Pesawat yang digunakan dalam Penerbangan 4U9525 adalah pesawat jenis Airbus A320-211, dengan nomor registrasi D-AIPX. , Pesawat pertama kali terbang pada 29 November1990 dan diserahkan kepada pemilik pertama, Lufthansa, pada 6 Februari1991. Sempat digunakan Germanwings pada tahun 2003-2004, D-AIPX kembali dioperasikan Lufthansa hingga 2014. Sejak 31 Januari2014, pesawat tersebut dialihkan kepada Germanwings. Pesawat ini menggunakan dua mesin jenis CFM56-5A1 buatan CFM International, dengan konfigurasi tempat duduk tiga kelas, terdiri dari 12 kursi kelas bisnis, 54 kursi kelas ekonomi premium, dan 90 kursi kelas ekonomi.[7][8][9][10]
Pada saat kecelakaan, pesawat Airbus A320 tersebut berusia 24 tahun dan telah mengumpulkan sekitar 58.300 jam terbang dalam 46.700 penerbangan. Design Service Goal (DSG) dari pesawat tersebut dibatasi pada angka 60.000 jam terbang atau 48.000 penerbangan. Pada tahun 2012, Extended Service Goal (ESG1) untuk pesawat D-AIPX diterima, memperpanjang waktu pengoperasian pesawat hingga mencapai 120.000 jam terbang atau 60.000 penerbangan, di mana sejumlah paket perbaikan dan inspeksi diwajibkan untuk dilaksanakan sebelum batas DSG tercapai.
Otoritas penerbangan sipil Prancis DGAC menyatakan pesawat ini berada dalam situasi darurat setelah mendadak turun dan kehilangan kontak radio.[12][13] Pesawat tersebut mencapai ketinggian jelajah 380 (kurang lebih 38.000 ft [12.000 m]) tiga menit sebelum pesawat turun tanpa kendali. Pesawat ini jatuh di antara Barcelonnette dan Prads-Haute-Bléone, Alpes-de-Haute-Provence, di komune Meolans-Revel.[14][butuh klarifikasi] Kontak radar hilang pukul 10:53 saat pesawat sedang berada di ketinggian 6.000 ft (1.800 m).[15]
Kepolisian dan Sécurité Civile mengirimkan helikopter untuk mencari bangkai pesawat.[16][17] Pesawat tersebut dilaporkan mengalami disintegrasi, dengan potongan terbesar seukuran mobil.[18] Menurut Perdana Menteri Prancis Manuel Valls, sebuah helikopter yang mendarat dekat lokasi kecelakaan mengonfirmasi bahwa tidak ada korban selamat.[19]
Awalnya dilaporkan bahwa sebagian besar penumpang adalah warga negara Jerman, tetapi pemerintah Spanyol kemudian melaporkan bahwa terdapat 45 warga Spanyol dan beberapa warga Turki di pesawat.[37][38] Germanwings menyatakan bahwa kemungkinan terdapat 67 warga Jerman di dalam pesawat,[3] termasuk 16 siswa dan dua guru dari Joseph-König-Gymnasium(de), Haltern, yang hendak pulang setelah melakukan pertukaran pelajar dengan Giola Institute di Llinars del Vallès.[39]
Laporan awal menyatakan terdapat 146 penumpang di dalam pesawat ini, namun laporan selanjutnya menunjukkan bahwa jumlah penumpang dipastikan mencapai 144 orang dan 6 awak kabin, termasuk warga negara Turki, Belgia, Jerman, Belanda, dan Spanyol.[20] Seorang perwakilan Germanwings mengumumkan bahwa kapten pesawat memiliki pengalaman terbang selama 10 tahun (6000 jam terbang)[40] dengan Germanwings dan Lufthansa.[38]
Tanggapan
Presiden Prancis François Hollande mengeluarkan pernyataan resmi: "Keadaan mengenai kecelakaan yang belum diklarifikasi ini membuat kami menduga-duga bahwa tidak ada korban yang selamat."[41] Ia menyebut peristiwa ini sebuah tragedi dan meminta solidaritas; ia juga telah menghubungi Kanselir JermanAngela Merkel.[5] Perdana Menteri Prancis Manuel Valls mengatakan bahwa ia telah mengutus Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve ke tempat kejadian dan mendirikan pusat krisis kementerian untuk mengatur operasi tanggap kecelakaan.[5]
Raja Felipe VI dari Spanyol, yang saat itu sedang terbang ke Paris dalam kunjungan kenegaraan ke Prancis, mengumumkan bahwa ia akan memperpendek masa kunjungannya dan pulang ke Spanyol. "Setelah berbincang-bincang dengan Presiden Hollande dan Mariano Rajoy, kami memutuskan untuk mempersingkat kunjungan kenegaraan kami ke Prancis dan melanjutkannya lagi pada masa depan," katanya.[20]
Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan bahwa ia akan terbang ke lokasi kecelakaan pada hari Rabu. Ia mengatakan bahwa insiden ini membawa Jerman, Prancis, dan Spanyol ke masa-masa "berduka yang mendalam".[42]
Kepala Eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr, akan mengunjungi lokasi kecelakaan dan menyebut hari kecelakaan ini sebagai "hari kelam bagi Lufthansa".[14]
Otoritas Penerbangan Sipil Prancis telah menetapkan zona larangan terbang sementara di kawasan sekitar lokasi kecelakaan.[43][44]
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, membenarkan bahwa salah satu kotak hitam pesawat sudah ditemukan oleh tim penyelamat.[46][47]
Dugaan kesengajaan kopilot
Pada 26 Maret 2015, pihak Kejaksaan Marseille, Brice Robin, menyatakan bahwa kopilot Penerbangan 4U9525, Andreas Lubitz, sengaja menabrakkan pesawat ke Pegunungan Alpen. Dari hasil pemeriksaan cockpit voice recorder (CVR), diketahui bahwa 20 menit pertama penerbangan berjalan dengan baik dan kedua pilot terdengar berkomunikasi dengan normal. Kemudian, kapten pilot meminta kopilot mengambil alih kendali sebelum keluar meninggalkan kokpit. Saat kapten pilot akan kembali masuk ke dalam kokpit, pintu telah terkunci. Kopilot kemudian tidak memberi respons apapun, baik kepada kapten pilot yang meminta diberikan akses masuk ke dalam kokpit, maupun kepada permintaan panggilan darurat dari menara pengawas Marseille. Pesawat tersebut kemudian menabrak Pegunungan Alpen.[48]
Pada hari yang sama, para penyidik dari pihak kepolisian Jerman menemukan sejumlah barang bukti baik di apartemen milik Andreas Lubitz di Düsseldorf maupun di kediaman orang tuanya di sebelah utara Frankfurt, termasuk di antaranya secarik surat izin sakit yang menyebutkan Lubitz diberikan izin sakit pada tanggal 24 Maret 2015, tanggal terjadinya kecelakaan penerbangan 4U9525. Meskipun demikian, Lubitz tidak pernah menyerakan surat tersebut kepada pihak maskapai.[5]
Tahun 2009, Lubitz pernah berhenti sementara dari pelatihan pilotnya akibat mengalami depresi. Setelah menjalani perawatan, ia kembali melanjutkan (dan kemudian menyelesaikan) pelatihan pilotnya. Pada Februari 2015, ia mendatangi Düsseldorf University Clinic untuk menjalani sebuah perawatan, tetapi catatan medis yang diberikan pihak klinik menyatakan Lubitz datang bukan untuk perawatan depresi. Terakhir kali Lubitz mendatangi klinik tersebut pada tanggal 10 Maret 2015, 14 hari sebelum jatuhnya penerbangan 4U9525.[5]
^"Germanwings flight 4U9525 crashes in French Alps with 150 on board - live updates". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-05. Diakses tanggal 2015-03-24. 'The aircraft did not itself make a distress call but it was the combination of the loss of radio contact and the aircraft’s descent which led the controller to implement the distress phase,' a spokesman for the DGAC authority said.
^"Airbus crash latest coverage". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-24. Diakses tanggal 2015-03-24. Contrary to previous reports, the crew did not send a distress signal, according to AFP. Civil aviation authorities told the agency: 'The crew did not send a Mayday. It was air traffic control that decided to declare the plane was in distress because there was no contact with the crew of the plane.'
^Redactie (24 March 2015). "Belg onder doden vliegtuigcrash". AD (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal 24 March 2015.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Gudmund de Stordeur (24 March 2015). "Dansker blandt de omkomne i flystyrt" [Dane died in plane crash]. nyhederne.tv2.dk (dalam bahasa Dansk). TV 2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal 24 March 2015.