Malik al-AsytarMalik bin al-Harits bin Abdu Yaghuts bin Maslamah bin Rabi'ah bin al-Harits bin Jadzimah bin Malik bin an-Nakha' an-Nakha'i (bahasa Arab: مالك بن الحارث بن عبد يغوث بن مسلمة بن ربيعة بن الحارث بن جذيمة بن مالك بن النخع النخعيّ)[1] atau Malik bin al-Harits an-Nakha'i (مالك بن الحارث النخعي)[2] adalah seorang pejuang Arab dan gubernur Mesir pada masa Kekhalifahan Rasyidin. Malik juga dikenal dengan nama al-Asytar (الأشتر).[2] Malik al-Asytar adalah pemuka kabilahnya, Bani Nakha'.[1] Ia merupakan ayah dari Ibrahim bin al-Asytar.[3] Malik al-Asytar mendapatkan masa jahiliah[4] dan masa kenabian Muhammad (له إدراك).[1][5] Ia turut serta dalam Pertempuran Yarmuk pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab di mana salah satu matanya hilang[6] lalu turut serta dalam Pertempuran Jamal dan Pertempuran Shiffin bersama Khalifah Ali bin Abi Thalib.[4] Ali mengangkatnya sebagai gubernur Al-Jazirah lalu sebagai gubernur Mesir.[7] Sebelum menjabat, Malik al-Asytar meninggal dalam perjalanan menuju Mesir pada tahun 657.[7][4] Malik al-Asytar termasuk tabi'in dari kalangan penduduk Kufah.[8] Ia meriwayatkan hadis dari Umar, Ali, Khalid bin Walid, Abu Dzar al-Ghifari dan Ummu Dzar istri Abu Dzar.[8] Sementara yang meriwayatkan darinya adalah putranya Ibrahim, Abu Hassan al-A'raj, Kinanah maula Shafiyah istri Nabi Muhammad, Abdurrahman bin Yazid an-Nakha'i, Alqamah bin Qais an-Nakha'i dan lain-lain.[1][8] Referensi
|