Jagdtiger memiliki bobot 71 ton, menjadikannya sebagai salah satu kendaraan tempur lapis baja (AFV) terberat yang digunakan secara operasional oleh negara peserta Perang Dunia II. Jagdtiger juga menjadi salah satu kendaraan tempur terberat (dari jenis apapun) yang berhasil mencapai produksi massal selama perang.
Jagdtiger menggunakan meriam anti-tank 128 mm Pak 44 L/55, yang mampu mengungguli dan mengalahkan sebagian besar tank dan AFV milik pasukan Sekutu di medan perang.
Jagdtiger digunakan dalam jumlah kecil mulai akhir 1944 hingga akhir perang, baik di FrontBarat maupun Timur. Meski ada 150 unit yang dipesan, hanya ada sekitar 80 unit yang berhasil diproduksi. Karena bobot yang sangat berat dan sistem transmisi yang kurang bertenaga, Jagdtiger sering mengalami kendala mobilitas dan mekanis saat digunakan. Saat ini, tersisa tiga Jagdtiger yang ditempatkan di beberapa museum yang berbeda di seluruh dunia.
Pengembangan
Dengan keberhasilan kendaraan seperti StuG III, Marder I, Marder II, dan Marder III sebagai penghancur tank, para pimpinan militer Jerman Nazi memutuskan untuk menggunakan sasis AFV lain yang nantinya akan menjadi dasar platform dari senjata swa-gerak. Kendaraan baru ini dimaksudkan untuk berfungsi sebagai senjata serbu atau penghancur tank.
Penghancur tank Jerman pada Perang Dunia II menggunakan struktur kasemat tetap alih-alih menggunakan menara (turret) untuk secara signifikan mengurangi biaya, berat, dan bahan baku yang diperlukan untuk memasang senjata kaliber besar.
Pada awal 1942, sebuah permintaan dibuat oleh Staf Umum Angkatan Darat untuk menempatkan meriam swa-gerak kaliber 128 mm pada sasis kendaraan lapis baja. Tes penembakan meriam 128 mm menunjukkan bahwa meriam ini memiliki daya penetrasi yang tinggi; meriam dengan kaliber yang lebih kecil, seperti meriam 88 mm (yang umum ditempatkan kendaraan militer Jerman kala itu) dan kaliber 105 mm juga ikut diujicoba.[3]
Pada awal 1943, keputusan dibuat untuk memasang meriam 128 mm tadi pada sasis tank Panther atau Tiger I sebagai meriam serbu kelas berat. Sasis Panther dianggap tidak cocok setelah desain maket kayunya dibuat. Pada 20 Oktober 1943, maket kayu lain dibuat dengan berdasar pada sasis Tiger II, dan kemudian dipresentasikan kepada Hitler di Prusia Timur. Dua purwarupa kemudian diproduksi:
Versi pertama yang menggunakan sistem suspensi Porsche delapan roda (nomor Seri 305001),
Versi lainnya yang menggunakan sistem suspensi sembilan roda jalan tumpang tindih buatan Henschel (nomor Seri 305002),[4] seperti yang digunakan pada Tiger II produksi utama yang juga dibuat oleh Henschel.
Keduanya selesai dibuat pada Februari 1944. Purwarupa ini awalnya dinamai sebagai Jagdpanzer VI, namun kemudian berganti nama menjadi Jagdtiger[5] dan mendapatkan nomor seri 186 dalam seri Sd.Kfz. (sonderkraftfahrzeug).
Desain
Jagdtiger adalah hasil kelanjutan dari pendesainan seri jagdpanzer, seperti Jagdpanzer IV atau Jagdpanther dengan struktur kompartemen kasemat tetap. Jagdtiger menggunakan suprastruktur berbentuk kotak, dengan sisi-sisinya menyatu dengan sisi lambung, di atas sasis Tiger II yang sedikit diperpanjang.
Tidak seperti Jagdpanther, desain kasemat Jagdtiger tidak memperpanjang pelat glacis-nya ke atas dan menyambung dengan atap kasemat - Jagdtiger menggunakan lapisan baja depan terpisah untuk membentuk struktur kasemat di atas atap lambung, yang menjadi tempat meriam anti-tank. Hasilnya, Jagdtiger memiliki memiliki lapisan baja yang sangat tebal sekaligus sangat berat. Lapisan bajanya mencapai ketebalan 250 mm (9,8 in) di bagian depan kasemat dan setebal 150 mm (5,9 in) pada bagian glacis depan. Dudukan meriam utama memiliki jangkauan hanya sebesar 10 derajat; seluruh tank harus berputar/berbelok untuk membidik/menembak di luar jangkauan itu.
Jagdtiger mengalami berbagai kendala mekanis, teknis dan mobilitas karena bobotnya yang sangat berat dan mesinnya yang kurang bertenaga. Karena hal itu, ada lebih banyak jumlah Jagdtiger yang ditinggalkan karena masalah mekanis atau kekurangan bahan bakar daripada jumlah Jagdtiger yang kalah karena serangan dari musuh.[6]
Produksi
Awalnya, ada 150 unit Jagdtiger yang dipesan untuk diproduksi,[7] tetapi hanya antara 70 [8] sampai 85 unit yang diproduksi di Nibelungenwerk di St. Valentin. Produksi berlangsung dari Juli 1944-Mei 1945. Sebelas di antaranya (nomor seri 305001, dan 305003-305012) diproduksi dengan sistem suspensi Porsche (delapan poros roda jalan); selebihnya menggunakan sistem suspensi Henschel (9 poros roda jalan tumpang tindih).
Bagian-bagian yang penting seperti bak, suprastruktur dan roda penggerak dipasok oleh pabrik Eisenwerke Oberdonau.[9] Rincian dan lokasi produksi diketahui oleh pasukan Sekutu dari kelompok perlawanan pendeta Heinrich Maier yang kemudian dieksekusi.[10][11][12] Para tahanan dari kamp konsentrasi St. Valentin digunakan oleh Jerman untuk membantu membuat tank ini.[13]
Total angka produksi bisa bervariasi tergantung pada sumber dan faktor lain seperti jika purwarupa disertakan dan jumlah tank yang dibuat setelah hari VE (Victory in Europe) disertakan: kira-kira 48 unit dari Juli 1944-akhir Desember 1944; 36 unit dari Januari-April 1945, nomor seri 305001-305088.
Riwayat produksi berdasarkan nomor seri[butuh rujukan]
Tanggal
Jumlah
diproduksi
Nomor seri
Februari 1944
2
305001–305002
Juli 1944
3
305003–305005
Agustus 1944
3
305006–305008
September 1944
8
305009–305016
Oktober 1944
9
305017–305025
November 1944
6
305026–305031
Desember 1944
20
305032–305051
Januari 1945
10
305052–305061
Februari 1945
13
305062–305074
Maret 1945
3
305075–305077
April 1945
7
305078–305084
Mei 1945
4
305085–305088
Setelah nomor seri 305011 (September 1944), lapisan Zimmerit tidak lagi diterapkan saat produksi di pabrik.
Tank yang tersisa
Tiga Jagdtiger yang tersisa masing-masing berada di museum di AS, Inggris, dan Rusia:
Jagdtiger nomor seri 305004: berada di Museum Tank Bovington, Inggris. Jagdtiger ini merupakan salah satu dari 11 varian yang menggunakan sistem suspensi Porsche, dan ditangkap oleh pasukan Inggris pada April 1945 di dekat Sennelager, Jerman. Di tempat inilah Jagdtiger ini melakukan ujicoba lapisan baja.[14] Salah satu pasangan roda ketiga (dari sistem bogie berpasangan) di sisi kiri hilang. Lapisan Zimmerit diaplikasikan pada ketinggian sekitar 2 meter pada superstruktur tank. Simbol Balkenkreuz Jerman dicat di bagian tengah sisi kasemat. Jagdtiger ini merupakan versi awal yang menggunakan sproket penggerak 18 gigi (versi selanjutnya menggunakan sproket penggerak 9 gigi).
Jagdtiger nomor seri 305020: berada di Museum Armor & Kavaleri Nasional di Fort Benning, Georgia. Jagdtiger ini diproduksi pada Oktober 1944 dan dimasukkan ke dalam kompi ke-3 schwerePanzerjäger Abteilungen (batalyon anti-tank) ke-653, dengan nomor kendaraan 331. Jagdtiger ini ditangkap oleh pasukan Amerika di dekat Neustadt an der Weinstraße, Jerman pada Maret 1945. Kerusakan lapisan baja terlihat pada mantel senjata, glacis depan, dan lapisan baja lambung bagian bawah. Jagdtiger ini menggunakan versi sproket penggerak 9 gigi [15], yang digunakan pada sistem roda rantai 'contact shoe' dan 'connector link'-sistem roda rantai yang sama juga diterapkan pada tank Tiger II.
Jagdtiger nomor seri 305083: berada di Museum Tank Kubinka, Rusia. Jagdtiger ini dilengkapi dengan sistem penggerak standar buatan Henschel. Jagdtiger ini ditangkap oleh Tentara Merah ketika Kampfgruppe (grup pertempuran) dari schwere Panzerjäger Abteilungen ke-653 yang dilengkapi dengan empat Jagdtiger menyerah kepada Tentara Merah di Amstetten, Austria pada tanggal 5 Mei 1945. Jagdtiger ini tidak dilapisi dengan Zimmerit, dan ditangkap oleh Soviet dengan struktur pelindung tambahan samping (sideskirt) yang masih lengkap. Jagdtiger ini menggunakan versi sproket penggerak 9 gigi. 12 kait logam di kedua sisi kasemat dibuat untuk membawa enam pasang trek rantai cadangan (namun, semua trek rantai cadangan di kedua sisi tidak pada saat ditangkap oleh Tentara Merah). Semua alat untuk perbaikan Jagdtiger ini juga hilang. Jagdtiger ini merupakan versi yang menggunakan senjata anti-pesawat MG 42 dek mesin bagian belakang. Saat ditangkap, hanya tersisa dudukannya saja (foto terbaru menunjukkan bahwa dudukan senapan mesin khusus ini telah dilepas).[15]
Varian
Selain 11 kendaraan versi awal yang menggunakan sistem suspensi Porsche, satu-satunya varian yang dikembangkan dari Jagdtiger adalah Sd.Kfz. 185.
8,8 cm PaK 43 Jagdtiger - Perbedaan varian ini dengan varian sebelumnya adalah meriam utama yang digunakan adalah 8,8 cm PaK 43, bukan 12,8 cm PaK 44. Jerman mengembangkan varian ini karena kekurangan pasokan meriam 128 mm. Varian inilah yang dinamai dengan Sd.Kfz. 185. Varian ini tidak masuk produksi massal.[16]
Devey, Andrew (1999). Jagdtiger : the most powerful armoured fighting vehicle of World War II. 2. Operational history. Atglen, PA: Schiffer Pub. ISBN978-0-7643-0751-5.