Partai Rakyat didirikan pada tahun 1989 dan merupakan suksesor dari Aliansi Rakyat (Alianza Popular, AP), sebuah partai yang didirikan dan dipimpin oleh Manuel Fraga Iribarne, mantan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pariwisata selama kediktatoran Francisco Franco. Partai Rakyat merupakan gabungan dari AP dengan beberapa partai kecil berhaluan demokrasi Kristen dan liberal. Pada tahun 2002, Manuel Fraga menerima gelar kehormatan partai "Ketua Pendiri".
PP, hingga November 2011, merupakan partai oposisi terbesar Kongres Deputi, dengan 153 dari 350 deputi, dan yang partai terbesar di Senat, dengan 101 dari 208 senator. Organisasi pemuda partai iniadalah Generasi Baru dari Partai Rakyat Spanyol (NNGG). Dalam pemilu di November 2011, PP memenangkan pemilu dengan 185 kursi di Kongres Deputi.
Partai ini berasal dari Aliansi Rakyat yang didirikan pada 9 Oktober 1976 oleh mantan menteri pada era Franco, Manuel Fraga. Meskipun Fraga merupakan anggota fraksi reformis di rezim Franco, ia mendukung aksi transisi ke demokrasi dengan sangat perlahan. Namun, ia sangat meremehkan kebencian publik terhadap Francoisme. Selain itu, ketika dia mencoba untuk mencitrakan dirinya sebagai sosok reformis, banyaknya mantan pengikut Franco yang berada di partai tersebut membuat publik memandang partai tersebut merupakan partai reaksionaris dan otoriter. Pada Pemilihan Umum di bulan Juni 1977, AP hanya memperoleh 8.3% suara, menempatkan AP di urutan keempat.
Beberapa bulan setelah pemilu 1977, terjadi pertentangan di dalam internal partai tentang isu konstitusional yang muncul ketika draf konstitusi sedang dibuat. Fraga dari awal menginginkan untuk mencitrakan partai ini sebagai partai Eropa konservatif tradisional, dan ingin mengubah haluan partai dari politik sentris menuju partai kanan tengah. Blok Fraga memenangkan perebutan kekuasaan dan mendorong sebagian besar anggota partai yang berhaluan reaksioner yang kecewa untuk meninggalkan partai. AP kemudian bergabung dengan partai konservatif moderat lainnya untuk membentuk Koalisi Demokratik (Coalición Democrática, CD).
Diharapkan dengan terbentuknya koalisi baru akan memperoleh dukungan dari rakyat yang telah memilih Persatuan Tengah Demokratik (UCD) pada tahun 1977, tetapi karena kecewa dengan pemerintahan Adolfo Suárez. Pemilihan umum di bulan Maret tahun 1979, CD hanya menerima 6.1% suara, dan kembali berada di urutan keempat.
Konsolidasi (1979-89)
Pada Kongres Partai Kedua AP di bulan Desember 1979, pemimpin partai mengevaluasi keterlibatan mereka dalam CD. Banyak yang merasa bahwa koalisi ini hanya membuat pemilih kebingungan, dan mereka berusaha untuk mengedepankan identitas AP yang independen. Fraga kembali menjadi ketua partai, dan resolusi politik yang diresmikan oleh kongres partai meneguhkan orientasi haluan partai yang konservatif.
Di awal tahun 1980-an, Fraga berhasil mennyatukan berbagai elemen pada masa kepemimpinannya. Usahanya untuk menghidupkan AP terbantu karena terdisintegrasinya UCD. Dalam pemilihan umum yang diselenggarakan di bulan Oktober 1982, AP memperoleh suara dari yang sebelumnya pendukung UCD dan dari kanan jauh. AP menjadi partai oposisi utama terhadap Partai Buruh Sosialis Spanyol, dengan mengamankan 25.4% suara. Sedangkan perwakilan AP di parlemen berkurang hingga 9 kursi pada tahun 1979, Partai tersebut bersekutu dengan partai Kristen demokratik kecil Partai Rakyat Demokratik (PDP) dan menang 106 kursi pada tahun 1982.
Peningkatan suara AP telah lebih jauh dibuktikan pada pemilu kota dan regional yang diselenggarakan di bulan Mei 1983, ketika partai memperoleh 26 persen suara. Sebagian besar pemilih mendukung kebijakan AP di sektor hukum dan ketertiban serta kebijakan yang pro-bisnis.
Sebelum pemilu pada Juni 1986, AP berkoalisi dengan PDP dan Partai Liberal (PL) untuk membentuk Koalisi Rakyat (CP), dalam upaya untuk memperluas dukungan yang mencakup spektrum politik tengah. Koalisi ini menginginkan tindakan yang lebih kuat untuk melawan terorisme, untuk privatisasi lebih lanjut, dan untuk mengurangi pengeluaran negara dan pajak. Pusat CP gagal untuk meningkatkan suara dalam pemilu tahun 1986, dan segera mulai terpecah.
Ketika pemilu regional di akhir tahun 1986 yang mengakibatkan kekalahan lebih besar untuk koalisi, Fraga mengundurkan diri sebagai ketua AP, meskipun ia tetap mempertahankan kursi di parlemen. Pada kongres partai di Februari 1987, Antonio Hernández Mancha terpilih menjadi ketua AP, menjanjilkan bahwa di bawah kepemimpinannya, AP akan menjadi "partai kanan tengah Eropa modern". Tetapi Hernández Mancha tidak memiliki pengalaman politik di tingkat nasional, dan partai terus mengalami kejatuhan. Ketika dukungan untuk AP jatuh pada pemilu kota dan regional diselenggarakan di bulan Juni 1987, jelas sudah bahwa AP akan disusul sebagai partai oposisi utama Demokratik dan Sosial Tengah (CD).
Setelah pengunduran diri Manuel Fraga dan kemenangan Partai Buruh Sosialis Spanyol (PSOE) pada pemilihan umum 1982 dan pemilihan umum 1986, Aliansi Rakyat memasuki periode krisis. Fraga kemudian mengambil alih kepemimpinan, dan pada Kongres Partai di Januari 1989, anggota partai CP membentuk partai baru, Partai Rakyat. Sementara AP adalah inti dari gabungan partai tersebut, PP mencoba mencitrakan diri sebagai yang partai lebih moderat dari AP. Fraga menjadi ketua partai pertama, dengan Francisco Álvarez Cascos sebagai sekretaris jenderal.
Era Aznar (1989-2004)
Pada 4 September 1989, dan atas saran dari Fraga, José María Aznar (yang saat itu pemimpin Wilayah Otonomi Castilla dan León) dicalonkan sebagai Perdana Menteri Spanyol saat pemilihan umum. Pada bulan April 1990, Aznar menjadi ketua partai. Fraga kemudian dinamakan Ketua Pendiri Partai Rakyat.
PP kemudian menjadi partai terbesar untuk pertama kalinya pada tahun 1996, dan Aznar menjadi Perdana Menteri dengan dukungan dari Partai Nasionalis Basque, Catalan Convergence and Union dan Koalisi Canaria. Dalam pemilu tahun 2000, PP memperoleh suara mayoritas mutlak.
Gencatan senjata dideklarasikan pada tahun 1998 setelah pemerintahan Aznar memindahkan 135 narapidana anggota ETA (organisasi separatisBasque) ke penjara yang dekat dengan wilayah Basque.[21] Gencatan senjata berlangsung selama 14 bulan sampai ETA mengakhirinya pada 28 November 1999.[22][23] Pemerintahan Aznar memulai kebijakan yang mengecam ETA yang akhirnya dikenal di komunitas internasional sebagai organisasi teroris.[24]
Kebijakan Dalam Negeri
Selama Aznar menjabat, wajib militer di Spanyol berakhir, dan Angkatan Bersenjata Spanyol direformasi untuk menjadi lebih profesional. Rencana Hidrologis Nasional membuat sebagian besar wilayah kering tenggara Spanyol akan dapat menerima air dari wilayah lain di Spanyol.[25]
Kebijakan Uni Eropa
Partai Rakyat sangat membela hak Spanyol dalam sektor pertanian dan perikanan di dalam Uni Eropa. Spanyol bergabung dengan zona Euro dan menandatangani Perjanjian Nice. PP sangat menentang perluasan Uni Eropa.
Kebijakan Luar Negeri
Dikenal memiliki ideologi Atlantisisme yang kuat, Partai Rakyat mengembangkan hubungan yang lebih kuat dengan Amerika Serikat.[catatan yang diperlukan] daripada mendekati negara-negara yang PP percaya akan membahayakan kepentingan Spanyol di Uni Eropa (seperti Prancis dan Jerman), Spanyol lebih memilih mengembangkan hubungan dengan Britania Raya. Spanyol bergabung dengan Koalisi di Perang Irak. Meskipun tidak mengirimkan pasukan yang berperan dalam operasi selama perang, Spanyol mengirimkan pasukan penjaga perdamaian setelah akhir perang.
Pada tanggal 11 Juli 2002, Maroko menduduki Perejil,[26] pulau terpencil di dekat pantai Maroko yang dipersengketakan. Setelah upaya diplomatik untuk menarik pasukan Maroko dari pulau gagal, Spanyol mengirimkan pasukan dan menangkap semua tentara Maroko tentara. Dengan bantuan NATO dan Amerika Serikat, Spanyol membujuk Maroko untuk menerima keadaan sebelum perang.
PP di bawah Mariano Rajoy menjadi oposisi bagi pemerintahan PSOE sejak PP kalah dalam pemilihan umum 2004, berpendapat bahwa kemenangan PSOE sangat dipengaruhi oleh pemboman Madrid 11 Maret 2004. Di tingkat nasional, ada dua isu politik utama, keduanya berhubungan dengan politik regional di Spanyol: Pertama, menentang devolusi lebih lanjut terhadap Katalonia. Kedua, menentang negosiasi politik dengan organisasi separatis Basque, ETA.
Partai Rakyat mendukung Asosiasi dari Korban Terorisme (AVT) dengan menghormati tindakan Pemerintah mengenai gencatan senjata ETA, dan mampu memobilisasi ratusan ribu orang untuk demonstrasi melawan kebijakan Pemerintah itu, dengan pendapat, akan menyebabkan konsesi politik untuk ETA. Namun demikian, dengan berakhir dari gencatan senjata di bulan Desember 2006, maka berakhir pula harapan untuk negosiasi pemerintah dengan ETA.
Isu peningkatan tuntutan hak otonomi untuk Katalonia dan Basque, dan dugaan Zapatero yang mendukung hal tersebut, menjadi fokus utama dalam kampanye partai selama pemilihan umum Maret 2008. Usulan Presiden BasqueJuan José Ibarretxe mengenail referendum sepihak untuk solusi Konflik Basque menjadi isu penting lainnya.
Partai Rakyat di bawah Rajoy semakin patriotik, atau bahkan nasionalis, mengidentikkan diri dengan rasa "Kespanyolan", dan mengunakan simbol nasional seperti bendera spanyol. Sebelum perayaan nasional Hari Warisan Budaya Spanyol, Rajoy membuat pidato meminta warga Spanyol untuk "secara privat atau publik" menunjukkan rasa bangga mereka terhadap negara dan menghormati bendera Spanyol, sebuah aksi yang mendapat kritik dari banyak kelompok-kelompok politik di Kongres.
Pemilihan 2008 dan Konvensi
Pada 9 Maret 2008, Spanyol mengadakan pemilihan umum, dengan kedua partai utama masih dipimpin oleh kandidat yang sama seperti pada tahun 2004: 154 anggota parlemen Partai Rakyat terpilih, naik enam kursi jika dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya. Namun, kegagalan untuk memperkecil selisih dengan Partai Buruh Sosialis Spanyol (yang bertambah lima kursi di Parlemen) menyebabkan krisis di tubuh partai, di mana beberapa internal partai dan media pendukung mempertanyakan kepemimpinan Rajoy, yang diisukan akan mengundurkan diri.
Ketika mencapai titik buntu setelah tiga hari, Rajoy memutuskan untuk bertahan, dan mengadakan Konvensi Partai yang diselenggarakan di bulan Juni 2008 di Valencia. Spekulasi tentang kandidat alternatif bermunculan di media, dengan persaingan antara kandidat kuat Wali kota MadridAlberto Ruíz Gallardón dan Premier Komunitas Otonomi MadridEsperanza Aguirre yang akhirnya menyebabkan adanya pembicaraan nasional, permintaan dukungan, perlawanan dari media, dll.
Pada akhirnya tidak ada yang mengajukan diri, Gallardón secara eksplisit mendukung Rajoy dan Aguirre menolak untuk berkomentar tentang isu ini. Satu-satunya politikus yang secara eksplisit menyatakan niatnya untuk maju adalah Juan Costa, yang menjadi menteri di pemerintahan Aznar, tetapi ia tidak mampu untuk memperoleh 20% dukungan yang diperlukan untuk mengajukan diri sebagai peserta pemilihan karena Rajoy telah menerima banyak dukungan sebelum pencalonannya. Di konvensi, Mariano Rajoy kembali terpilih sebagai ketua dengan 79% suara, dan untuk "memperbaiki citra negatif partai" yang telah menjadi faktor utama dalam kekalahan ketika pemilihan umum, di Rajoy mengganti politisi pada era Aznar dengan generasi muda.
Banyak di antara politisi era Aznar yang secara sukarela mengundurkan diri agar lebih banyak jabatan yang diisi oleh generasi muda, seperti Juru Bicara PP dalam Kongres Deputi Eduardo Zaplana, digantikan oleh Soraya Sáenz de Santamaría; dan Sekretaris Jenderal Partai yang sebelumnya dijabat oleh Ángel Acebes, digantikan oleh María Dolores de Cospedal. Dan juga María del Mar Blanco, saudara dari Konsilor PP Miguel Ángel Blanco (yang dibunuh oleh ETA pada tahun 1997), terpilih sebagai ketua yang mewakili Asosiasi dari Korban Terorisme.
Konvensi ini menyebabkan perubahan signifikan terhadap AD/ART partai, termasuk perubahan sistem pemilihan ketua partai, yang dibuat lebih terbuka agar dapat berkompetisi. María San Gil, Ketua PP wilayah Basque, meninggalkan partai (bahkan mengundurkan diri dari Parlemen Basque) karena perselisihan terhadap kebijakan nasionalisme di beberapa wilayah Spanyol. Awalnya sebagian besar anggota PP mendukung San Gil, tetapi ketika keputusan dia sudah pasti, pimpinan pusat mengadakan pemilihan partai regional, di mana Antonio Basagoiti terpilih sebagai Ketua PP wilayah Basque.
Pemilihan umum 2011
PP menang mutlak di pemilihan umum 2011, menyingkirkan PSOE dari pemerintah. Dengan 44.62% suara, dan 186 kursi di Kongres Deputi, kemenangan terbesar sepanjang sejarah partai. Di sisi lain, kiri tengah PSOE menderita kekalahan besar, kehilangan 59 anggota Parlemen. PP, di bawah kepemimpinan Mariano Rajoy, kembali ke kekuasaan setelah 7 tahun menjadi oposisi.
Pendanaan Ilegal
Di awal 2009, skandal yang melibatkan beberapa anggota senior partai menarik perhatian publik. Kasus Gürtel mengakibatkan pengunduran diri bendahara partai Luis Bárcenas pada tahun 2009. Kasus tersebut dihentikan di bulan Juli 2011, tapi dibuka kembali pada tahun berikutnya.
Pemimpin partai di wilayah Valencia, Francisco Camps, mengundurkan diri di bulan Juli 2011 karena menunggu keputusan pengadilan. Dia dituduh telah menerima hadiah dengan imbalan kontrak tertentu, tetapi dinyatakan tidak bersalah.
Skandal Bárcenas
Di bulan Januari 2013, penyelidikan pengadilan menemukan sebuah rekening di Swiss dimiliki oleh Luis Bárcenas dengan saldo 22 juta euro[27] dan 4,5 juta euro di Amerika Serikat.[28] Tuduhan muncul di media mengenai keberadaan dana ilegal PP yang digunakan untuk menggaji tokoh penting di partai dari tahun 1989 sampai 2009, termasuk perdana menteri petahana dan mantan perdana menteri, Mariano Rajoy dan José María Aznar.[29] Keberadaan pendanaan ilegal tersebut disangkal oleh PP.
^ abcNordsieck, Wolfram (2016). "Spain". Parties and Elections in Europe. Diakses tanggal 30 Agustus 2018.Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Nordsieck" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
^ abcHloušek, Vít; Kopeček, Lubomír (2010). Origin, Ideology and Transformation of Political Parties: East-Central and Western Europe Compared. Ashgate. hlm. 159. ISBN978-0-7546-7840-3. Dari penekanan aslinya pada 'persatuan dan Katolik Spanyol', pada tahun 1980-an dan 1990-an secara berangsur-angsur berevolusi di bawah kepemimpinan José Maria Aznar ke dalam formasi konservatif yang berorientasi pragmatis, dengan unsur-unsur demokratis Kristen, dan bahkan lebih kuat, secara ekonomi liberal.