Sistem penulisan yang digunakan pada masa Mesir Kuno berhasil diuraikan pada awal abad ke-19 berkat usaha dari beberapa cendekiawan Eropa, terutama Jean-François Champollion dan Thomas Young. Pengetahuan akan cara membaca sistem penulisan Mesir, yang mencakup tulisan hieroglif, hieratik dan demotik, telah dilupakan sejak abad ke-4 atau abad ke-5 Masehi. Generasi berikutnya hanya mengenal tulisan-tulisan ini dari catatan penulis-penulis Yunani dan Romawi yang tidak memiliki pemahaman yang baik akan sistem ini. Tulisan Mesir sempat dianggap sebagai sistem tulisan yang sepenuhnya ideografis; setiap karakternya dianggap menyimbolkan ide-ide tertentu alih-alih suara. Hieroglif juga dipandang oleh awam sebagai tulisan yang bersifat esoteris dan mistis alih-alih tulisan fungsional yang dipakai untuk merekam bahasa lisan. Beberapa cendekiawan Muslim dan Eropa yang berupaya mengurai hieroglif pada Abad Pertengahan meyakini bahwa sistem aksara ini mungkin saja memiliki unsur fonetis, tetapi pandangan umum bahwa hieroglif merupakan sistem aksara ideografis menghambat upaya penguraian hingga abad ke-18.
Hamilton, Alastair (2006). The Copts and the West, 1439–1822: The European Discovery of the Egyptian Church. Oxford University Press. ISBN978-0-19-928877-9.
Stephan, Tara (2017). "Writing the Past: Ancient Egypt through the Lens of Medieval Islamic Thought". Dalam Lowry, Joseph E.; Toorawa, Shawkat M. Arabic Humanities, Islamic Thought: Essays in Honor of Everett K. Rowson. Brill. ISBN978-90-04-34329-0.
Stolzenberg, Daniel (2013). Egyptian Oedipus: Athanasius Kircher and the Secrets of Antiquity. University of Chicago Press. ISBN978-0-226-92415-1.
Thompson, Jason (2015a). Wonderful Things: A History of Egyptology, 1. From Antiquity to 1881. American University in Cairo Press. ISBN978-977-416-599-3.
Thompson, Jason (2015b). Wonderful Things: A History of Egyptology, 2. The Golden Age: 1881–1914. American University in Cairo Press. ISBN978-977-416-692-1.