James II dan VII (14 Oktober 1633 – 16 September 1701) adalah Raja Inggris, Skotlandia, dan Irlandia dari 6 Februari 1685 hingga deposisinya pada Revolusi Agung pada tahun 1688. Di Inggris dan Irlandia, ia dikenal sebagai James II, sementara di Skotlandia, ia dikenal sebagai James VII. James adalah raja Katolik terakhir yang memerintah Inggris, Skotlandia, dan Irlandia, yang membawa ketegangan agama besar selama masa pemerintahannya.
Sebagai seorang Stuart, James dikenal karena usahanya untuk memulihkan supremasi Katolik di sebuah kerajaan yang semakin didominasi oleh Protestan. Kebijakannya memicu keresahan luas, yang berpuncak pada deposisi dan pengasingannya dalam peristiwa yang dikenal sebagai Revolusi Agung. Penggantinya, William III dan Mary II, mengambil alih tahta, menandai titik balik penting dalam sejarah monarki Inggris.
Kehidupan Awal dan Latar Belakang
James lahir pada 14 Oktober 1633 di Istana St. James, London, sebagai putra kedua Charles I dan Henrietta Maria dari Prancis. Sebagai anggota keluarga kerajaan, ia memperoleh pendidikan yang mencerminkan kedudukannya. Ia dibesarkan sebagai seorang Anglikan, sesuai dengan tradisi Gereja Inggris pada saat itu. Namun, pengaruh ibunya yang Katolik dan pengalamannya selama pengasingan memengaruhi kepercayaannya.
Setelah eksekusi ayahnya pada 1649 selama Perang Saudara Inggris, James melarikan diri ke Eropa bersama keluarganya. Di pengasingan, ia menjalani kehidupan seorang bangsawan yang berpindah-pindah antara Prancis dan Belanda.
Karier Militer
James menunjukkan minat besar dalam militer. Selama Perang Saudara Inggris, ia berperang untuk ayahnya. Setelah pengasingan, ia bertugas dalam angkatan bersenjata Prancis dan Spanyol, mengasah keterampilan militernya yang akan berperan penting dalam masa depan pemerintahannya.
Pada awal 1660-an, James secara diam-diam masuk Katolik, sebuah keputusan yang akhirnya diketahui publik pada 1669. Konversinya menimbulkan kontroversi besar di kalangan ProtestanInggris, yang melihat Katolik sebagai ancaman bagi keamanan nasional dan kebebasan politik.
Naik Tahta
James naik tahta pada 6 Februari 1685 setelah kematian kakaknya, Charles II. Penobatannya ditandai dengan optimisme awal, karena ia berjanji mempertahankan kebijakan toleransi. Namun, tindakannya segera menunjukkan ambisi untuk memulihkan supremasi Katolik.
Pemberontakan Monmouth
Tak lama setelah naik tahta, James menghadapi pemberontakan Monmouth yang dipimpin oleh keponakannya, James Scott, Adipati Monmouth. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan dalam Pertempuran Sedgemoor, tetapi tindakan represif James dalam menghukum para pemberontak meningkatkan ketidakpuasan publik.
Kebijakan dan Pemerintahan
James berusaha memperluas kebebasan beragama bagi umat Katolik dan Dissenters Protestan melalui Deklarasi Indulgensi (1687). Namun, tindakan ini dianggap sebagai upaya untuk memaksakan Katolikisme dan mengabaikan hukum parlemen. Ketegangan meningkat ketika James menunjuk pejabat Katolik ke posisi kunci di pemerintahan dan militer.
Revolusi Agung
Pada 1688, lahirnya putra James, James Francis Edward Stuart, menimbulkan kekhawatiran akan dinasti Katolik permanen. Sejumlah bangsawan Protestan mengundang William dari Orange, menantu James, untuk merebut tahta. William mendarat di Inggris pada November 1688, yang menyebabkan desertir besar-besaran di pihak James.
James akhirnya melarikan diri ke Prancis pada Desember 1688, menandai akhir pemerintahannya. Revolusi ini disebut sebagai Revolusi Agung karena menggulingkan James tanpa pertumpahan darah besar dan menegaskan prinsip monarki konstitusional di Inggris.
Kehidupan di Pengasingan
James tinggal di Prancis di bawah perlindungan Louis XIV hingga akhir hidupnya. Ia mencoba beberapa kali merebut kembali tahtanya, termasuk melalui pertempuran di Irlandia (Pertempuran Boyne, 1690) dan dukungan Jacobite di Skotlandia, tetapi semua upaya tersebut gagal.
Glassey, Lionel, ed. The Reigns of Charles II and James VII and II (1997)
Goodlad, Graham. " Before the Glorious Revolution: The Making of Absolute Monarchy?," History Review. Issue: 58; 2007. pp 10+. Examines the Controversies Surrounding the Development of Royal Power under Charles II and James II. in Questia
Hallam, Henry, The Constitutional History of England from the Accession of Henry VII to the Death of George II, W. Clowes & Sons, London, 1855.
Harris, Tim, Revolution: The Great Crisis of the British Monarchy, 1685–1720, Penguin Books, Ltd., 2006. ISBN 0-7139-9759-1.
Miller, John. James II (3rd ed. 2000) excerpt and text search, Miller sees James as more interested in his own survival and tolerance for Catholics and suggests he did not have a grand plan to Catholicize England
Miller, John. The Stuarts (2004), 320pp; standard scholarly survei
Pincus, Steve. 1688: The First Modern Revolution (2009) excerpt and text search, influential new interpretation
Prall, Stuart, The Bloodless Revolution: England, 1688, Anchor Books, Garden City, New York 1972.
Royle, Trevor, The British Civil Wars: The Wars of the Three Kingdoms, 1638–1660, Little, Brown, 2004. ISBN 0-312-29293-7.
Sowerby, Scott, "Of Different Complexions: Religious Diversity and National Identity in James II's Toleration Campaign," English Historical Review, vol. 124 (2009), pp. 29–52.
Speck, W.A. James II (2002), argues James did not seek to impose Catholicism, but his ambitions went far beyond equal treatment for Catholics.
Turner, Francis C., James II, Eyre and Spottiswoode, London, 1948
Waller, Maureen, Ungrateful Daughters: The Stuart Princesses who Stole Their Father's Crown, Hodder & Stoughton, London, 2002. ISBN 0-312-30711-X.
Pranala luar
Cari tahu mengenai James II dari Inggris pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: