Persatuan Olahraga Elektronik Korea Selatan
Korean e-Sports Association (KeSPA) adalah lembaga yang didirikan untuk mengelola cabang olahraga elektronik (esports) di Korea Selatan. Organisasi ini didirikan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan. KeSPA merupakan anggota Komite Olimpiade Korea dan Federasi e-Sports Internasional. Saat ini, KeSPA adalah badan pengelola untuk lebih dari 25 gim olahraga elektronik di Korea Selatan, seperti Starcraft II, League of Legends, dan Counter-Strike: Global Offensive. KeSPA merupakan organisasi yang berperan penting dalam perkembangan olahraga elektronik dari Starcraft: Brood War dan Starcraft II di Korea Selatan. KeSPA mengadakan turnamen tahunan yang disebut Piala KeSPA (KeSPA Cup).[1] Piala KeSPA 2020 adalah edisi keenam dari turnamen yang selalu diadakan di akhir tahun. Mulai tahun 2018, Piala KeSPA diselenggarakan untuk gim League of Legends yang mana sebelumnya turnamen ini diperuntukkan untuk gim Starcraft II. Total hadiah untuk Piala KeSPA 2019 adalah sekitar $150.000.[1] SejarahTahun-tahun Awal Berdirinya KeSPAKeSPA didirikan pada tahun 2000 setelah mendapat persetujuan dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan. Tujuan resmi dari organisasi ini adalah menjadikan olahraga elektronik sebagai cabang olahraga resmi, dan memperkuat posisi komersil olahraga elektronik di semua sektor.[2] Organisasi ini mengelola hal-hal terkait penyiaran olahraga elektronik, pembentukan kegiatan-kegiatan baru, mengatur kondisi pemain profesional saat bekerja, serta mendorong masyarakat umum untuk turut bermain gim. Pada tahun 2008, SK Telecom diberi posisi teratas di organisasi, serta menjadikan Seo Jin-woo sebagai presiden organisasi. KeSPA mengatur penyiaran oleh saluran televisi olahraga elektronik seperti Ongamenet (OGN), MBC Game, GOMtv, dan Pandora TV, 23 orang jurnalis olahraga elektronik, lebih dari 12 tim olahraga elektronik di Korea Selatan, dan menciptakan sistem peringkat untuk pemain-pemain Starcraft.[3] Pada tanggal 11 Mei 2012, setelah banyak pengumuman dari KeSPA mengenai transisi antara StarCraft: Brood War dan StarCraft II,[4] KeSPA mengumumkan akan bermitra dengan Major League Gaming (MLG), sebuah organisasi olahraga elektronik yang berbasis di Amerika Serikat untuk mengirim pemain KeSPA ke acara MLG.[5] Pada tanggal 27 Oktober 2014, KeSPA, bersama Riot Games dan OGN mengeluarkan siaran pers yang menyatakan kebijakan baru yang ditujukan untuk kesejahteraan para pemain profesional olahraga elektronik Korea. Beberapa perubahan besar termasuk gaji minimum untuk pemain profesional olahraga elektronik yang bersaing dengan olahraga tradisional populer, dan menetapkan minimum 1 tahun untuk kontrak antara pemain dan tim mulai musim 2016. Selain itu, terdapat banyak perubahan khusus gim League of Legends yang mencakup pembatasan perusahaan untuk memiliki minimal satu tim dengan 10 pemain per tim, dan mulai beralih dari format turnamen ke liga untuk kualifikasi League of Legends World Championships (Worlds) mewakili Korea Selatan. Tahun 2016, KeSPA menutup Starcraft ProLeague, karena menurut ketua KeSPA pada saat itu, Jun Byung-hun, hal ini disebabkan oleh jumlah ProLeague dan pemain profesional yang semakin sedikit, masalah sponsor, dan masalah pengaturan pertandingan.[6] Sengketa Kekayaan Intelektual dengan Blizzard Tahun 2008Pada tahun 2008, penurunan distribusi media olahraga elektronik di Korea Selatan sebagian disebabkan oleh ketakutan bahwa pengembang permainan video Blizzard Entertainment akan menuntut royalti dari KeSPA, karena hak kekayaan intelektual yang dimiliki oleh Blizzard.[7] Pada tahun 2010, Blizzard Entertainment mengumumkan bahwa negosiasi dengan pihak KeSPA berjalan buruk, dan pihak Blizzard hanya mengizinkan GomTV untuk menyiarkan gim besutan Blizzard.[8][9] Pada Mei 2011, perselisihan akhirnya diselesaikan, memungkinkan Ongamenet (OGN) dan Munhwa Broadcasting Corporation (MBC) secara resmi menyiarkan pertandingan gim StarCraft: Brood War.[10] Pengaturan Pertandingan Starcraft Tahun 2010Pada April 2010, sebelas pemain profesional Starcraft terlibat dalam pengaturan pertandingan selama tahun 2009. Subkomite Sanksi KeSPA melarang kesebelas pemain profesional tersebut untuk bertanding di masa depan,[11] dan para pemain profesional serta tim yang terlibat akan dituntut di pengadilan pidana oleh KeSPA,. Selain para pemain profesional, pemilik lebih dari 12 situs perjudian ilegal, mantan pemain profesional, dan anggota staf akan dikenakan denda. Diduga bahwa pemain disuap untuk membocorkan informasi, atau kalah dengan sengaja dalam pertandingan, sehingga memungkinkan pemilik situs perjudian ilegal untuk mendapatkan keuntungan besar. Ada protes di Korea setelah perkembangan kasus ini.[12] Perubahan Organisasi Tahun 2013KeSPA yang dulunya merupakan sebuah organisasi privat, sejak tahun 2013 dapat diikuti oleh siapa saja yang ingin bergabung dengan organisasi tersebut. Perubahan ini adalah bagian dari proyek "NEXT eSports" yang direncanakan oleh ketua KeSPA pada saat itu, yaitu Jun Byung-hun. Beberapa perubahan besar pada struktur organisasi meliputi:
Hal ini merupakan sebuah perkembangan bagi siapa saja yang terlibat dalam kancah olahraga elektronik Korea Selatan, karena organisasi olahraga elektronik perdana yang terbuka untuk publik akan memungkinkan organisasi tersebut untuk tumbuh menjadi komunitas yang lebih beragam dan berkembang, serta memperkaya para pemain profesional, staf tim, dan penggemar lebih jauh lagi.[13] Pengaturan Pertandingan Starcraft Tahun 2015Dua pemain KeSPA, Lee "Life" Seung dan Jung "Bbyong" Woo-yong diduga melakukan pengaturan skor bersama dengan tujuh orang lainnya. Lee "Life" Seung yang merupakan salah satu pemain Starcraft II terbaik di dunia diduga menerima 70.000.000 won (sekitar US$62.000) karena dengan sengaja kalah dalam dua pertandingan Piala KeSPA pada tahun 2015.[14] Sementara itu, Jung "Bbyong" Woo-yong diduga dengan sengaja kalah dalam pertandingan Global StarCraft II League musim pertama pada tahun 2015.[15] Tim-tim yang Terkenal
Referensi
|