Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pertanyaan kompleks

Pertanyaan kompleks adalah pertanyaan jebakan, pertanyaan ganda, kekeliruan presuposisi, atau pertanyaan yang memiliki praanggapan yang kompleks. Menurut Yule (1996: 25), presuposisi adalah suatu perkara yang diasumsikan oleh penutur sebelum melakukan pengungkapan. Presuposisi dapat juga dikatakan sebagai hubungan antara dua proposisi.

Pertanyaan kompleks yang tidak keliru adalah adanya proposisi yang dianggap dapat diterima oleh responden ketika pertanyaan diajukan. Responden berkomitmen kepada proposisi ini ketika mereka memberikan jawaban secara langsung. Sedangkan pertanyaan kompleks yang keliru, ketika praanggapan yang di dalamnya terdapat pengakuan kesalahan yang disebut “syarat pertanyaan” yang merupakan jebakan untuk responden.

Presuposisi atau praanggapan itulah yang dinamakan dengan “Kompleks”. Presuposisi terbagi dalam tiga jenis yaitu proposisi disjungtif, konjungtif, atau bersyarat. Bisa jadi ada jenis proposisi yang lain apabila mengandung beberapa penghubung logis sehingga bagian tersebut merupakan proposisi komponen.[1]

Kekeliruan pertanyaan kompleks

Kekeliruan pertanyaan kompleks terjadi karena seseorang yang mengajukan pertanyaan yang belum dibuktikan atau diterima oleh semua orang yang terlibat. Sebagai contoh “Apakah Mary mengenakan gaun berwarna biru atau berwarna merah?” pertanyaan tersebut keliru karena membatasi jawaban atau respons lain yang mungkin bisa saja terjadi. Mungkin saja Mary mengenakan gaun, rok, atau celana, dengan warna yang berbeda.

Oleh karena itu ada dua hal yang harus diperhatikan :

  • Pertanyaan kompleks yang benar yaitu : Sebuah pertanyaan yang mengasumsikan sesuatu yang akan disetujui oleh responden. Contoh, “Siapa raja Inggris?” pertanyaan tersebut mengasumsikan bahwa ada negara yang bernama Inggris. Negara Inggris merupakan negara yang dipimpin oleh seorang raja. Jadi pertanyaan tersebut disetujui oleh responden.
  • Pertanyaan kompleks yang keliru: “Siapakah raja Perancis?” pertanyaan tersebut mengasumsikan bahwa ada suatu tempat atau negara bernama Perancis, praanggapan tersebut benar namun apakah negara Perancis dipimpin oleh seorang raja, praanggapan tersebut salah. Negara Perancis dipimpin oleh seorang presiden.

Ketika pertanyaan kompleks mengandung praanggapan yang kontroversial (biasanya dalam bahasa yang tersirat, memiliki implikasi yang tidak diucapkan dan sering kali emosional). Contohnya adalah pertanyaan yang mengasumsikan responden tidak bisa menyanggah “Apakah Anda sudah berhenti memukul istri Anda?”. Pertanyaan tersebut mengasumsikan bahwa suaminya telah memukul istrinya terlebih dahulu. Pertanyaan tersebut untuk mengelabui responden agar sesuatu yang diakui oleh penanya dijawab iya. Padahal bisa saja suami memukul istrinya, bisa juga ia memang tidak memukul istrinya. Jika responden mengatakan “Ya” maka ia bersalah, begitu pun jika responden mengatakan “Tidak” ia akan dituduh oleh penanya melakukan pemukulan terhadap istrinya. Pertanyaan kompleks seperti ini biasanya diajukan di persidangan. Kekeliruan pertanyaan kompleks ini sering terjadi pada wacana dialektis sebagai pelanggaran terhadap hukum, atau aturan sosial.[2][3]

Asumsi atau praanggapan terhadap pertanyaan yang kompleks hanya dapat diketahui dari evaluasi konteks bacaan. Pertanyaan kompleks yang tidak salah biasanya merupakan teknik retoris. Jika praanggapan suatu pertanyaan secara sah diasumsikan oleh semua pihak, dan semua praanggapan itu relevan, maka tidak ada kekeliruan yang dilakukan. Pertanyaan kompleks, dalam arti luas dari istilah itu adalah pertanyaan yang menyarankan jawabannya sendiri. Setiap pertanyaan, misalnya, yang memaksa kita untuk memilih, dan menegaskan jawaban kita, salah satu jawaban dari pertanyaan itu sendiri, sementara ada kemungkinan beberapa jawaban lain, yang kita sebut sebagai “kompleks” dalam pengertian istilah yang digunakan di sini. Misalnya, seseorang bertanya apakah Anda akan pergi ke New York atau London, atau jika warna favorit Anda adalah merah atau biru, atau jika Anda telah menghentikan kebiasaan buruk tertentu, dia bersalah atas pertanyaan tersebut karena dimungkinkan ada asumsi lain atau adanya kekeliruan kompleks. Pertanyaan kompleks itu adalah asumsi serupa yang menutup beberapa kemungkinan material dari suatu situasi dan membatasi suatu masalah dalam batas-batas yang terlalu sempit. Seperti dalam kasus sebelumnya, jadi di sini, satu-satunya cara untuk menghadapi kesulitan adalah dengan mengajukan pertanyaan sebelumnya, yaitu, mempertanyakan asumsi yang terletak di belakang kekeliruan.[3]

Referensi

  1. ^ Yudhistira (2021-02-11). "Berbagi Asumsi dengan Praanggapan | Narabahasa". Diakses tanggal 2023-02-03. 
  2. ^ "Complex Question". philosophy.lander.edu. Diakses tanggal 2023-02-03. 
  3. ^ a b "begging the question - logical fallacies - The Skeptic's Dictionary - Skepdic.com". skepdic.com. Diakses tanggal 2023-02-03. 
Kembali kehalaman sebelumnya