Konsonan gesek, konsonan paduan, atau afrikat adalah konsonan paru-paru yang direalisasikan dengan dua fase. Fase tersebut adalah fase awal dengan menutup secara penuh rongga mulut oleh salah satu anggota rongga mulut sehingga aliran udara sepenuhnya dirintang dan berhenti selayaknya konsonan rintang, kemudian diikuti fase desis dengan melepaskan udara bertekanan sehingga melewati rongga sempit.[1]
Kedua fase tersebut umumnya homorganis atau memiliki daerah artikulasi yang sama.[2] Misalnya, pada Bahasa Indonesia, huruf ⟨c⟩ dengan bunyi /t͡ʃ/ tidak memiliki, misalnya, konsonan letup gigi [t̪], melainkan memiliki daerah artikulasi yang sama seperti /ʃ/ yaitu lebih belakang hingga pascarongga gigi [t̠].
Referensi
^"Affricates". Macquarie University. 17 July 2018. Diakses tanggal 31 May 2021.