Drs. Irzen Hawer (lahir di Padangpanjang, Sumatera Barat, tahun 1960) adalah seorang novelis dan cerpenis Indonesia, yang saat ini bekerja sebagai guru di sebuah sekolah menengah di Batipuh, Tanah Datar, Sumatera Barat.[1] Berkarya dari kota kelahirannya, Irzen merampungkan lima judul novel yang ketebalannya mencapai 300-an halaman dalam waktu tiga tahun (2009–2011). Novel pertamanya, Cinta di Kota Serambi diterbitkan pada tahun 2010. Kemudian diikuti dengan beberapa novel berikutnya, Prosa Cinta di Kota Serambi (Juli 2011), Gerhana di Kota Serambi (November 2011), Gadis Berbudi (2012) serta sebuah novel religi.
Kehidupan
Setelah menamatkan pendidikan menengah di SMA jurusan IPA, ia melanjutkan pendidikan tingginya di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP Padang. Semasa kuliah ia aktif berkesenian pada Sanggar Prakarsa FPBS di perguruan tinggi tersebut. Ia juga aktif menulis cerpen. Dalam perlombaan menulis cerpen yang diadakan oleh Rumah Puisi Taufiq Ismail pada tahun 2010, salah satu cerpennya Lenggang keluar sebagai juara pertama pada iven yang bertajuk Lomba Penulisan Cerpen se-Sumatera Barat tersebut. Cerpen itu kemudian diterbitkan dalam antologi cerpenis Sumatera Barat dengan judul Potongan Tangan di Kursi Tuhan pada tahun 2011.
Hasrat Irzen untuk menulis novel berawal ketika ia mengikuti pelatihan dalam acara Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS) di Rumah Puisi Taufiq Ismail pada akhir tahun 2008, yang juga dihadiri oleh Ahmad Tohari, seorang sastrawan yang menulis Ronggeng Dukuh Paruk. Dalam acara tersebut, Irzen berkesempatan melakukan diskusi-diskusi singkat dengan salah satu sastrawan terkenal itu. Kemudian hari, Irzen Hawer merasa tertarik untuk menulis novel dan tak lama kemudian, pada tahun 2009, ia telah merampungkan novel Cinta di Kota Serambi dan diterbitkan pada awal tahun 2010. Novel tersebut mendapatkan sambutan luas dari masyarakat, sehingga dalam sekejap namanya dikenal banyak orang. Alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Padang tahun 1985 ini cukup produktif, sehingga hanya dalam tempo tiga tahun ia telah meluncurkan lima buah novel sejak tahun 2009.
Setelah novelnya terbit, satu persatu penulis-penulis lainnya bermunculan di Kota Padangpanjang, salah seorangnya Muhammad Subhan yang menerbitkan novel Rinai Kabut Singgalang.[2] Warga Padangpanjang lainnya secara tidak terduga diam-diam menulis novel pula. Di antaranya Berlian Persada, adik kandung Irzen Hawer. Novelnya berjudul Lafaz Cinta dari Surga diturunkan secara bersambung disalah satu media lokal di Sumatera Barat. Novel Berlian ini dalam waktu dekat juga akan diterbitkan. Tak hanya Berlian Persada, seorang siswi MAN/MAPK Padangpanjang bernama Mardhiyan Novita M.Z, merampungkan pula sebuah novel berjudul Penyair Merah Putih, yang terbit di Jakarta pada tahun 2011.Tahun 2015 yang lalu salah satu cerpennya berjudul Ampek Sen pernah di filemkan yang disutradarai oleh Mevi Rosdian budayawan muda Sumatera Barat yang soundtracknya diambil dari lagu ciptaan Muhammad Jujur.
Karya
- Cinta di Kota Serambi (2010)
- Prosa Cinta di Kota Serambi (Juli 2011)
- Gerhana di Kota Serambi (November 2011)
- Gadis Berbudi (2012)
Referensi
Pranala luar