Rio Haryanto
Rio Haryanto (lahir 22 Januari 1993) adalah seorang pembalap mobil dan pengusaha berkebangsaan Indonesia. Dia terakhir berkompetisi di dalam ajang Seri Le Mans Asia musim 2019-20 dan Blancpain GT World Challenge Asia untuk tim T2 Motorsports. Ia pernah membalap di dalam ajang Formula Satu bersama dengan tim Manor Racing pada musim 2016. Rio merupakan pembalap Indonesia yang pertama dalam sejarah yang membalap di level Seri GP2. Ia juga merupakan pembalap Indonesia yang pertama dalam sejarah yang menjajal mobil Formula Satu.[1] Sampai dengan musim 2025, dia menjadi satu-satunya pembalap Indonesia pernah yang berkompetisi di dalam ajang Formula Satu.[2][3] KarierRio mengawali kariernya di balap gokart pada tahun 2002 dengan Juara Nasional Gokart kelas kadet. Karier balapan single seater-nya baru dimulai pada tahun 2008, pada saat ia mengikuti ajang Formula Renault Asia. Rio berhasil menjadi juara Formula BMW Pasifik musim 2009[4] dan berkesempatan tampil di dalam ajang Formula BMW Eropa sebagai pembalap tamu di seri Monza. Di balapan yang juga diikuti pembalap asal Brasil, yaitu Felipe Nasr (yang kemudian akan menjadi lawannya di dalam ajang Formula 1), Rio gagal finis di balapan pertama dan finis ke-17 di balapan kedua.[5] Seri GP3Rio memulai kariernya di benua Eropa dengan berlaga di Seri GP3 dengan membela tim Marussia Manor Racing pada tahun 2010. Ia mampu memenangkan balapan di Istanbul serta menghuni peringkat 5 di akhir klasemen. Pada tahun 2011, Rio menetap di Seri GP3 bersama dengan tim Marussia Manor Racing. Di akhir musim, ia mencatatkan posisi 7 di klasemen akhir Seri GP3, dengan raihan 2 kemenangan di Nürburgring dan Hungaroring.[6][7] Auto GPRio juga mengikuti ajang AutoGP dengan bergabung bersama dengan tim Driot-Arnoux Motorsport (DAMS). Ia berhasil memenangkan balapan di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, dan berada di peringkat akhir ke-7. Upaya Rio Haryanto, Afanasyev, Tambay, dan pembalap pengganti Rio Haryanto, yaitu Kevin Korjus, sudah cukup bagi tim DAMS untuk merebut gelar juara tim. Seri GP2Rio pertama kali membalap di seri ini dengan bergabung bersama dengan tim DAMS di balapan final musim non-kejuaraan di Yas Marina di musim 2011. Rio pertama kali membalap secara penuh di seri ini pada musim 2012, dengan bergabung bersama dengan tim Tim GP2 Carlin yang didukung oleh tim Marussia, di mana dia bermitra bersama dengan Max Chilton. Dia adalah orang Indonesia yang pertama yang berkompetisi di level olahraga bermotor ini sejak Ananda Mikola berkompetisi di Formula 3000 Internasional selama musim 2000 dan 2001. Di musim pertamanya di GP2, Rio Haryanto berhasil mengamankan satu putaran tercepat, satu posisi pole—dalam kondisi basah di Spa, menegaskan reputasinya sebagai spesialis cuaca basah—dan finis balapan terbaik di urutan kelima dalam balapan fitur di Valencia, mengamankan tempat ke-14 dalam kejuaraan di akhir musim. Pada tahun itu juga, Rio juga berkesempatan untuk menjajal mobil F1 milik Tim F1 Marussia sebanyak 79 putaran pada sebuah sesi uji coba pembalap muda F1 di Sirkuit Silverstone, Inggris. Hasil itu juga membawa Rio menjadi orang Indonesia yang pertama yang berhasil memenuhi syarat untuk mendapatkan FIA Super Licence, yang merupakan sebuah syarat yang wajib dimiliki oleh calon pembalap F1.[8] Pada tahun 2013, Rio memutuskan untuk bergabung bersama dengan Tim Barwa Addax, namun sayangnya, Rio mendapatkan hasil yang buruk dengan hanya mampu mendapat poin pada 4 balapan saja. Meskipun demikian, ia sempat berhasil meraih podium pertamanya dengan menempati peringkat ke-2 pada sprint race yang berlangsung di Sirkuit Silverstone, Inggris. Kecewa akan performa mobil dan mekanik, Rio memutuskan untuk pindah ke tim Caterham untuk musim 2014, setelah mencatatkan hasil yang memuaskan pada sebuah sesi tes di Abu Dhabi.[9] Ia berpasangan dengan Alexander Rossi dari Amerika Serikat.[10] Di musim 2015, dia bergabung bersama dengan tim Campos Racing.[11] Setelah mengambil podium ke 2 di Feature Race dalam seri Bahrain, Rio berhasil mengambil kemenangan pertama di Seri GP2 pada Sprint Race keesokan harinya.[12] Dia berhasil meraih kemenangan kedua dalam seri sprint race Austria, meskipun sayap depan mobilnya telah mengalami kerusakan.[13] Secara keseluruhan, Rio menutup karier GP2-nya di peringkat 4, dibawah Stoffel Vandoorne, Alexander Rossi, dan Sergey Sirotkin. Rio juga mendapatkan kesempatan untuk menjajal mobil F1 milik tim Manor pada sebuah sesi tes pasca-musim yang diadakan oleh Pirelli pada bulan Desember 2015 sebanyak 55 putaran, dengan catatan waktu terbaik 1:49.593, dan berada pada peringkat ke-15 dari 16 peserta.[8] Formula SatuSejak tahun 2010, pasca keberhasilannya menjuarai Formula BMW Asia Pasifik, Rio Haryanto mendaftar sebagai pembalap mobil profesional di Akademi Balap Virgin Racing. Ia adalah satu-satunya pembalap Asia di dalam akademi tersebut, dan mendapat kesempatan untuk menjadi Pembalap Tes, sekaligus pembalap cadangan Virgin Racing, hingga tahun 2012. Tahun 2012, Virgin Racing berganti nama menjadi Marussia F1 Team setelah dibeli oleh Ferrari Driver Academy, dan Rio turut menjadi siswa di akademi itu pula, dan pada tahun 2014, Rio menjadi Pembalap Tes cadangan Marussia F1 Team menggantikan posisi Jules Bianchi yang mengalami kecelakaan di Sirkuit Suzuka. Pada tanggal 18 Februari 2016, Manor Racing, selaku tim balap F1, resmi mengumumkan Rio Haryanto menjadi pembalapnya untuk musim 2016 mendampingi pembalap asal Jerman, yaitu Pascal Wehrlein. Rio sekaligus menjadi pembalap Indonesia yang pertama yang berkiprah di dalam ajang bergengsi tersebut.[14] Rio membutuhkan dana sebesar 15 juta Euro atau senilai Rp226 Miliar untuk dapat mengikuti kejuaraan F1 di bawah Tim Manor Racing. Sebelumnya, PT. Pertamina, yang telah mensponsori Rio di ajang GP2, berjanji akan memberikan dana sebesar 5 juta Euro. Untuk melengkapi kebutuhan dana yang juga harus berkejaran dengan tenggat pelunasan ke Tim Manor Racing, Rio dan manajemennya telah meminta bantuan kepada pemerintah melalui Kemenpora serta berbagai pihak. Dia melakukan debutnya di Grand Prix Australia 2016, namun memulai dengan awal yang sulit dengan insiden yang melibatkan Romain Grosjean ketika mereka bertabrakan di jalur pit selama sesi latihan bebas ketiga.[15] Rio Haryanto kemudian diberikan penalti grid turun tiga tempat atas insiden tersebut, serta dua poin penalti ditambahkan ke lisensinya.[16] Rio Haryanto mundur dari balapan debutnya karena masalah drive link pada putaran ke-18.[17] Menariknya, Rio Haryanto adalah pembalap dengan suara terbanyak dalam pemungutan suara Driver of the Day Formula Satu yang baru diperkenalkan, sebelum penghargaan diberikan kepada Romain Grosjean, yang mencetak poin untuk tim debutan Haas.[18][19] Rio Haryanto adalah pembalap kedua yang tersingkir dari sesi kualifikasi Grand Prix Bahrain 2016, di depan Felipe Nasr.[20] Namun, dia naik posisi grid ke posisi ke-20 karena pembalap Renault, yaitu Kevin Magnussen, harus memulai balapan ini dari pit-lane setelah gagal berhenti karena menimbang selama sesi latihan bebas.[21] Dia adalah mobil terakhir yang menyelesaikan balapan, di posisi ke-17 dan tertinggal satu putaran. Dia berhasil mengalahkan pembalap Renault lainnya, yaitu Jolyon Palmer, untuk finis di urutan ke-21 di China, sebelum dia terjerat dalam kecelakaan putaran pertama di Rusia yang melibatkan Nico Hülkenberg dan Esteban Gutiérrez. Rio Haryanto mengulangi performanya di Bahrain di Spanyol, dengan balapan berikutnya di Monako memberinya posisi ke-15, yang merupakan posisi terbaik dalam karirnya, meskipun tertinggal 4 putaran dan sekali lagi diklasifikasikan di posisi terakhir. Dia tetap menjadi pembalap terakhir yang berhasil menyentuh garis finis dalam dua balapan berikutnya, dengan finis di posisi ke-19 dan ke-18, sebelum finis di urutan ke-16 di Austria, dan menarik perhatian pada kesenjangan bakat antara dirinya dan rekan setimnya, yaitu Wehrlein, yang berhasil mencetak satu-satunya poin tim Manor musim ini di balapan yang sama. Dia berputar dalam kondisi basah di Inggris, sementara apa yang akan menjadi dua balapan terakhirnya lagi membuatnya menjadi pembalap terakhir yang diklasifikasikan karena masa depannya menjadi tidak jelas karena kurangnya sponsor. Setelah mengikuti 12 seri balapan, posisi Rio Haryanto pun akhirnya harus digantikan oleh pembalap asal Perancis, yaitu Esteban Ocon, mulai bulan Agustus 2016 menjelang balapan di Belgia, karena baru melunasi 8 juta Euro saja, kurang dari dana yang wajib dibayarkan oleh pihak Manor Racing.[22][23] Raihan terbaik Rio selama di dalam ajang Formula Satu adalah finis ke 15 di Grand Prix Monako. Ketika perusahaan induk dari tim ini bangkrut, Rio Haryanto adalah satu-satunya pembalap dari tim ini yang tidak berlaga di musim 2017, dengan Esteban Ocon dan Pascal Wehrlein yang masing-masing pindah ke tim Force India dan Sauber. Balap KetahananRio mengikuti ajang SIC888 Race yang berlangsung di Sirkuit Internasional Shanghai pada tahun 2018. Bersama dengan juara Audi R8 LMS Cup 2018, yaitu Andrew Haryanto, dan Anderson Tanoto, ketiganya mengendarai mobil Audi R8 GT4 serta mampu menyelesaikan lomba yang berlangsung selama 6 jam itu di peringkat ke-5.[24] Blancpain GT World Challenge AsiaSetelah cukup lama absen dari balapan internasional, Rio akhirnya kembali lagi membalap setelah bergabung bersama dengan tim kolaborasi Singapura dan Indonesia, yakni T2 Motorsport, yang berkompetisi di dalam ajang Blancpain GT World Challenge Asia.[25] Ia berlaga bersama dengan pembalap Indonesia yang lainnya, yaitu David Tjiptobiantoro, dalam 4 seri balapan, dan pembalap asal Singapura, yaitu Gregory Teo, dalam 2 seri balapan. Rio bersama kolega mengendarai mobil Ferrari 488 GT3 di dalam ajang tersebut. Ia bersama dengan David berhasil meraih podium 2 di Sirkuit Internasional Chang.[26] Pada klasemen akhir, ia menempati posisi ke-31 secara umum dan ke-12 di kelas Pro-Am. Asian Le Mans SeriesRio juga membalap di seri Asian Le Mans Series musim 2019/2020 dengan tim yang sama, namun Gregory Teo digantikan oleh Christian Colombo asal Italia untuk kejuaraan tersebut. Ketiganya berhasil meraih pole position di balapan pamungkas di Sirkuit Internasional Chang, namun hasil finis terbaik yang diraih hanya posisi ke-4 di seri The Bend Motorsport Park dan Sepang.[27][28] Kehidupan pribadiRio merupakan putra bungsu dari empat bersaudara pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati. Keduanya berasal dari Surakarta dan merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Tiga kakak Rio, yaitu Roy, Ricky, dan Rian. Ketiganya pernah berkarier juga di dalam ajang balap nasional bersama dengan sang ayah yang juga aktif membalap sampai dengan tahun 2003.[29] Pada awal tahun 2017, dan setelah tidak bisa lagi mendapat peluang untuk kembali membalap di dalam ajang F1, Rio terjun sebagai pengusaha dengan melanjutkan usaha perusahaan percetakan yang sebelumnya dirintis dan dibesarkan oleh sang ayah. Sebagai seorang sarjana ekonomi lulusan Universitas Anglia Ruskin kampus Singapura,[30] Rio ditugaskan oleh ayahnya untuk mengawasi divisi security printing yang produk jadinya adalah kertas ijazah, blanko cek, dan giro.[31] Rio juga diketahui memiliki usaha restoran di daerah Colomadu, Karanganyar.[32] Rio dan keluarganya adalah penganut Islam yang taat.[32] Saat aktif membalap, Rio selalu menempelkan tulisan ayat kursi di kokpit mobilnya. Sebuah ritual yang menurut Rio bisa menambah keyakinannya dalam menjalani lomba balap yang penuh dengan risiko.[33] Diluar itu, keluarga Rio juga memiliki sebuah pesantren.[34] Pada tanggal 5 Desember 2024, Rio menikah dengan Athina Papadimitriou, yang merupakan keponakan dari Sandiaga Uno.[35] Ringkasan karier
Hasil prestasi
† - Karena Rio adalah pembalap tamu, maka dia tidak mendapat poin Hasil Formula BMW Pasifik
Hasil Seri GP3(key) (Balapan yang berhuruf tebal adalah start terdepan) (Balapan yang berhuruf miring adalah catatan waktu putaran tercepat)
Hasil Seri GP2(key) (Balapan yang berhuruf tebal adalah start terdepan) (Balapan yang berhuruf miring adalah catatan waktu putaran tercepat) Hasil Formula Satu(key) (Balapan yang berhuruf tebal adalah start terdepan) (Balapan yang berhuruf miring adalah catatan waktu putaran tercepat)
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Rio Haryanto. |