model usaha yang ditawarkan BUMN dinilai telah dapat dilakukan oleh pihak swasta nasional[61]
|
1990-07-17
|
PT Pusat Perkayuan Marunda (Persero)
|
PP No. 31 Tahun 1990
|
Pembubaran Usaha
|
Seluruh aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), kecuali bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki kehendak lain atas bagian likuidasi yang menjadi haknya[62]
|
1990-07-24
|
Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro
|
PP No. 36 Tahun 1990
|
Divestasi
|
Pemerintah menjual seluruh kekayaan negara yang tertanam dalam modal perusahaan kepada Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro dikarenakan model usaha yang ditawarkan BUMN dinilai telah dapat dilakukan oleh usaha koperasi[63]
|
1990-08-15
|
PT Industri Marmer Indonesia Tulungagung (Persero)
|
PP No. 38 Tahun 1990
|
Divestasi
|
Pemerintah menjual seluruh saham kepada pihak swasta nasional dikarenakan model usaha yang ditawarkan BUMN dinilai telah dapat dilakukan oleh pihak swasta nasional[64]
|
1990-10-30
|
Perum Tambang Batubara
|
PP No. 56 Tahun 1990
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa setelah pembubaran kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)[w][65]
|
1990-12-13
|
PT Dok dan Perkapalan Tanjung Priok (Persero)
|
PP No. 59 Tahun 1990
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Galangan Kodja Indonesia (Persero) dan PT Galangan Kodja Indonesia (Persero) kemudian berubah nama menjadi PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero).[66]
|
1990-12-13
|
PT Pelita Bahari (Persero)
|
PP No. 59 Tahun 1990
|
Penggabungan BUMN
|
1991-05-13
|
PT Kertas Kraf Cilacap (Persero)
|
PP No. 28 Tahun 1991
|
Pembubaran Usaha
|
Sebagian aset hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Blabak (Persero)[x][67]
|
1991-08-01
|
PT Gita Karya (Persero)
|
PP No. 47 Tahun 1991
|
Pembubaran Usaha
|
Aset hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi Perum Percetakan Uang Republik Indonesia dan PT Pradnya Paramita (Persero)[68]
|
1992-03-16
|
PT Dok dan Galangan Kapal Nusantara (Persero)
|
PP No. 13 Tahun 1992
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero).[69]
|
1993-01-08
|
PT Perkebunan XIV (Persero)
|
PP No. 1 Tahun 1993
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)[70]
|
1993-11-30
|
PT Perkebunan XVII (Persero)
|
PP No. 53 Tahun 1993
|
Pembubaran Usaha
|
Sebagian aset hasil likuidasi, yaitu Pabrik Karung Delanggu, kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Perkebunan XV-XVI (Persero)[71]
|
1994-12-06
|
PT Pengelola Kawasan Berikat Indonesia (Persero)
|
PP No. 38 Tahun 1994
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero)[72]
|
1995-04-27
|
PT Kertas Gowa (Persero)
|
PP No. 11 Tahun 1995
|
Pembubaran Usaha
|
Seluruh aset sisa likuidasi menjadi milik negara dan, pada tahun 2000, sebagian aset tersebut digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Wijaya Karya (Persero)[73]
|
1995-06-05
|
PT Semen Padang (Persero)
|
Surat Menteri Keuangan No. S-326/MK.016/1995
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk.[y] Merupakan pelopor holding BUMN di Indonesia.[74][75]
|
1995-06-05
|
PT Semen Tonasa (Persero)
|
Surat Menteri Keuangan No. S-326/MK.016/1995
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1996-??-??
|
PT Aneka Gas Industri (Persero)
|
[butuh rujukan]
|
Divestasi
|
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan II (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara II (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan IX (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan III (Persero)
|
PP No. 8 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan IV (Persero)
|
PP No. 8 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan V (Persero)
|
PP No. 8 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan VI (Persero)
|
PP No. 9 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan VII (Persero)
|
PP No. 9 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan VIII (Persero)
|
PP No. 9 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan X (Persero)
|
PP No. 12 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXXI (Persero)
|
PP No. 12 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XI (Persero)
|
PP No. 13 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XII (Persero)
|
PP No. 13 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XIII (Persero)
|
PP No. 13 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XV-XVI (Persero)
|
PP No. 14 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XVIII (Persero)
|
PP No. 14 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XIX (Persero)
|
PP No. 15 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara X (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXI-XXII (Persero)
|
PP No. 15 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXVII (Persero)
|
PP No. 15 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XX (Persero)
|
PP No. 16 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXIV-XXV (Persero)
|
PP No. 16 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXIII (Persero)
|
PP No. 17 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXVI (Persero)
|
PP No. 17 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXIX (Persero)
|
PP No. 17 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXVIII (Persero)
|
PP No. 19 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
Dilebur untuk membentuk PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero)
|
1996-02-14
|
PT Perkebunan XXXII (Persero)
|
PP No. 19 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-02-14
|
PT Bina Mulya Ternak (Persero)
|
PP No. 19 Tahun 1996
|
Peleburan BUMN
|
1996-10-17
|
PT Industri Mesin Perkakas Indonesia (Persero)
|
PP No. 64 Tahun 1996
|
Pembubaran Usaha
|
Seluruh aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Krakatau Steel (Persero)[76]
|
1997-08-07
|
PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)
|
PP No. 28 Tahun 1997
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Pupuk Sriwijaya (Persero)[z]
|
1997-08-07
|
PT Petrokimia Gresik (Persero)
|
PP No. 28 Tahun 1997
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1997-08-07
|
PT Pupuk Kujang (Persero)
|
PP No. 28 Tahun 1997
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1997-08-07
|
PT Pupuk Iskandar Muda (Persero)
|
PP No. 28 Tahun 1997
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-02-13
|
Perum Perikanan Maluku
|
PP No. 21 Tahun 1998
|
Pembubaran Usaha
|
Kekayaan, hak, kewajiban, serta karyawan perusahaan kemudian dialihkan kepada PT Usaha Mina (Persero) dan PT Usaha Mina (Persero) berubah nama menjadi PT Perikanan Nusantara (Persero)[78]
|
1998-02-13
|
PT Perikani (Persero)
|
PP No. 21 Tahun 1998
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Usaha Mina (Persero) dan PT Usaha Mina (Persero) kemudian berubah nama menjadi PT Perikanan Nusantara (Persero)[78]
|
1998-02-13
|
PT Tirta Raya Mina (Persero)
|
PP No. 21 Tahun 1998
|
Penggabungan BUMN
|
1998-02-13
|
PT Perikanan Samodra Besar (Persero)
|
PP No. 21 Tahun 1998
|
Penggabungan BUMN
|
1998-02-13
|
PT Karya Nusantara (Persero)
|
PP No. 23 Tahun 1998
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Cipta Niaga (Persero)[79]
|
1998-02-25
|
PT Kerta Niaga (Persero)
|
PP No. 28 Tahun 1998
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Dharma Niaga (Persero)[80]
|
1998-02-28
|
PT Mesin Gaya Electro dan Trading (Persero)[aa]
|
PP No. 34 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Pupuk Sriwijaya (Persero)[z][81]
|
1998-03-05
|
PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (Persero)[ab]
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan BUMN baru di bidang industri, PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero)[82]
|
1998-03-05
|
PT PAL Indonesia (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT Pindad (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT Dahana (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT Krakatau Steel (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT Barata Indonesia (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT Boma Bisma Indra (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT Industri Kereta Api (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-03-05
|
PT LEN Industri (Persero)
|
PP No. 35 Tahun 1998
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
1998-10-01
|
PT Bank Bumi Daya (Persero)
|
PP No. 75 Tahun 1998
|
De jure pengambilalihan oleh BUMN, de facto peleburan BUMN
|
Menjadi anak perusahaan BUMN baru di bidang perbankan, PT Bank Mandiri (Persero), untuk kemudian dilebur.[83] Sebelumnya, pada 8 April 1998, terbit aturan perundang-undangan lain, yaitu PP Nomor 48 Tahun 1998, yang mengatur secara terpisah peleburan PT Bank Bumi Daya (Persero) dan PT Bank Dagang Negara (Persero) menjadi sebuah perusahaan perseroan di bidang perbankan. Peraturan pemerintah tersebut belum terlaksana ketika terbitnya PP Nomor 75 Tahun 1998, ditandai dengan bagaimana PP Nomor 75 Tahun 1998 masih menyebut PT Bank Bumi Daya (Persero) dan PT Bank Dagang Negara (Persero) dalam penentuan BUMN yang akan dileburkan, bukan menyebut nama BUMN baru hasil peleburan kedua BUMN. Meski demikian, PP Nomor 48 Tahun 1998 secara otomatis batal dikarenakan kedua entitas yang hendak dileburkan telah melebur menjadi institusi lain sebelum peleburan dapat terlaksana, sekalipun PP Nomor 75 Tahun 1998 tidak menyatakan bahwa PP tersebut dicabut.[84]
|
1998-10-01
|
PT Bank Dagang Negara (Persero)
|
PP No. 75 Tahun 1998
|
De jure pengambilalihan oleh BUMN, de facto peleburan BUMN
|
1998-10-01
|
PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero)
|
PP No. 75 Tahun 1998
|
De jure pengambilalihan oleh BUMN, de facto peleburan BUMN
|
1998-10-01
|
PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero)
|
PP No. 75 Tahun 1998
|
De jure pengambilalihan oleh BUMN, de facto peleburan BUMN
|
1999-10-13
|
PT Perusahaan Hotel dan Tourist Nasional (Persero)[ac]
|
PP No. 89 Tahun 1999
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Hotel Indonesia Internasional (Persero) dan PT Hotel Indonesia Internasional (Persero) kemudian berubah nama menjadi PT Hotel Indonesia Natour (Persero).[85]
|
1999-10-13
|
PT Industri Sandang I (Persero)
|
PP No. 90 Tahun 1999
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Industri Sandang II (Persero) dan PT Industri Sandang II (Persero) kemudian berubah nama menjadi PT Industri Sandang Nusantara (Persero).[86]
|
2001-05-18
|
PT Perhotelan dan Perkantoran Indonesia (Persero)
|
PP No. 22 Tahun 2001
|
Pembubaran Usaha
|
Aset sisa hasil likuidasi kemudian digunakan sebagai tambahan modal bagi PT Hotel Indonesia Natour (Persero)[87]
|
2001-05-18
|
PN Lokananta
|
PP No. 24 Tahun 2001
|
De jure pembubaran usaha, de facto pengambilalihan oleh BUMN
|
Semula, pada 1993, pemerintah berencana mengubah bentuk usaha PN Lokananta dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).[88] Namun, proses perubahan bentuk usaha menemui kendala dikarenakan terus menurunnya kinerja PN Lokananta dan ketidakmemadaian modal kerja perusahaan. Oleh sebab itu, pemerintah memutuskan mencabut aturan perubahan bentuk usaha tersebut, membubarkan PN Lokananta, dan menggunakan aset sisa likuidasi perusahaan sebagai tambahan penyertaan modal kepada Perum Percetakan Negara Republik Indonesia.[89] Lokananta kemudian dijadikan sebuah cabang Perum.
|
2002-05-16
|
PT Indosat (Persero) Tbk
|
PP No. 30 Tahun 2002
|
Divestasi
|
Divestasi dilakukan melalui dua tahap. Pertama, pada Mei 2022, divestasi dilakukan atas 8,1% saham negara, sementara tahap kedua berupa pembelian 41,95% saham oleh Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia [en]) pada 15 Desember 2022.[90][91]
|
2002-09-23
|
PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero)
|
PP No. 52 Tahun 2002
|
Pembubaran Usaha
|
Pembubaran dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan split-off atas 10 anak perusahaan PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero), yang menyebabkan kesepuluh anak perusahaan tersebut kembali memperoleh status BUMN Persero.[ad] Sepuluh anak perusahaan yang kembali memperoleh status BUMN ini adalah PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT Krakatau Steel (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Industri Kereta Api (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), serta PT Len Industri (Persero).[92]
|
2003-03-31
|
PT Pantja Niaga (Persero)
|
PP No. 22 Tahun 2003
|
Penggabungan BUMN
|
Awalnya, pada 1998, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah untuk mengalihkan seluruh saham negara pada PT Pantja Niaga (Persero) kepada PT Dharma Niaga (Persero) guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.[93] Namun, pelaksanaan hal tersebut terkendala dikarenakan kedua perusahaan mengalami penurunan kinerja. Oleh sebab itu, pada 2003, diputuskan untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah baru untuk mencabut Peraturan Pemerintah sebelumnya serta menggabungkan kedua perusahaan ke dalam PT Cipta Niaga (Persero). PT Cipta Niaga (Persero) kemudian berubah nama menjadi PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero).[94]
|
2003-03-31
|
PT Dharma Niaga (Persero)
|
PP No. 22 Tahun 2003
|
Penggabungan BUMN
|
2004-10-11
|
PT Penerbit dan Toko Buku Pradnya Paramita (Persero)
|
PP No. 34 Tahun 2004
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka (Persero)[95]
|
2005-03-18
|
Perjan Radio Republik Indonesia
|
UU No. 32 Tahun 2002 PP No. 11 Tahun 2005 PP No. 12 Tahun 2005
|
Menjadi LPP
|
UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran[96] serta PP Nomor 11 Tahun 2005[97] menetapkan Perjan Radio Republik Indonesia dan PT Televisi Republik Indonesia (Persero) sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Sebagai tindak lanjut atas hal ini, PP Nomor 12 Tahun 2005 diterbitkan sebagai dasar pelepasan status BUMN RRI, sementara PP Nomor 13 Tahun 2005 diterbitkan sebagai dasar pelepasan status BUMN TVRI.
|
2005-03-18
|
PT Televisi Republik Indonesia (Persero)
|
UU No. 32 Tahun 2002 PP No. 11 Tahun 2005 PP No. 13 Tahun 2005
|
Menjadi LPP
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Fatmawati Jakarta
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
PP Nomor 23 Tahun 2015 menginstruksikan agar BUMN berbentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) beralih status menjadi Badan Layanan Umum (BLU).[98] Hal ini menyebabkan 13 BUMN rumah sakit berbentuk Perjan harus menyelesaikan proses perubahan tersebut paling lambat pada 31 Desember 2005.[99]
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Harapan Kita Jakarta
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Sanglah Denpasar
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2005-06-13
|
Perjan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
|
PP No. 23 Tahun 2005
|
Menjadi BLU
|
2008-11-04
|
PT Industri Soda Indonesia (Persero)
|
PP No. 70 Tahun 2008
|
Pembubaran Usaha
|
Semula, pemerintah mencoba menggabungkan perusahaan ke dalam PT Garam.[100] Namun, proses ini gagal sehingga dipilih alternatif pembubaran usaha.[101] Proses pembubaran dimulai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) perusahaan pada tanggal 9 Oktober 2007 yang menyepakati proses pembubaran dan likuidasi perusahaan.[102][103]
|
2009-09-01
|
PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)
|
UU No. 2 Tahun 2009 Keputusan Menteri Keuangan No. 336/KMK.06/2009
|
Menjadi LPEI
|
Pasal 48 UU Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia menetapkan bahwa terhitung 9 bulan sejak UU disahkan, LPEI mulai beroperasi dan PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi. Seluruh aktiva, pasiva, serta hak dan kewajiban hukum perusahaan dialihkan ke LPEI.[104] Tanggal mulai operasional LPEI pun ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
|
2011-03-04
|
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (Persero)
|
PP No. 20 Tahun 2011
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
|
2011-11-25
|
PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero)[ae]
|
UU No. 24 Tahun 2011
|
Menjadi BPJS
|
Pasal 60 dan pasal 62 UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menetapkan bahwa pada tanggal 1 Januari 2014, layanan PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) dialihkan menjadi BPJS Kesehatan dan PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan melalui mekanisme pembubaran tanpa likuidasi. Seluruh aset, liabilitas, hak dan kewajiban hukum, serta pegawai dari kedua perusahaan dialihkan ke masing-masing BPJS.[105]
|
2011-11-25
|
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero)[af]
|
UU No. 24 Tahun 2011
|
Menjadi BPJS
|
2013-05-08
|
PT Kertas Padalarang (Persero)
|
PP No. 34 Tahun 2013 PP No. 35 Tahun 2013 PP No. 36 Tahun 2013
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan Perum Percetakan Uang Republik Indonesia melalui pengeluaran saham baru sebagai konversi atas dana talangan yang sebelumnya diberikan Perum kepada PT Kertas Blabak (Persero). Hal ini menyebabkan kepemilikan saham negara terdilusi, dari yang semula sebesar 40,77%[ag] menjadi sebesar 7,75%.[106] Sisa 7,75% saham tersebut, di saat yang sama, dijual oleh pemerintah, sehingga sejak itu pemerintah tidak lagi memiliki kepemilikan atas PT Kertas Blabak.[107] Hal ini sekaligus membatalkan kebijakan yang sebelumnya pemerintah ambil pada tahun 2000 namun gagal terlaksana, yaitu PP Nomor 11 Tahun 2000, di mana pemerintah kala itu bermaksud mendorong pengambilalihan PT Kertas Blabak (Persero) oleh PT Kertas Leces (Persero).[108]
|
2013-05-08
|
PT Primissima (Persero)
|
PP No. 37 Tahun 2013
|
Divestasi
|
Pemerintah bermaksud menjual keseluruhan saham negara pada PT Primissima (Persero) kepada Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Meski demikian, walau peraturan pemerintah penjualan saham telah terbit, hingga kini belum tercapai kesepakatan penjualan antara Pemerintah Indonesia dengan GKBI.[109][110]
|
2013-06-05
|
PT Pengerukan Indonesia (Persero)
|
PP No. 44 Tahun 2013 PP No. 71 Tahun 2013
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Mnjadi anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
|
2013-12-24
|
PT Sarana Karya (Persero)
|
PP No. 91 Tahun 2013
|
De jure divestasi,[ah] de facto pengambilalihan oleh BUMN
|
Pihak yang melakukan pembelian atas seluruh saham negara tersebut adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.[111] Pada tahun selanjutnya, 2014, PT Wijaya Karya (Persero) mengubah nama PT Sarana Karya menjadi PT Wijaya Karya Bitumen.[112]
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara I (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara II (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara V (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara VI (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara X (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero)
|
PP No. 72 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Eksploitasi dan Industri Hutan I (Persero)[ai]
|
PP No. 73 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan Perum Kehutanan Negara
|
2014-09-17
|
PT Eksploitasi dan Industri Hutan II (Persero)[aj]
|
PP No. 73 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Eksploitasi dan Industri Hutan III (Persero)[ak]
|
PP No. 73 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Eksploitasi dan Industri Hutan IV (Persero)[al]
|
PP No. 73 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2014-09-17
|
PT Eksploitasi dan Industri Hutan V (Persero)[am]
|
PP No. 73 Tahun 2014
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2015-10-07
|
PT Reasuransi Umum Indonesia (Persero)
|
PP No. 77 Tahun 2015
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero)
|
2017-11-13
|
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
|
PP No. 47 Tahun 2017
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
|
2017-11-13
|
PT Timah (Persero) Tbk
|
PP No. 47 Tahun 2017
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2017-11-13
|
PT Bukit Asam (Persero) Tbk
|
PP No. 47 Tahun 2017
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2018-02-28
|
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk[an]
|
PP No. 6 Tahun 2018
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Pertamina (Persero)
|
2019-10-17
|
PT Kimia Farma (Persero) Tbk
|
PP No. 76 Tahun 2019
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Bio Farma (Persero)
|
2019-10-17
|
PT Indonesia Farma (Persero) Tbk
|
PP No. 76 Tahun 2019
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2020-03-17
|
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
|
PP No. 20 Tahun 2020
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)
|
2020-03-17
|
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
|
PP No. 20 Tahun 2020
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2020-03-17
|
PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Persero)
|
PP No. 20 Tahun 2020
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2020-03-17
|
PT Jaminan Kredit Indonesia (Persero)
|
PP No. 20 Tahun 2020
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-05-04
|
PT Energy Management Indonesia (Persero)
|
PP No. 65 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
|
2021-05-05
|
PT Superintending Company of Indonesia (Persero)[ao]
|
PP No. 66 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
|
2021-05-05
|
PT Surveyor Indonesia (Persero)
|
PP No. 66 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-07-02
|
PT Pegadaian (Persero)
|
PP No. 73 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
|
2021-07-02
|
PT Permodalan Nasional Madani (Persero)
|
PP No. 73 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-09-15
|
PT Bhanda Ghara Reksa (Persero)
|
PP No. 97 Tahun 2021
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), yang kemudian mengubah salah satu anak perusahaannya menjadi PT BGR Logistik Indonesia dalam rangka meneruskan operasi.
|
2021-09-15
|
PT Pertani (Persero)
|
PP No. 98 Tahun 2021
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Sang Hyang Seri (Persero)
|
2021-09-15
|
PT Perikanan Nusantara (Persero)
|
PP No. 99 Tahun 2021
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Perikanan Indonesia (Persero)
|
2021-10-01
|
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
|
PP No. 101 Tahun 2021
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) kemudian melakukan pengubahan nama menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor S-756/MBU/10/2021.[113]
|
2021-10-01
|
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
|
PP No. 101 Tahun 2021
|
Penggabungan BUMN
|
2021-10-01
|
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
|
PP No. 101 Tahun 2021
|
Penggabungan BUMN
|
2021-10-06
|
PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
|
PP No. 104 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
|
2021-10-06
|
PT Sarinah (Persero)
|
PP No. 104 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-10-06
|
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero)
|
PP No. 104 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-10-06
|
PT Angkasa Pura I (Persero)
|
PP No. 104 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-10-06
|
PT Angkasa Pura II (Persero)
|
PP No. 104 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-12-27
|
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
|
PP No. 118 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
|
2021-12-27
|
PT Sang Hyang Seri (Persero)
|
PP No. 118 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-12-27
|
PT Perikanan Indonesia (Persero)
|
PP No. 118 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-12-27
|
PT Berdikari (Persero)
|
PP No. 118 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2021-12-27
|
PT Garam (Persero)
|
PP No. 118 Tahun 2021
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-12
|
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
|
PP No. 5 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Len Industri (Persero)
|
2022-01-12
|
PT PAL Indonesia (Persero)
|
PP No. 5 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-12
|
PT Pindad (Persero)
|
PP No. 5 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-12
|
PT Dahana (Persero)
|
PP No. 5 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Nindya Karya (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Danareksa (Persero)
|
2022-01-24
|
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Kawasan Industri Medan (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Kawasan Industri Makassar (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-01-24
|
PT Surabaya Industrial Estate Rungkut
|
PP No. 7 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
2022-02-22
|
PT Industri Nuklir Indonesia (Persero)
|
PP No. 10 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Bio Farma (Persero)
|
2022-09-21
|
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
|
PP No. 33 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
|
2022-12-08
|
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
|
PP No. 45 Tahun 2022 PP No. 46 Tahun 2022
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Mineral Industri Indonesia (Persero). Melalui PP Nomor 45 Tahun 2022 dan PP Nomor 66 Tahun 2022, MIND ID yang semula merupakan jenama dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dipisahkan dari Inalum melalui pembentukan perusahaan BUMN baru, PT Mineral Industri Indonesia (Persero), dengan mekanisme split-off, yang diikuti oleh akuisisi Inalum oleh perusahaan baru tersebut. Dengan pemisahan ini, Inalum kini berfokus pada operasional, produksi, dan pengembangan aluminium; sementara PT Mining Industry Indonesia berfokus pada pelaksanaan fungsi Strategic Holding Company.[114][115] Proses split-off dan penamaan BUMN baru ini difinalisasi melalui Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 21 Maret 2023.[116]
|
2023-01-18
|
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)
|
PP No. 3 Tahun 2023
|
Pengambilalihan oleh BUMN
|
Menjadi anak perusahaan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
|
2023-02-20
|
PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
|
PP No. 8 Tahun 2023
|
Pembubaran Usaha
|
Dikarenakan dinyatakan pailit oleh putusan Pengadilan Niaga Surabaya Nomor 5/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2022/PN Niaga Sby. jo. Nomor 4/Pdt.Sus-PKPU/2018/PN Niaga Sby. pada 2 Juni 2022[117]
|
2023-02-20
|
PT Kertas Leces (Persero)
|
PP No. 9 Tahun 2023
|
Pembubaran Usaha
|
Dikarenakan dinyatakan pailit oleh putusan Pengadilan Niaga Surabaya Nomor 1/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2018/PN Niaga Sby. jo. Nomor 5/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN Niaga Sby. pada 25 September 2018[118]
|
2023-03-17
|
PT Istaka Karya (Persero)
|
PP No. 13 Tahun 2023
|
Pembubaran Usaha
|
Dikarenakan dinyatakan pailit oleh putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 26/Pdt. Pembatalan Perdamaian/2022/PN.Niaga.Jkt.Pst. pada 12 Juli 2022[119]
|
2023-03-17
|
PT Industri Sandang Nusantara (Persero)
|
PP No. 14 Tahun 2023
|
Pembubaran Usaha
|
Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sebagaimana tertuang dalam surat bernomor S-90/MBU/02/2022 tanggal 2 Februari 2022, sebelumnya telah menetapkan bahwa pembubaran perusahaan berlaku efektif terhitung sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) pembubaran perusahaan. PP tersebut kemudian terbit pada 2023 dan mengamanatkan agar penyelesaian pembubaran dan likuidasi diselesaikan paling lambat 6 tahun setelah PP diundangkan.[120] Perusahaan, sejak 2018, hanya bergantung pada jasa maklon produksi kain dan tidak mampu menutupi biaya operasioanl perusahaan.[121]
|
2023-04-03
|
PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
|
PP No. 17 Tahun 2023
|
Pembubaran Usaha
|
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) perusahaan tanggal 11 Maret 2022 sebelumnya telah menyepakati bahwa pembubaran perusahaan berlaku efektif terhitung sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) pembubaran perusahaan. PP tersebut kemudian terbit pada 2023 dan mengamanatkan agar penyelesaian pembubaran dan likuidasi diselesaikan paling lambat 5 tahun setelah PP diundangkan.[122] Perusahaan sendiri sejatinya telah berhenti beroperasi sejak 2008.[121]
|
2023-04-03
|
PT Industri Gelas (Persero)
|
PP No. 18 Tahun 2023
|
Pembubaran Usaha
|
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang mana dituangkan melalui Surat Menteri BUMN dan Surat Direksi pada bulan Maret 2022,[ap] sebelumnya telah menetapkan bahwa pembubaran perusahaan berlaku efektif terhitung sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) pembubaran perusahaan. PP tersebut kemudian terbit pada 2023 dan mengamanatkan agar penyelesaian pembubaran dan likuidasi diselesaikan paling lambat 5 tahun setelah PP diundangkan.[123] Perusahaan sendiri sejatinya telah berhenti beroperasi sejak 2015.[121]
|
2023-06-06
|
Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta
|
PP No. 30 Tahun 2023
|
Penggabungan BUMN
|
Digabungkan ke dalam Perum DAMRI.
|
2024-10-17
|
PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero)
|
PP No. 43 Tahun 2024
|
Pembubaran Usaha
|
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 11 Oktober 2023 sebelumnya telah menetapkan bahwa pembubaran perusahaan berlaku efektif terhitung sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) pembubaran perusahaan. PP tersebut kemudian terbit pada Oktober 2024 dan mengamanatkan agar penyelesaian pembubaran dan likuidasi diselesaikan paling lambat 5 tahun setelah PP diundangkan. Keputusan pembubaran usaha diambil karena perusahaan terus merugi, jumlah karyawan tersisa yang hanya 7 orang, dan tidak memiliki fokus usaha yang jelas.[124][125]
|