Puti Bungsu merupakan nama tokoh yang ditemui dalam ceritarakyatMinang KabauSumatera Barat.[1] Puti bungsu menurut ceritarakyat setempat ialah satu dari tujuh putri yang datang dari langit.[1] Puti Bungsu merupakan tokoh wanita yang hidup dalam ceritarakyat.[1] Puti bungsu dalam cerita rakyat Sumatera Barat selain disebut sebagai putri yang turun dari langit juga disebut sebagai salah seorang istri raja Aniayo yaitu raja yang zalim, licik, dan memerintah dengan sesuka hati.[1][2]
Salah satu kebiasaan buruk raja Aniayo adalah kebiasaannya yang beristri banyak dan berlaku kejam pada istrinya salah satunya Puti Bungsu.[2] Menurut ceritarakyat Puti Bungsu memiliki enam orang saudara laki-laki.[2] Setelah Puti Bungsu menikah, keenam saudara puti bungsu pergi merantau untuk mencari penghidupan yang lebih baik.[2] Karena kejahatan raja Aniayo membuat suatu hari Puti Bungsu dibuang ke hutan padadal pada saat dibuang ke hutan puti bungsu sedang mengandung anak yang berusia enam bulan sehingga dengan keadaan tersebut membuat putri bungsu harus melahirkan anaknya di tengah hutan.[2] Jika dilihat dari ceritarakyat yang ada di Sumatera Barat terdapat dua presepsi cerita rakyat mengenai putri bungsu yaitu pertama sebagai putri yang turun dari langit dan sebagai seorang istri raja yang zalim.[2]
Referensi
^ abcdWisran Hadi.1978.Puti Bungsu, wanita terakhir: drama tiga babak. PPublisher Budaya Jaya.5
^ abcdefIvan Adilla.Cerita Rakyat Dari Solok (Sumatera Barat).Penerbit:Grasindo.54
Artikel bertopik dongeng ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.