Pertempuran Bojong Kokosan terjadi pada tanggal 9-12 Desember 1945 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sebagai bagian dari Revolusi Nasional Indonesia, ketika konvoi tentara Britania Raya yang membawa tawanan perang dan tahanan sipil ke Bandung disergap oleh pejuang kemerdekaan Indonesia setempat di dekat Cicurug. Konflik ini dianggap sebagai salah satu contoh pertama pengakuan de facto Republik Indonesia oleh Sekutu, karena negosiator konvoi berhasil mengamankan perjalanan yang aman ke Bandung pada tanggal 12 Desember.[1]
Penyergapan
Kabar yang diterima para pejuang menyebutkan bahwa pasukan Sekutu yang hendak menuju Bandung 'hanya' terdiri dari seratusan orang yang dikawal beberapa kendaraan lapis baja dan persenjataan modern. Sekitar pukul 15.00, kendaraan pengawal konvoi Sekutu terjebak lubang yang disiapkan oleh para pejuang di jalan yang diapit dua tebing di daerah Bojong Kokosan, jalan raya antara Bogor-Sukabumi. Menggunakan strategi hit and run, pertempuran sengit ini terjadi selama sekitar dua jam, sebelum akhirnya tentara Sekutu bisa melanjutkan perjalanannya, meskipun sepanjang jalan masih terjadi tembak-menembak. Desa-desa di sekitar arena pertempuran yang ditinggalkan ini kemudian dibombardir oleh Angkatan Udara Britania Raya.
Jumlah korban
Penyergapan tentara yang dikawal beberapa kendaraan lapis baja jenis Stuart ini menewaskan 50-an tentara Inggris dan melukai seratusan lainnya, sementara 30-an lainnya hilang. Banyaknya korban di pihak Inggris menimbulkan perdebatan di Parlemen Inggris dan mengundang perhatian dunia.
Hari Juang Siliwangi
Sejak tahun 2004, pertempuran yang terjadi pada tanggal 9 Desember 1945 ini diperingati sebagai Hari Juang Siliwangi.
Pranala luar
- ^ "Palagan Bojongkokosan, Heroisme di Sukabumi yang Menyulut Lautan Api di Bandung". Direktorat Pelindungan Kebudayaan. 2018-07-31. Diakses tanggal 2024-11-03.