Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Pemberian infliximab dilakukan melalui rute injeksi intravena atau subkutan.[2] Tersedia dalam serbuk terliofilisasi untuk rekonstitusi, dosis 100mg/vial untuk injeksi atau infus setelah direkonstitusi dan 120mg/mL dalam pena suntik dosis tunggal untuk injeksi subkutan.[2]
Farmakologi
Pengobatan imunoterapi menggunakan infliximab dimaksudkan untuk merangsang daya tahan tubuh dan mengobati penyakit.[2] Infliximab dihasilkan dari pemurnian, turunan DNArekombinan antibodi monoklonal chimeric yang terdiri dari komponen imunoglobulin G1 (IgG1) manusia digabungkan dengan sisi pengikat antigen pada daerah variabel tikus murine dan menghambat faktor nekrosis tumor-alfa (dalam bahasa inggris: tumor necrosis factor-alpha atau TNF-α).[2][3][4] TNF-α adalah suatu protein yang ada pada reaksi akut dan peradangan sistemik. Makrofag, limfosit CD4+, sel pembunuh alami (dalam bahasa Inggris: natural killer cell atau NK cell), sel mast, eosinofil dan neuron menghasilkan TNF-α.[2] Dengan menghambat TNF-α, reaksi radang akan dihambat dan memperbaiki kondisi pada penyakit psoriasis dan radang usus karena banyak ditemukan pada lesi kulit serta plasma.[2][3]
Infliximab memiliki affinitas tinggi dan spesifik terhadap TNF-α dengan cara memblokir pengikatannya pada dua reseptor transmembran spesifik; tipe I p55 kD dan tipe II p75 kD reseptor TNF.[4] Infliximab tidak menghambat sitokin lain yang terkait seperti TNF-β.[4]
Penggunaan medis
Penyakit radang usus
Penyakit radang usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif adalah radang kronik pada usus besar dan usus halus. Perubahan fungsi imun akibat kerentanan genetik dan faktor lingkungan termasuk infeksi bakteri, membantu perkembangan radang pada mukosa saluran pencernaan.[5] Sitokin proinflamasi, terutama TNF, diproduksi terutama oleh sel imun yang teraktivasi di mukosa yang meradang selama proses penyakit ini.[5] Sitokin proinflamasi tersebut selanjutnya mengaktifkan sel imun, sebagai umpan balik, untuk menghasilkan molekul toksik termasuk produk super oksigen, kemokin, proteinase dan sitokin yang menyebabkan kerusakan jaringan dan berkembangnya radang.[5]
Kondisi yang diperantai sistem imun
Rheumatoid arthritis (RA), spondilitis ankilosa dan psoriasis arthritis mengalami mekanisme peradangan yang disebabkan oleh sitokin, terkhusus TNF.[6] Pengendalian peradangan dan penekanan sitokin secara cepat penting dalam pengobatan penyakit ini.[6]