Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pemberontakan PKI (1926)

Pemberontakan PKI terjadi sekitar tahun 1926-1927, sebagai gerakan Anti-Imperalisme dan untuk melawan kolonialisme Belanda.

Pemberontakan PKI (1926)
Tanggal1926-1927
LokasiSumatera Barat, Pulau Jawa
Hasil

Kemenangan Belanda

  • Pemberontakan gagal
  • Belanda lebih waspada terhadap aktivitas yang dilalukan warganya
Pihak terlibat
Partai Komunis Indonesia Belanda
Tokoh dan pemimpin
Alimin
Musso
Salim Emek
Kh Tubagus Achmad Chatib
Said Ali
Karim Maroko
Muluk Chaniago
W. P. Hellen
Asisten Wedana Mas Wiriadikoesomo (POW)
Mas Mohammed Dahlan
Wedana Raden Partadiningrat 
Haji Entjeh 
Djaimoen 
Benyamins 
Muhammad Djamil
Hamid Sutan Pemuncak 
Tuan Boentjit Leurs 
Kepala Negari Datuk Sutan Nan Gadang 
Korban
Total 4.000-16.000 Total 1.000+
beberapa fasilitas hancur

Pemberontakan di Pulau Jawa

Penculikan di Labuan

Pemberontakan pecah pada 12 November 1926 malam. Di Labuan, serangan terjadi lewat tengah malam dengan sasaran utama rumah Asisten Wedana.

Dalam serangan itu, Asisten Wedana Mas Wiriadikoesomo dan keluarganya berhasil ditawan dan dibawa ke Caringin oleh pemberontak. Sementara tiga orang polisi pengawalnya berhasil dilumpuhkan.

Penyerangan Ke Kediaman H.Ramal

Pasukan PKI melanjutkan aksi dengan menyerang kediaman Haji Ramal yang dijaga tiga orang polisi. Dalam serangan itu, Djaimoen dan Haji Entjeh tewas. Para pemberontak lalu menyerang rumah Mas Mohammed Dahlan, pegawai pemerintah yang membocorkan rencana PKI.

Aksi di Menes

PKI juga bergerak di Menes. Sasaran mereka yang pertama di daerah ini adalah Wedana Raden Partadiningrat. Jam 1 malam, sebanyak 400 orang dikerahkan untuk menyerang. Kendati mendapatkan perlawanan sengit, Partadiningrat dan seua polisi yang berjaga tewas dibunuh.

Penculikan Benyamins

Para pemberontak lalu menyerang rumah Benyamins, seorang pengawas kereta api. Benyamins dan dua orang polisi penjaga tewas. Mayat Benyamins dikabarkan dipotong-potong lalu dibuang

Pemberontakan di Cening

Sementara di Cening, massa menyerang rumah asisten wedana.Berhasil melumpuhkan kelompok sipil pegawai pemerintah, PKI bermaksud menyasar militer Belanda di Labuan

Aksi 14 November

Serangan yang direncanakan pada 14 November 1926 gagal berantakan karena lebih dulu dihadang Brigade Belanda. Dalam pertempuran itu pasukan PKI berhasil dipukul mundur.

Pemburuan PKI di Banten

Militer Belanda langsung melakukan perburuan, dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat WP Hillen. Sejak 13 November 1926, polisi telah melakukan 64 kali penangkapan di Banten. Dalam periode 13 November sampai 8 Desember 1926, 916 orang ditangkap. Selain di Banten, diwaktu bersamaan pemberontakan juga terjadi di Bandung, Kediri, Banyumas, Pekalongan, Kedu, dan Jakarta. Dari semua tempat itu, perlawanan paling sengit berada di Banten.

Pemberontakan di Sumatera Barat

Pemberontakan di Silungkang

Sasaran pertama PKI adalah Kepala Nagari Silungkang Muhammad Djamil. Pemimpin pemberontakan di rumah Muhammad Djamil adalah keponakannya sendiri Salim Emek.

Aksi pada malam hari

Sasaran berikutnya adalah tiga orang guru, yaitu Guru Mahmud, Djumin, dan Ramhman. Ketiganya dibunuh di rumahnya tanpa perlawanan. Selanjutnya PKI juga menyerang rumah tukang emas bernama Kari Sutan dan Menek. Keduaanya juga dibunuh bersama seorang anak mereka yang masih kecil.

Penyerangan ke Stasiun Silungkang

pasukan pemberontak kembali bergerak dengan sasaran Kepala Stasiun Kereta Api Silungkang.

pasukan pemberontak kembali bergerak dengan sasaran Kepala Stasiun Kereta Api Silungkang. Namun sebelum PKI tiba di lokasi, kepala stasiun sudah melarikan diri dan selamat dari pembunuhan. Mereka lalu meledakkan rumah kepala stasiun dengan dinamit. Sasaran selanjutnya adalah rumah petugas karcis kereta api Hamid gelar Sutan Pemuncak. Hamid dan anaknya yang masih kecil dibunuh.

Selain meledakkan rumah, para pemberontak juga mengahcurkan stasiun kereta, memutus sambungan telepon, dan merusak kawat penghubung kereta api yang menghubungkan Padang Panjang dan Sawah Lunto.

Penyerangan ke Departemen Pekerjaan Umum

para pemberontak menyerang Kepala BOW (Departemen Pekerjaan Umum) Tuan Boentjit Leurs. Lagi-lagi, pembunuhan sangat keji dilakukan oleh para pemberontak. Leurs dibunuh dengan brutal di depan istri dan anaknya.

Aksi 1 Januari

Pada 1 Januari 1927 pagi, aksi pemberontak telah diketahui kepolisian. Pasukan PKI dikejar dan perang terbuka terjadi. Sebanyak 49 orang pemberontak berhasil ditangkap. Beberapa orang pemberontak tewas dalam pertempuran, dan sebagian lainnya mengalami luka-luka. Jumlah mereka yang ditangkap dan tewas dalam pertempuran terus bertambah.

Pembunuhan di Padang

Namun aksi pembunuhan-pembunuhan oleh PKI masih terjadi. Di Padang Sibusuk, para pemberontak membunuh Kepala Nagari Datuk Sutan Nan Gadang dan mengangkat Kupiah gelar Datuk Bandaro sebagai penggantinya.

Peristiwa Silungkang

Pada 2 Januari 1927, ratusan orang berkumpul di pasar Padang Sibusuk. Beberapa orang yang dianggap tidak loyal kepada revolusi ditangkap para pemberontak dan dihukum pancung.

Ekspedisi ke Padang Sibusuk

Pada 3 Januari, dua Brigade Militer Belanda dikirim ke Padang Sibusuk untuk mematahkan pemberontakan dengan melakukan penangkapan-penangkapan. Hingga 12 Januari 1927, militer kolonial Belanda telah menangkap sebanyak 1.300 orang. Rata-rata usia mereka yang ditangkap 17-30 tahun. Hingga Februari 1927, jumlah mereka yang ditangkap dan ditahan telah mencapai 4,000 orang. Pemberontakan baru benar-benar dipadamkan pada 28 Februari 1927.



Referensi

Muhibudin Kamali. Sejarah Pemberontakan Berdarah Pertama PKI pada 1926-1927.SINDOnews

Kembali kehalaman sebelumnya