Secara umum, dan tanpa referensi terhadap sifat elektron, magneton Bohr dapat pula didefinisikan sebagai
dalam satuan CGS Gaussian, di mana q adalah muatan dan mq adalah massanya.[7]
Sejarah
'Magneton' Bohr merujuk pada suatu satuan momen magnetik yang diperkenalkan oleh fisikawan Prancis Pierre Weiss, direktur laboratorium fisika di Politeknik Zurich sebagai cara untuk menjelaskan pengukurannya mengenai sifat kemagnetan berbagai garam. Sebelum model Rutherford mengenai struktur atom, beberapa ahli teori berkomentar bahwa magneton seharusnya melibatkan konstanta Planckh.[8] Dengan mempostulatkan bahwa perbandingan energi kinetik elektron terhadap frekuensi orbitalnya harus sama dengan h, Richard Gans menghitung nilai yang dua kali lebih besar dari magneton Bohr pada bulan September 1911.[9] Hipotesis Weiss mengenai magneton sebagai realitas fisika, dan bukan hanya sekadar angka, mengundang banyak minat. Pada Konferensi Solvay Pertama pada bulan November pada tahun itu, Paul Langevin menginterpretasikan magneton dalam hal elektron yang berputar dan mengaitkannya dengan konstanta Planck, menurunkan sebuah ekspresi dengan kesesuaian yang kasar dengan data ekperimen Weiss.[10] Fisikawan Rumania Ștefan Procopiu memperoleh ekspresi bagi momen magnetik elektron pada tahun 1911.[11][12] Hubungan dan nilai numerik ini terkadang dirujuk sebagai "magneton Bohr–Procopiu" dalam literatur ilmiah Rumania.[13]Magneton Weiss secara eksperimental diturunkan pada tahun 1911 sebagai satuan momen magnetik yang setara dengan 1,53×10−24joule per tesla, yang kira-kira bernilai sekitar 20% dari magneton Bohr.
Pada musim panas tahun 1913 fisikawan Denmark Niels Bohr, dengan berdasar pada model atom Rutherford, mengembangkan teori kuantifikasi atom, menciptakan dasar untuk interpretasi magnet pada skala atom.[14] Sebagai hasil dari permodelan atomnya,[9][15] ia memperoleh nilai magneton Bohr. Magneton Bohr merupakan besarnya momen dipol magnetik elektron yang mengorbit dengan momentum sudut orbital sebesar ħ. Menurut model Bohr, hal ini merupakan keadaan dasarnya, yaitu keadaan dengan energi terendah yang mungkin.[16]Alfred Lauck Parson pada tahun 1915 menyarankan bahwa elektron tidak hanya bermuatan listrik tetapi juga merupakan suatu magnet yang kecil (atau "magneton" seperti yang ia sebut). Dalam literatur, hal ini dikenal sebagai "Magneton Parson" atau elektron magnetik. Hal ini mengarahkan pada model atom Parson.[17] Pada tahun 1920, Wolfgang Pauli menamai magneton Bohr dengan namanya dalam sebuah artikel di mana ia bedakan dengan magneton para eksperimentalis yang ia sebut sebagai magneton Weiss.[8] Pada rentang tahun 1924 hingga 1928, menggunakan basis teori kuantum yang dikembangkan oleh Pauli,[18] Goudsmit & Uhlenbeck,[19]Heisenberg & Jordan[20] (teori kuantum mengenai momentum sudut dan spin 12) serta Dirac,[21] magneton Bohr masuk dalam ekspresi momen magnetik spin (), dan komponen rotasinya. Pada tahun 1929, R.T. Birge memasukkan magneton Bohr dalam tabel konstanta fisika.[22]
Meskipun momentum sudut spin dari suatu elektron adalah 12ħ, momen magnetik intrinsik elektron yang disebabkan oleh spin-nya tetap kira-kira sebesar satu magneton Bohr. Faktor-g spin elektronnya kira-kira sebesar dua.
^Alfred L. Parson, "A Magneton Theory of the Structure of the Atom", Smithsonian Miscellaneous Collection, Pub 2371, 80pp (Nov 1915) {Reprinted Pub 2419, V65, N11 (1916)}.
^Pauli, W., Talk entitled “Quantentheorie und Magneton” at Bad Nauheim, on the occasion on the 86th Naturforseherversammlung, September 1920.
^Uhlenbeck, G. E.; Goudsmit, S. (1925). "Ersetzung der Hypothese vom unmechanischen Zwang durch eine Forderung bezüglich des inneren Verhaltens jedes einzelnen Elektrons". Die Naturwissenschaften (dalam bahasa Jerman). 13: 953-954. Bibcode:1925NW.....13..953U. doi:10.1007/BF01558878.
^Heisenberg, W.; Jordan, P. (1926). "Anwendung der Quantenmechanik auf das Problem der anomalen Zeemaneffekte". Zeitschrift für Physik (dalam bahasa Jerman). 37: 263. doi:10.1007/BF01397100.
^Dirac, P.A.M. (1928). "The Quantum Theory of the Electron". Proc. Roy. Soc. London, A (dalam bahasa Inggris). 117: 610–624.