Oksidasi Corey-KimOksidasi Corey-Kim adalah reaksi oksidasi yang digunakan untuk mensintesis aldehida dan keton dari alkohol primer dan sekunder.[1][2][3][4][5] Nama reaksi ini berasal dari kimiawan Elias James Corey dan Choung Un Kim. Walaupun oksidasi Corey-Kim memiliki kelebihan dibandingkan oksidasi Swern (dapat dilakukan di atas –25 °C), ia tidak digunakan secara meluas karena reaksi ini memerlukan senyawa dimetil sulfida yang merupakan cairan beracun yang mudah menguap dan beraroma sangat tidak sedap. Mekanisme reaksiDimetil sulfida (Me2S) diperlakukan dengan N-klorosuksinimida (NCS), membentuk spesi "DMSO aktif" yang digunakan untuk mengaktivasi alkohol. Penambahan trimetilamina ke alkohol teraktivasi mengoksidasi alkohol tersebut menjadi aldehida atau keton dan menghasilkan produk sampingan dimetil sulfida. Berbeda dengan oksidasi alkohol lainnya yang menggunakan "DMSO teraktivasi", spesi oksidator ini ditidak dibentuk ulang oleh reaksi DMSO dengan elektrofil. Ia dibentuk oleh oksidasi dimetil sulfida oleh oksidator (NCS). Di bawah kondisi Corey-Kim, alkohol alilik dan benzilik memiliki kecenderungan berubah menjadi alil klorida dan benzil klorida, kecuali aktivasi alkohol diikuti dengan cepat oleh penambahan trietilamina. VariasiPenggantian dimetil sulfida dengan senyawa lainnya yang kurang berbahaya telah diusahakan. Ohsugia dkk.[6] menggantikannya dengan sulfida berantai panjang (dodesil metil sulfida]], sedangkan Crich dkk.[7] menggunakan teknologi flourida. Lihat pulaReferensi dan pranala luar
|