Pada tahun 999, petualang Norman tiba di Italia selatan.[2] Pada tahun 1016, mereka terlibat di dalam politik lokal yang kompleks dimana bangsa Lombard berperang melawan Kekaisaran Romawi Timur. Tentara bayaran ini berperang dengan musuh-musuh dari negara-kota Italia, tetapi pada abad berikutnya mereka perlahan-lahan menjadi penguasa utama pemerintahan Roma selatan.
Ruggeru I memerintah Provinsi Sisilia pada saat putra bungsunya lahir, Ruggeru, di Mileto, Calabria, pada tahun 1095.[3] Keponakan Ruggeru I, Ruggeru Borsa, merupakan Adipati Puglia dan Calabria, dan cucu keponakannya, Riccardo II dari Capua, yang merupakan Pangeran Capua. Bersama tiga penguasa besar ini adalah sejumlah Comte kecil, yang dengan efektif menjalankan kekuasaan negara di wilayah mereka sendiri. Beberapa Comte tersebut berutang kesetiaan kepada salah satu dari tiga penguasa Norman ini, tetapi kesetiaan itu biasanya lemah dan sering diabaikan.[4]
Ketika Ruggeru I meninggal pada tahun 1101, putranya yang muda, Simuni dari Sisilia, menjadi Comte, dengan ibundanya Adelasia del Vasto sebagai pemangku takhta. Simuni meninggal empat tahun kemudian pada tahun 1105, diusianya yang kedua belas. Adelasia melanjutkan tugasnya sebagai pemangku takhta untuk putranya yang lebih muda, Ruggeru, yang baru berusia sembilan tahun.[5]
Mulai berkuasa di Sisilia
Setelah kematian kakandanya, Simuni dari Sisilia pada tahun 1105, Ruggeru menjadi ahli waris Provinsi Sisilia dan ibundanya Adelasia del Vasto sebagai pemangku takhta. Ibundanya dibantu oleh beberapa bangsawan seperti Christodulus, AmirPalermo. Pada tahun 1109, Kaisar Romawi Timur Alexius I Komnenus, memberikannya gelar protonobilissimos, sebagai pengakuan atas pengetahuannya tentang istana Bizantium.[6] Di musim panas pada tahun 1110, Ruggeru dikunjungi oleh raja Norwegia, Sigurd Jorsalfar, di dalam perjalanannya ke Yerusalem.[7] Konon dinyatakan bahwa Sigurd memberi Ruggeru nama Raja Sisilia, dua puluh tahun sebelum ia benar-benar memperoleh gelar tersebut.
Pada tahun 1112, diusianya yang kedua belas, Ruggeru mulai memerintah sendiri, yang disebutkan "pada saat ini ksatria, sekarang Comte Sisilia dan Calabria" di dalam sebuah dokumen piagam tanggal 12 Juni 1112. Pada tahun 1117, ibundanya yang telah menikah lagi dengan Baudouin I dari Yerusalem, kembali ke Sisilia, karena Patriark Yerusalem telah menyatakan bahwa pernikahan tersebut tidak sah. Ruggeru tampaknya telah merasakan sedikit, dan ini mungkin menjelaskan keengganannya untuk pergi Perang Salib di kemudian hari.[8] Ruggeru menikahi istri pertamanya, Elvira, putri Alfonso VI dari Kastilia dan ratu keempatnya, Isabel, yang diduga identik dengan mantan gundiknya dari Moor, Zaida, dibaptis Isabel.
Pada tahun 1122, Guillaume IIAdipati Puglia, yang berperang dengan Jordan dari Ariano, menawarkan untuk meninggalkan tuntutannya kepada Sisilia dan juga sebagai bagian dari Calabria.[9] Sebagai gantinya, Ruggeru menyediakan Guillaume dengan 600 orang ksatria dan pasokan dana untuk kampanyenya.[9]
Mulai berkuasa di Italia selatan
Ketika Guillaume II dari Puglia meninggal tanpa keturunan pada bulan Juli 1127, Ruggeru menuntut seluruh harta milik Wangsa Hauteville di semenanjung beserta kemaharajaan Kerajaan Capua, yang telah menjadi milik Puglia selama hampir tiga puluh tahun sebelumnya. Namun persatuan Sisilia dan Puglia ditentang oleh Paus Honorius II dan juga rakyat dari provinsi itu sendiri.
Penobatan kerajaan
Paus telah lama curiga pada pertumbuhan kekuatan Norman di Italia selatan dan di Capua pada bulan Desember, Paus berkhotbah Perang Salib melawan Ruggeru, mengatur Roberto II dari Capua dan Rainulfo II dari Alife (saudara iparnya sendiri) melawannya. Setelah koalisi ini gagal, pada bulan Agustus 1128 Honorius melantik Ruggeru di Benevento sebagai Adipati Puglia.[10] Perlawanan baron yang didukung oleh Napoli, Bari, Salerno, dan kota-kota lain yang bertujuan untuk kebebasan sipil memberi peluang. Pada bulan September 1129 Ruggeru diakui secara umum sebagai adipati Puglia oleh Sergio VII dari Napoli, Roberto dari Capua, dan lainnya. Ia mulai sekaligus menegakkan ketertiban di provinsi tersebut, dimana kekuatan penguasa telah lama memudar.
Pada saat kematian Paus Honorius di bulan Februari 1130 terdapat dua penuntut takhta kepausan. Ruggeru mendukung Antipaus Anakletus II melawan Paus Innosensius II.[10] Hadiahnya adalah sebuah mahkota,[10] dan pada tanggal 27 September 1130, Bulla kepausan Anakletus membuat Ruggeru Raja Sisilia.[11] Ia dimahkotai di Palermo pada hari raya Natal 1130. Mantel kerajaan Ruggeru II yang dikenakan pada tanggal 528 Kalender Hijriyah (1133–34), oleh karena itu tidak akan digunakan untuk penobatannya.[12][13] Mantel itu kemudian digunakan sebagai jubah penobatan oleh para Kaisar Romawi Suci dan sekarang berada di ruangan harta (Schatzkammer) di Wina.
Pada tahun 1130, Provinsi Amalfi memberontak dan pada tahun 1131, Ruggeru mengirim Giovanni dari Palermo menyeberangi Selat Messina untuk bergabung dengan pasukan kerajaan dari Puglia dan Calabria dan berbaris di Amalfi lewat darat sementara George dari Antiokhia memblokade kota lewat laut dan mendirikan basis di Capri.[14] Amalfi menyerah tak lama kemudian.
Pada tahun 1132, Ruggeru mengirim Roberto II dari Capua dan Rainulfo II dari Alife ke Roma untuk unjuk kekuatan di dalam mendukung Anakletus. Ketika mereka tidak berada di tempat, saudari tiri Ruggeru, Matilda, istri Rainulfo, melarikan diri ke Ruggeru dengan tuduhan penganiayaan. Secara bersamaan, Ruggeru mencaplok wilayah saudara Rainulfo, provinsi Avellino. Rainulfo menuntut ganti rugi dari baik istri dan wilayah comte. Kedua tuntutan tersebut ditolak, dan Rainulfo meninggalkan Roma melawan perintah, dengan Roberto mengikutinya kemudian.
Pertama-tama Ruggeru menghadapi pemberontakan di Puglia, dimana ia mengalahkan dan memecat Grimoald Alferanites, yang kemudian menggantikannya dengan putra keduanya Tancredi. Sementara itu, Roberto dan Rainulfo mengambil kepausan Benevento. Ruggeru pergi untuk menemui mereka namun dikalahkan di dalam Perang Nocera pada tanggal 25 Juli 1132. Ruggeru mundur ke Salerno.
Pada tahun berikutnya, Lothar III pergi ke Roma untuk penobatan kekaisarannya. Para pemimpin pemberontakan bertemu dengannya disana, tetapi mereka menolak untuk menolong karena pasukan Lothar terlalu sedikit.[15] Dengan keberangkatan kaisar, perpecahan di jajaran lawan-lawannya menguntungkan posisi Ruggeru. Pada bulan Juli 1134, pasukan Ruggeru mendesak Rainulfo, Sergio, dan pemimpin kelompok lainnya menyerah. Roberto diusir dari Capua dan Ruggeru melantik putra ketiganya, Alfonso dari Capua sebagai Pangeran Capua. Putra sulung Ruggeru II, Ruggeru III diberikan gelar Adipati Apulia.
Sementara itu, serangan Lothar atas Ruggeru memperoleh dukungan dari Pisa, Genova, dan Kaisar Romawi TimurIoannes II, yang masing-masing takut akan pertumbuhan kekuasaan kerajaan Norman. Armada Pisa yang dipimpin oleh pangeran yang dipecat dari Capua menjatuhkan jangkarnya di Napoli pada tahun 1135. Rainulfo bergabung dengan Roberto dan Sergio disana, menjadi semangat oleh berita yang datang dari Sisilia bahwa Ruggeru sakit berat atau bahkan telah tiada. Benteng penting Aversa, di antara lainnya, diserahkan kepada para pemberontak dan hanya Capua bertahan, di bawah kanselir kerajaan, Guérin. Namun pada tanggal 5 Juni, Ruggeru turun di Salerno, yang sangat mengejutkan seluruh provinsi daratan. Pasukan kerajaan yang dibagi menjadi beberapa pasukan, dengan mudah menaklukkan Aversa dan bahkan Alife, Rainulfo. Sebagian besar pemberontak berlindung di Napoli, yang dikepung pada bulan Juli, tetapi meskipun dengan kondisi kesehatan yang buruk di dalam kota, Ruggeru tidak dapat bertahan, dan kembali ke Messina pada akhir tahun.
^Houben, Hubert (1997 (English translation 2002)). Roger II of Sicily: a Ruler Between East and West. Cambridge University Press. hlm. xvii, Chronology. ISBN0-521-65573-0.Periksa nilai tanggal di: |year= (bantuan)
^Roger II of Sicily: Rex, Basileus, and Khalif? Identity, Politics, and Propaganda in the Cappella Palatina, Karen C. Britt, Mediterranean Studies, Vol. 16, (2007), 24. JSTOR
^ abcRoger II of Sicily: Rex, Basileus, and Khalif? Identity, Politics, and Propaganda in the Cappella Palatina, Karen C. Britt, Mediterranean Studies, Vol. 16, (2007), 25. JSTOR
^Marjorie Chibnall, The Normans, (Wiley & Sons, 2006), 86.
^Rotraud Bauer: Der Mantel Rogers II. und die siculo-normannischen Gewänder aus den königlichen Hofwerkstätten in Palermo. In: Hg. Wilfried Seipel.: Nobiles Officinae. Die königlichen Hofwerkstätten zu Palermo zur Zeit der Normannen und Staufer im 12. und 13. Jahrhundert. Milano 2004, ISBN 3-85497-076-5, pp. 115–123.
^Rotraud Bauer: Zur Geschichte der sizilischen Gewänder, später Krönungsgewänder der Könige und Kaiser des Heiligen Römischen Reiches. In: Wilfried Seipel (Hg.): Nobiles Officinae. Die königlichen Hofwerkstätten zu Palermo zur Zeit der Normannen und Staufer im 12. und 13. Jahrhundert. Milano 2004, ISBN 3-85497-076-5. pp. 85–95
Houben, Hubert (diterjemahkan oleh Graham A. Loud and Diane Milburn). Roger II of Sicily: Ruler between East and West. Cambridge University Press, 2002.