Elprisdat M. Zen (lahir 13 September 1965) adalah seorang profesional dan tokoh wartawan Indonesia.[1] Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) periode 2011 – 2016, yang mengawasi bidang program dan berita serta bidang keuangan. Sebelumnya, Elprisdat pernah berkarier di televisi swasta nasional ANTV.[2]
Selesai mengemban tugas di TVRI, ia dipercaya menjabat direksi PFN, sebuah BUMN yang bergerak di bidang produksi film. Sebelum ia bergabung sebagai Direktur Business Development, perusahaan plat merah itu sudah merugi lebih dari 18 tahun dan lebih dari dua dasawarsa tidak lagi memproduksi film, karena selama ini terbiasa memproduksi film atas pesanan negara. Ketika industri film menjadi fully commercial, PFN tidak bisa bersaing. Dan negara tidak memberi uang.
Enam bulan pertama setelah bergabung di PFN pada 2016, PFN masih merugi. Namun tahun berikutnya, hingga tiga tahun berturut-turut berkat kolaborasi yang baik dengan direksi yang lain, PFN berhasil membukukan laba selama 3 tahun berturut-turut, 2017 - 2019.
Selain itu, kekosongan produksi film selama 20 tahun yang tidak dilakukan PFN sudah pula dipecahkan pada tahun 2019, dengan releasenya film "Kuambil Lagi Hatiku". Film yang merupakan kerjasama dengan PT. Taman Wisata Candi, BUMN yang mengelola Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko ini adalah film besutan PFN setelah absen 20 tahun dari produksi film.
Dari segi jumlah penonton, film ini tidaklah termasuk sukses, karena hanya memperoleh 25 ribuan penonton, namun secara komersial film ini sukses karena berhasil memperoleh dukungan sponsor dari kalangan BUMN, hingga lebih dari 10 Milyar rupiah, suatu capaian yang boleh dibilang besar untuk dukungan pada film Indonesia pada masa itu.
Elprisdat mengakhiri karirnya di PFN pada tahun 2020. Kini ia tengah menjalani tugas baru sebagai Direktur Business & Development PT. BIBU (Bandara Internasional Bali Utara). Ini adalah salah satu rintisan pembangunan, pengembangan bandar udara di Indonesia oleh perusahaan swasta nasional.
Meneruskan pengalaman selama hampir 20 tahun sebagai wartawan, kini Elprisdat dapat dilihat di channel youtubenya Elpris M. Zen. Channel ini menyapa penonton dengan suguhan baru minimal satu kali dalam sepekan membahas berbagai topik yang dipandang bermanfaat bagi publik dan khalayak luas. Tidak melulu soal-soal yang hangat, tapi juga soal-soal penting yang bisa saja tidak urgent untuk ditonton. Namun dengan youtube, orang tak lagi perlu mengikuti schedule siaran, karena ia bisa diakses kapan saja, selama ada jaringan internet.
Riwayat
Pendidikan
Elprisdat yang lahir dan besar di ranah Minang, tepatnya di Bukittinggi ini menamatkan pendidikan tingginya di Universitas Andalas, Padang dengan meraih gelar S-1 pada jurusan Sosiologi. Selanjutnya ia menambah pendidikannya dengan mengambil jurusan hukum di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM (STIH IBLAM), Jakarta.
Pendidikan setara S2, ia jalani di Universitas Trisakti dan Universitas Krisnadwipayana. Keduanya di Jabotabek.
Karier
Sebelum dipercaya sebagai Ketua Dewan Pengawas TVRI, Elprisdat telah menempuh berbagai perjalanan karier, baik sebagai seorang wartawan maupun sebagai profesional dan wirausahawan.
Sebagai seorang wartawan, Elprisdat pernah menjadi koresponden Majalah Tempo di Padang, Produser Eksekutif di Departemen Pemberitaan ANTV, Kepala Departemen Pemberitaan PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), Kepala Departemen Talkshow PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), serta host program di beberapa radio dan televisi.
Sedangkan sebagai profesional dan wirausahawan, ia pernah menjabat sebagai Komisaris Utama EE Communications, sebuah perusahaan public relations dan juga pernah menjabat Direktur Langgeng Consulting, perusahaan yang bergerak dalam pengembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Organisasi
Disamping merupakan salah seorang pendiri APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia), Elprisdat juga tercatat sebagai anggota KAHMI (Keluarga Besar Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) dan pendiri National Press Club of Indonesia (NPCI).
Referensi
Pranala luar