Kalimantan (toponim: Kalamantan,[1]Calémantan,[2][3]Kalémantan,[4]Kelamantan, Kilamantan, Klamantan, Klémantan, K'lemantan, Quallamontan[5]), atau juga disebut Borneo oleh dunia internasional, adalah pulauterbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei (1%). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini.
Borneo—yang berasal dari nama kesultanan Brunei—adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk bagian timur pulau yang sekarang termasuk wilayah Indonesia.[6][7]
Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara untuk Indonesia wilayah Utara, adalah provinsi Kalimantan Utara.
Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia.
Etimologi
Asal usul nama Kalimantan tidak begitu jelas. Sebutan kelamantan digunakan di Sarawak untuk menyebut kelompok penduduk yang mengonsumsi sagu di wilayah utara pulau ini.[8] Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera) sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga. Namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.[9] Mangga lokal yang disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di daerah Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat.
Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinjaman.
Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sanskerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.[10] Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya Pulu K'lemantan,[11][12][13]
Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan".[14][15][16]
Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang lain. Kerajaan Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sementara Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga mencakup pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu.
Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis pada tahun 1663, tetapi naskah Hikayat Banjar ini sendiri berasal dari naskah dengan teks bahasa Melayu yang lebih kuno pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan dengan nama Melayu yaitu Pulau Hujung Tanah. Sebutan Hujung Tanah ini muncul berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman dahulu kala yang berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari deretan Pegunungan Meratus dengan daratan yang berujung di Tanjung Selatan yang menjorok ke Laut Jawa. Keadaan ini identik dengan bentuk bagian ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri Johor yang sering disebut "Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu. Semenanjung Hujung Tanah inilah yang bersetentangan (berada betul-betul berhadapan) dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur sehingga kemudian mendapat nama Tanjungnagara artinya pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.
Sebutan Nusa Kencana adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa Kencana (Bumi Kencana).Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu menguasai ibu kota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat tinggal para raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah terdapat Tanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.
Sebutan-sebutan yang lain antara lain: "Pulau Banjar",[17][18] Raden Paku (kelak dikenal sebagai Sunan Giri) diriwayatkan pernah menyebarkan Islam ke Pulau Banjar, demikian pula sebutan oleh orang Gowa, Selaparang (Lombok), Sumbawa dan Bima karena kerajaan-kerajaan ini memiliki hubungan bilateral dengan Kesultanan Banjar; "Jawa Besar" sebutan dari Marco Polo penjelajah dari Italia[19] atau dalam bahasa Arab;[20] dan "Jaba Daje" artinya "Jawa di Utara (dari pulau Madura) sebutan suku Madura terhadap pulau Kalimantan baru pada abad ke-20.
Borneo
Borneo/Borneum[21][22][23][24][25][26][27][28] adalah nama alternatif untuk Pulau Kalimantan dan muncul akibat salah lafal pedagang Portugal,[29] yang diikuti oleh orang Eropa lainnya pada abad ke-17 terhadap nama Brunei ("Barune", menurut Negarakertagama atau "Dahak-Waruni"[30][31]). Pada masa itu, Brunei merupakan salah satu pelabuhan dagang penting untuk produk kehutanan. Lorenzo de Gomez yang pertama mengunjungi pulau ini tahun 1518.[32]
Dalam penggunaan internasional, nama "Borneo" yang lebih banyak digunakan. Dalam konteks Indonesia, istilah ini sering kali dipakai untuk merujuk Pulau Kalimantan secara keseluruhan, termasuk Sabah, Sarawak, dan Brunei. Sebagai perbandingan, kata "Kalimantan" (yang sebagian besarnya merupakan bekas wilayah Kerajaan Banjar) dipakai untuk merujuk ke bagian pulau yang diadministrasi oleh Indonesia.
Pulau Kalimantan berada di tengah-tengah Asia Tenggara karena itu pulau ini banyak mendapat pengaruh budaya dan politik dari pulau-pulau sekitarnya. Sekitar tahun 400 pulau Kalimantan telah memasuki zaman sejarah dengan ditemukan prasasti Yupa peninggalan Kerajaan Kutai tetapi perkembangan kemajuan peradaban relatif lebih lambat dibandingkan pulau lain karena kendala geografis dan penduduk yang sedikit.
Pulau Kalimantan dahulu terbagi menjadi 3 wilayah kerajaan besar: Brunei, Sukadana/Tanjungpura dan Banjarmasin. Tanjung Dato adalah batas wilayah Brunei dengan Sukadana/Tanjungpura, sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah Sukadana/Tanjungpura dengan wilayah Banjarmasin.[36]
Di zaman Hindia Belanda, Kalimantan dikenal sebagai Borneo (yang diambil dari kesultanan yang Brunei). Ini tidak berarti nama Kalimantan tidak dikenal. Dalam surat-surat Pangeran Tamjidillah dari Kerajaan Banjar pada tahun 1857 kepada pihak ResidenBelanda di Banjarmasin ia menyebutkan pulau Kalimantan, tidak pulau Borneo. Ini menunjukkan bahwa di kalangan penduduk, nama Kalimantan lebih dikenal daripada nama Borneo yang dipakai dalam administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Sebelum tahun 1900, Kalimantan terdiri atas beberapa negara swapraja, kemudian negara Tayan dan Meliau dibentuk 1909, Pinoh tahun 1913 dan Semitau 1916.[37] Nama Kalimantan kembali mulai populer pada sekitar tahun 1940-an. pada tahun 1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin.
Dua tahun kemudian, Gouvernementen van Borneo dibagi dua. Yakni Residente Zuideen en Oosterafdeling van Borneo dengan ibu kota Banjarmasin dan Residente Westerafdeling dengan ibu kotanya Pontianak. Pada tahun 1938, Hindia Belanda mendirikan tiga provinsi atas eilandgewest yaitu Sumatra beribu kota di Medan, Borneo beribu kota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribu kota di Makassar.[38] Tiap-tiap Residente dikepalai seorang Resident dengan Besluit Gouverneur van Borneo tertanggal 10 Mei 1939 No.BB/A-I/3/Bijblad No. 14239 dan No.14239 a) Residensi Kalimantan Barat dibagi menjadi empat afdeling dan 13 onder afdeling.[39]
Pada tanggal 13 Februari 1942 Sakaguchi Detachment menduduki kota Banjarmasin.[40][41] Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, di mana Borneo-Belanda termasuk salah satu provinsi dari Republik Indonesia.[42][43] Tanggal 9 Nopember 1945 Rakyat Kalimantan (Banjarmasin) mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan yang legal dengan bergerilya di pedalaman dan berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk mendirikan Negara Borneo.[44][45] Setelah mengambil alih Kalimantan dari tangan Jepang, NICA mendesak kaum Federal Kalimantan untuk segera mendirikan Negara Kalimantan menyusul Negara Indonesia Timur yang telah berdiri.[44] Maka dibentuklah Dewan Kalimantan Barat tanggal 28 Oktober 1946, yang menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Barat pada tanggal 27 Mei 1947; dengan Kepala Daerah, SultanHamid II dari Kesultanan Pontianak dengan pangkat Mayor Jenderal. Wilayahnya terdiri atas 13 kerajaan sebagai swapraja seperti pada zaman Hindia Belanda yaitu Sambas, Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Tayan, Meliau, Sekadau, Sintang, Selimbau, Simpang, Sukadana dan Matan.
Gubernur Kalimantan dalam pemerintahan Pemerintah RI di Yogyakarta, yaitu Pangeran Muhammad Noor, mengirim Cilik Riwut dan Hasan Basry dalam misi perjuangan mempertahankan kemerdekaan untuk menghadapi kekuatan NICA. Pada tanggal 17 Mei 1949, Letkol Hasan Basry selaku Gubernur Tentara ALRI Wilayah IV Pertahanan Kalimantan memproklamirkan sebuah Proklamasi Kalimantan yang isinya bahwa "Kalimantan" tetap sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Republik Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus1945. Pemerintah Gubernur Militer ini merupakan upaya tandingan terhadap terbentuknya Dewan Banjar yang didirikan Belanda.
Sejak tahun 1938, Borneo-Hindia Belanda (Kalimantan) adalah satu kesatuan daerah administratif di bawah seorang gubernur, yang berkedudukan di Banjarmasin, dan memiliki wakil di Volksrad.
Pembentukan kembali provinsi Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 sesudah bubarnya RIS, diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan (dahulu bernama provinsi Kalimantan, salah satu provinsi pertama).
Hingga tahun 1956 Kalimantan dibagi menjadi 3 provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat. Selanjutnya pada tanggal 23 Mei 1957, secara resmi terbentuklah provinsi Kalimantan Tengah yang sebelumnya bernama Daerah Dayak Besar sebagai bentuk pemisahan diri dari Kalimantan Selatan, berdiri menjadi provinsi ke-17 yang independen.
Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat Melaka, sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Luas pulau Kalimantan adalah 743.330 km².
Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%.[46]
Sumber daya alam
Kalimantan memiliki hutan yang lebat. Namun, wilayah hutan itu semakin berkurang akibat maraknya aksi penebangan pohon.
Hutan Kalimantan ialah habitat alami bagi hewan orang utan, gajah borneo, badak borneo, landak, rusa, tapir dan beberapa spesies yang terancam punah.[3] Karena kekayaan alamnya, wilayah Kalimantan Indonesia merupakan salah satu dari enam koridor ekonomi yang dicanangkan pemerintah Republik Indonesia di mana Kalimantan ditetapkan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional di Indonesia.[48]
Dengan jumlah penduduk yang hanya 5,6% persen dari total penduduk nasional RI, Kalimantan-Indonesia memberi kontribusi sebesar 9,3% terhadap PDB nasional RI yang dihasilkan dari kekayaan alamnya. Sementara daerah lain, porsi sumbangannya terhadap PDB nasional hampir sama atau kurang dari porsi prosentase jumlah penduduknya terhadap nasional.
Porsi investasi di Kalimantan terhadap total investasi nasional RI yang hanya 0,6%. Hal ini amat kontras dengan porsi investasi yang tertanam di Jawa yang besarnya mencapai 72,3% dari total investasi secara nasional. Ini jelas mengisyaratkan bahwa Kalimantan adalah daerah yang terancam tidak berkembang secara ekonomi karena sebagian besar pendapatan yang dihasilkan di daerah ini dibawa ke pulau Jawa.[49] Kalimantan kaya dengan barang tambang diantaranya intan.[50]
Administrasi
Di Pulau Kalimantan terdapat sebagian wilayah Indonesia dan Malaysia. Wilayah Brunei seluruhnya berada di pulau ini.
Berikut 16 kota besar di Kalimantan berdasarkan jumlah populasi tahun 2010 dan perbandingan dengan tahun 2000.[51][52][53][54]
Bahasa-bahasa asli di Kalimantan merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia.
Budaya
Ada 5 budaya dasar masyarakat asli rumpun Austronesia di Kalimantan atau Etnis Orang Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan Paser.[61] Sedangkan sensus BPS tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar).[62] Suku Melayu menempati wilayah pulau Karimata dan pesisir Kalimantan Barat, Sarawak, Brunei hingga pesisir Sabah. Suku Banjar menempati wilayah Kalsel serta sebagian Kalteng dan Kaltim. Suku Kutai dan Paser menempati wilayah Kaltim. Sedangkan suku Dayak menempati daerah pedalaman Kalimantan. Keberadaan orang Tionghoa yang banyak di kota Singkawang dan Pontianak dapat disamakan komunitas Tionghoa Benteng yang bermukim di Kota Tangerang dekat Jakarta. Beberapa kota di pulau Kalimantan memiliki mayoritas suku-suku imigran seperti orang Hakka (Singkawang), suku Jawa (Balikpapan, Samarinda), Bugis (Balikpapan, Samarinda, Pagatan, Nunukan, Tarakan, Tawau) dan sebagainya.
Suku Bugis merupakan suku transmigran pertama yang menetap, berbaur dan memiliki hubungan historis dengan kerajaan-kerajaan Melayu (baca: kerajaan Islam) di Kalimantan. Tari Rindang Kemantis adalah gabungan tarian yang mengambil unsur seni beberapa etnis di Balikpapan seperti Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Minang dan Sunda[63] dianggap kurang mencerminkan budaya lokal sehingga menimbulkan protes lembaga adat suku-suku lokal.[64][65] Di Balikpapan pembentukan Brigade Lagaligo[66] sebuah organisasi kemasyarakatan warga perantuan asal Sulawesi Selatan dianggap provokasi dan ditentang ormas suku lokal.[67][68][69][70][71][72] Kota Sampit pernah dianggap sebagai Sampang ke-2.[butuh rujukan] Wali kota Singkawang yang berasal dari suku Tionghoa membangun di pusat kota Singkawang sebuah patung liong yaitu naga khas budaya Tionghoa yang lazim ditaruh atau disembahyangi di kelenteng.[butuh rujukan] Pembangunan patung naga ini dianggap sebagai simbolisasi hegemoni politik ECI Etnis Tionghoa Indonesia dengan mengabaikan keberadaan etnis pribumi di Singkawang sehingga menimbulkan protes oleh beberapa kelompok. Penguatan dominasi politik ECI diklaim sebagai upaya revitalisasi negara Lan Fang[73] yang mengalami penolakan oleh FPI.[74] Namun di lain pihak, suku Dayak mendukung keberadaan patung naga tersebut.[75] Dalam budaya Kalimantan, karakter naga biasanya disandingkan dengan karakter enggang gading, yang melambangkan keharmonisan dwitunggal semesta yaitu dunia atas dan dunia bawah. Seorang tokoh suku imigran telah membuat tulisan yang menyinggung etnis Melayu.[76] Walaupun demikian sebagian budaya suku-suku Kalimantan merupakan hasil adaptasi, akulturasi, asimilasi, amalgamasi, dan inkorporasi unsur-unsur budaya dari luar misalnya sarung Samarinda, sarung Pagatan, wayang kulit Banjar, benang bintik (batik Dayak Ngaju), ampik (batik Dayak Kenyah), tari zafin dan sebagainya.
Pada dasarnya budaya Kalimantan terbagi menjadi budaya pedalaman dan budaya pesisir. Atraksi kedua budaya ini setiap tahun ditampilkan dalam Festival Borneo yang ikuti oleh keempat provinsi di Kalimantan diadakan bergiliran masing-masing provinsi.[77][78][79] Kalimantan kaya dengan budaya kuliner, diantaranya masakan sari laut.[80]
Grup musik Karungut. Instrumen kecapi yang biasa mengiringi Karungut. KarungutSumber aliranKarunyaSumber kebudayaanKidung suci Karunya dalam Agama Kaharingan, Suku Dayak, KalimantanAlat musik yang biasa digunakanKecapiSerulingKangkanongKatambungToroiGong GarantungVokalBentuk turunanKandayuTandakBalian KarunyaSansana KayauSansana BandarSubgenreDederDongkoiDodoiGenre campuran (fusion)Tandak TimangKarungut ManasaiTopik lainnyaMadihinMacapatMor Lam Karungut adalah sebuah kesenian tradisional dari Ka…
العلاقات التشيكية الجنوب سودانية التشيك جنوب السودان التشيك جنوب السودان تعديل مصدري - تعديل العلاقات التشيكية الجنوب سودانية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين التشيك وجنوب السودان.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة عامة ومرجعي…
Carte d'une partie de la ligne Kammhuber montrant le « ruban » et les carrés des chasseurs de nuit à travers lesquels volait le bomber stream. Le bomber stream (littéralement « courant » ou « flux de bombardiers ») était une tactique inventée par la Royal Air Force Bomber Command pour déborder la lutte antiaérienne allemande de la ligne Kammhuber au cours de la Seconde Guerre mondiale. Situation La ligne Kammhuber (du nom de son inventeur, le général …
العلاقات السودانية المالطية السودان مالطا السودان مالطا تعديل مصدري - تعديل العلاقات السودانية المالطية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين السودان ومالطا.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة عامة ومرجعية للدولتين: وجه المقارنة الس…
Sistem Penerbangan Instrumen Elektronik (EFIS (Electronic flight instrument system)) adalah sebuah sistem tampilan deck instrumen penerbangan di mana teknologi layar yang digunakan adalah elektronik daripada elektromekanis. EFIS biasanya terdiri dari display penerbangan primer (PFD), multi-ungsi display (MFD) dan mesin menunjukkan dan kru sistem peringatan display (EICAS). Meskipun tabung sinar katode (CRT) menampilkan yang digunakan pada awalnya, liquid crystal display (LCD) sekarang lebih umum…
Gamawan FauziFoto Gamawan sebagai calon gubernur, 2005 Menteri Dalam Negeri Indonesia ke-27Masa jabatan22 Oktober 2009 – 21 Oktober 2014PresidenSusilo Bambang Yudhoyono PendahuluMardiyantoPenggantiTjahjo KumoloGubernur Sumatera Barat ke-7Masa jabatan15 Agustus 2005 – 22 Oktober 2009WakilMarlis Rahman PendahuluZainal BakarPenggantiMarlis RahmanBupati Solok ke-13Masa jabatan2 Agustus 1995 – 2 Agustus 2005WakilElfi Sahlan Ben (2000–05) PendahuluNurmawa…
1983 single by Todd RundgrenBang the Drum All DayU.S. releaseSingle by Todd Rundgrenfrom the album The Ever Popular Tortured Artist Effect B-sideChant (US)Drive (UK)ReleasedApril 1983Recorded1982 at Utopia Sound StudiosGenre Pop rock ska novelty[1] Length3:38LabelBearsvilleSongwriter(s)Todd RundgrenProducer(s)Todd RundgrenTodd Rundgren singles chronology Feet Don't Fail Me Now (1982) Bang the Drum All Day (1983) Loving You's a Dirty Job but Somebody's Gotta Do It (1986) Bang the Drum All…
Katedral Mérida de YucatánKatedral Santo IldephonsusSpanyol: Catedral de YucatánKatedral Mérida de YucatánLokasiMérida de YucatánNegaraMeksikoDenominasiGereja Katolik RomaArsitekturStatusKatedralStatus fungsionalAktifAdministrasiKeuskupan AgungKeuskupan Agung Yucatán Katedral Mérida de Yucatán atau yang bernama resmi Katedral Santo Ildephonsus (Spanyol: Catedral de Yucatán) adalah sebuah gereja katedral Katolik yang terletak di Mérida, Yucatán, Meksiko. Katedral ini merupaka…
Pour l’article homonyme, voir Kaigetsudō. Kaigetsudō Ando est un nom japonais traditionnel ; le nom de famille (ou le nom d'école), Kaigetsudō, précède donc le prénom (ou le nom d'artiste) Ando. Kaigetsudō AndoBijin-ga : Portrait d'une courtisane, par Kaigetsudō Ando.Naissance 1671KyotoDécès 1743Nom dans la langue maternelle 懐月堂安度Activité Peintremodifier - modifier le code - modifier Wikidata Kaigetsudō Ando (壊月堂安度?) fut un peintre japonais de re…
CangkuangDesaNegara IndonesiaProvinsiJawa BaratKabupatenGarutKecamatanLelesKode Kemendagri32.05.09.2006 Luas... km²Jumlah penduduk9.624 jiwaKepadatan... jiwa/km² Rekreasi di danau Cangkuang (tahun 1910-1927) Cangkuang adalah desa di kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat, Indonesia. Pranala luar (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021 (Indonesia) Peraturan Menteri …
Voce principale: Celano Football Club Marsica. Questa voce sull'argomento stagioni delle società calcistiche italiane è solo un abbozzo. Contribuisci a migliorarla secondo le convenzioni di Wikipedia. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Celano Football Club MarsicaStagione 2011-2012Sport calcio Squadra Celano Allenatore Michele Facciolo poi Attilio Tuzi poi Giuseppe Petrelli poi Michele Facciolo Presidente Ermanno Piccone Lega Pro Seconda Divisione21º posto nel girone …
Euro coined by Austrian Republic Austrian euro coins have a unique design for each denomination, with a common theme for each of the three series of coins. The minor coins feature Austrian flowers, the middle coins examples of architecture from Austria's capital, Vienna, and the two major coins famous Austrians. All designs are by the hand of Josef Kaiser and also include the 12 stars of the EU, Flag of Austria and the year of imprint. Austrian euro design Prior to 2008, the old common side show…
Historic church in New York, United States United States historic placeSt. Mary's of the Mountain ChurchU.S. National Register of Historic Places Mary on the MountainShow map of New YorkShow map of the United StatesLocationNY 23A, Hunter, New YorkCoordinates42°12′14″N 74°12′1″W / 42.20389°N 74.20028°W / 42.20389; -74.20028Arealess than one acreBuilt1839Architectural styleRomanesqueNRHP reference No.99000057[1]Added to NRHPJanuary 27, 199…
Indian series ClassPromotional posterGenre Crime drama Thriller Based onElite by Carlos Montero and Darío MadronaScreenplay byKersi KhambattaStory by Ashim Ahluwalia Bhaskar Hazarika Indra Bisht Kashyap Kapoor Raghav Kakkar Directed by Ashim Ahluwalia Gul Dharmani Kabir Mehta Starring Anjali Sivaraman Gurfateh Pirzada Piyush Khati Madhyama Segal Cwaayal Singh Zeyn Shaw Chintan Rachchh Ayesha Kanga Moses Koul Chayan Chopra Naina Bhan Music by Nayantara Bhatkal Aditya N. Tubby Country of originIn…
Species of bird Spotted crake Call recorded in the UK Conservation status Least Concern (IUCN 3.1)[1] Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Gruiformes Family: Rallidae Genus: Porzana Species: P. porzana Binomial name Porzana porzana(Linnaeus, 1766) Range of P. porzana Breeding Passage Non-breeding Synonyms Ortygometra porzana (Linnaeus, 1766) Rallus porzana Linnaeus, 1766 The spotte…
Extinct genus of reptiles ArkharaviaTemporal range: Late Cretaceous, 66 Ma PreꞒ Ꞓ O S D C P T J K Pg N ↓ Restoration as a somphospondylian Scientific classification Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Clade: Dinosauria Clade: Saurischia Clade: †Sauropodomorpha Clade: †Sauropoda Clade: †Macronaria Clade: †Titanosauriformes Clade: †Somphospondyli Genus: †ArkharaviaAlifanov & Bolotsky, 2010 Type species Arkharavia heterocoelicaAlifanov & Bolotsky,…