Hak istirahat dan bersantai
Hak istirahat dan bersantai adalah hak ekonomi, sosial, dan budaya seseorang untuk beristirahat dari pekerjaannya dan tanggung jawab sosial lainnya. Hak ini terkait dengan hak untuk bekerja dan pergerakan yang menuntut adanya pembatasan jam kerja. Saat ini, hak istirahat dan bersantai diakui oleh Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, dan Konvensi Hak-Hak Anak, serta instrumen-instrumen hak asasi manusia regional lainnya seperti Piagam Afrika tentang Hak dan Kesejahteraan Anak. SejarahPergerakan yang menuntut hak istirahat dan bersantai dapat ditilik kembali ke abad ke-19 dan gerakan delapan jam per hari. Sebagai contoh, pada 1856, tukang batu yang bekerja di Universitas Melbourne di Australia meletakkan alat-alat mereka untuk menuntut pengurangan jam kerja. Kemudian, mereka mendapat jaminan jam kerja maksimal 8 jam per hari, dan ini menjadi contoh pertama perlindungan hukum dari pekerjaan yang berlebihan.[1] Instrumen HAMHak istirahat dan bersantai terkandung dalam Pasal 24 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia:[2]
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya mengakui hak istirahat dan bersantai dalam Bab III, Pasal 7:[3]
Pasal 31 Konvensi Hak-Hak Anak juga mengakui hak ini:[4]
Hak istirahat dan bersantai dianggap sebagai hak ekonomi, sosial, dan budaya, dan bukan hak sipil dan politik. Referensi
|