Perang Inggris–Prancis adalah konflik besar Abad Pertengahan yang mempertemukan Kerajaan Prancis melawan Kerajaan Inggris beserta berbagai negara lain. Ini terjadi dalam upaya untuk membatasi meningkatnya kekuasaan Raja Philippe II dari Prancis dan mendapatkan kembali wilayah kekuasaan Angevin di Eropa kontinental yang lepas dari John dari Inggris ke tangan Philippe II satu dekade sebelumnya. Ini dianggap secara luas sebagai koalisi anti-Prancis pertama dan berakhir dalam Pertempuran Bouvines yang menentukan di mana Philippe II mengalahkan Inggris beserta sekutunya.
Kadipaten Normandia, pernah menjadi lokasi konflik antara Richard I dari Inggris dan Philippe II, tumbuh menjadi salah satu titik panas dari perang-perang Inggris–Prancis Abad Pertengahan karena Raja Inggris harus mempertahankan kekuasaannya yang sangat dekat dengan Paris. Pada tahun 1202, Philippe II melancarkan invasi ke Normandia yang berpuncak pada Pengepungan Château Gaillard selama enam bulan, yang menyebabkan penaklukan kadipaten beserta wilayah-wilayah tetangga.
Pada tahun 1214, ketika Paus Inosensius III mengumpulkan aliansi negara-negara untuk melawan Prancis, John setuju. Aliansi bertemu dengan Philippe di dekat Bouvines dan kalah telak. Kemenangan Prancis mengakibatkan penaklukan Flandria dan mengakhiri upaya lebih lanjut dari John untuk mendapatkan kembali wilayahnya yang hilang.
Konflik ini adalah sebuah episode dari pertikaian selama satu abad antara Wangsa Kapet melawan Wangsa Plantagenet terkait wilayah kekuasaan Angevin di Prancis, yang dimulai dengan Henry II naik ke takhta Inggris pada tahun 1154 dan persaingannya dengan Louis VII dan berakhir dengan kemenangan Louis IX atas Henry III dalam Pertempuran Taillebourg pada tahun 1242.
Referensi
Daftar pustaka
- Grant, R.G (2007). Battle: a visual journey through 5,000 years of combat. Dorling Kindersley. hlm. 109.
- Kohn, George Childs (31 October 2013). Dictionary of Wars. Routledge. ISBN 978-1-135-95494-9.