Pada 1960-an, Timerman sudah luas dikenal sebagai seorang wartawan yang populer, dan sebelum dasawarsa itu berakhir, ia telah mampu menerbitkan dua majalah berita mingguan. Belakangan, dari 1971 hingga 1977, Timerman menyunting dan menerbitkan harian La Opinion yang berhaluan kiri. Di bawah kepemimpinannya, koran ini menerbitkan berita dan kritik terhadap pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah Argentina pada saat-saat yang paling gelap dari 'Perang yang Kotor". Pada 15 April1977, Timerman ditahan oleh militer. Setelah itu ia banyak mengalami siksaan dengan setruman listrik, dipukuli, dan ditempatkan dalam ruangan soliter. Pengalaman-pengalamannya ini dicatatnya dalam bukunya yang terbit pada 1981, Prisoner Without a Name, Cell Without a Number (Penjara yang Tak Bernama, dan Sel yang Tak Bernomor).
Hidup di Israel
Setelah dibebaskan dari penjara pada September 1979, Timerman pindah ke Tel Aviv, Israel. Setahun setelah menerbitkan bukunya Prisoner Without a Name, Cell Without a Number, ia menerbitkan The Longest War (Perang yang Paling Lama). Buku ini merupakan tanggapan terinci dan pribadi terhadap bulan-bulan pertama setelah invasi Israel ke Lebanon pada 1982.
Kembali
Setelah diterbitkannya bukunya The Longest War, Timerman pindah ke Madrid dan kemudian ke New York. Akhirnya pada 1984, ia kembali ke Buenos Aires. Tiga tahun kemudian, pada 1987, Timerman menerbitkan bukunya Chile: Death in the South (Chili: Maut di Selatan), sebuah telaah kritis tentang kehidupan pada masa Pinochet.
Penghargaan
Pada 1980, Timerman dianugerahi penghargaan Pena Emas Kemerdekaan [1]Diarsipkan 2012-02-04 di Wayback Machine. oleh Perhimpunan Suratkabar se-Dunia untuk keberaniannya dalam membela hak-hak untuk mengekspresikan diri dan kemerdekaan pers.
Keluarga
Anak laki-lakinya, Héctor Timerman, juga seorang pengarang dan wartawan, dan kini melayani sebagai konsul Argentina di New York Amerika Serikat.