Konsonan tarik belakang atau retrofleks dalam ilmu fonetika adalah suara yang digunakan di dalam beberapa bahasa. Pengucapannya ialah dengan menaruh ujung lidah di belakang rongga gigi, dan mungkin ditarik sampai menyentuh langit-langit. Dengan kata lain konsonan ini diucapkan dari daerah pascarongga-gigi sampai langit-langit.
Konsonan yang biasa disebut Konsonan pascarongga-gigi, atau tepatnya "rongga gigi-langit langit" juga diucapkan di daerah pasca rongga gigi, tetapi konsonan tersebut mepunyai artikulasi kedua yaitu pelangit-langitan (palatalisasi). Konsonan yang biasa disebut Konsonan langit-langit, juga diucapkan di daerah langit langit, tetapi pengucapan konsonan ini menggunakan belakang lidah, alih-alih menggunakan bagian depan dari lidah.
Jadi, konsonan tarik belakang adalah konsonan lidah depan yang diucapkan di belakang rongga gigi dan tidak mempunyai artikulai kedua atau pelangit-langitan.
Konsonan tarik belakang, seperti konsonan lidah depan lainnya, bisa melibatkan beberapa pembentukan lidah, lidah bisa di datarkan dalam mengucapkannya seperti cz, sz, ż (rz), dż dalam Bahasa Polandia atau ch, zh, sh, r dalam Bahasa Mandarin. Konsonan seperti ini disebut Konsonan sisi-lidah tarik belakang. Cara pengucapan yang kedua ialah hanya menggunakan ujung lidah seperti di dalam Bahasa Jawa. Konsonan seperti ini disebut Konsonan ujung-lidah tarik belakang. Yang terakhir, lidah dapat di gulung kebelakang sehingga bagian bawahnya menyentuh daerah rongga gigi atau pralangit-langit. Konsonan seperti ini disebut Konsonan ujung-lidah bawah tarik belakang.
Konsonan tarik dapat ditemukan di dalam Bahasa Indo-Arya, Bahasa Dravida, Bahasa Mandarin, Bahasa Jawa, Bahasa Vietnam, Bahasa Swedia, Bahasa Norwegia, dan di beberapa bahasa di Italia Selatan dan Sardinia.
Ada beberapa konsonan tarik belakang yang belum dikenali oleh IPA. Seperti contohnya Bahasa Iwaidja, sebuah Bahasa Aborigin Australia mempunyai konsonan kepak sisi tarik belakang [ɺ̢], konsonan ketuk tarik belakang [ɽ] dan konsonan hampiran sisi tarik belakang [ɭ]. Bahasa Toda, sebuah Bahasa Dravidia mempunyai konsonan desis sisi bawah lidah tarik belakang [ɬ̢] dan konsonan tarik-belakang [ɽ͡r]. Karena keteraturan dari lambang IPA untuk konsonan tarik belakang, orang-orang biasanya menggunakan penyunting fontipa untuk membuat lambang yang senonoh untuk suara tersebut (di dalam senarai ini, mereka di tuliskan dengan diakritik). Bahasa Ngada di Flores dilaporkan mempunyai Konsonan letup-balik tarik-belakang [ᶑ ], (namun dalam kasus ini lambang yang diharapkan ditunjang oleh UNICODE.
Konsonan tarik belakang yang dikenali oleh Alfabet Fonetis International adalah:
Note: Di dalam Alfabet Fonetis Internasional, lambang untuk konsonan tarik belakang biasanya sama dengan Konsonan rongga gigi namun ditambahkan dengan kait yang mengarah ke kanan di bagian bawah lambang. Beberapa ahli bahasa membatasi penggunaan lambang ini ke pada konsonan tarik belakang "sejati" dengan pengucapan menggunakan ujung bawah ludah. Dan menggunakan lambang untuk konsonan runga gigi dengan diakritik titik bawah IPA yang sudah tidak dipakai lagi: [t˞, d˞, n˞, s˞, z˞, l˞, ɾ˞, ɹ˞]. Konsonan tarik belakang sisi lidah seperti pada Bahasa Polandia dan Rusia sering kali direkam dengan diakritik penarikan [s̱], atau digunakan lambang untuk konsonan pasca rongga gigi [ʃ] (Ini secara teknis tidak benar).
Lihat pula
Pustaka
- Peter Ladefoged dan Ian Maddieson, The Sounds of the World's Languages. Blackwell Publishers, 1996. ISBN 0-631-19815-6