Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Sabar Pakpahan, S.E. (4 Juni 1942 – 5 Januari 2016) merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Komandan Komando Resor Militer 041 dari tahun 1988 hingga 1989.
Riwayat hidup
Sabar lahir pada tanggal 4 Juni 1942. Ia masuk Akademi Militer pada tahun 1962 dan lulus pada tahun 1965 sebagai letnan dua infanteri.[1] Ketika Sabar memperoleh pangkat mayor, ia menjabat sebagai komandan Batalyon Infanteri 721 di Pinrang dari tahun 1977 hingga 1979.[2]
Beberapa tahun kemudian, Sabar dipromosikan menjadi kolonel dan diangkat menjadi Komandan Resimen Induk Daerah Militer II/Sriwijaya.[3] Sabar kemudian dipindahkan untuk menjabat sebagai Komandan Komando Resor Militer 041 pada tanggal 25 Juni 1988.[4] Ia mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 5 Desember 1989[5] dan selanjutnya menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Teritorial.[4] Sabar memegang jabatan Komandan Pusat Pendidikan Teritorial hingga tahun 1991.[6]
Setelah berkiprah di lingkungan angkatan darat, Sabar dipindahkan ke Sekretariat Jenderal Departemen Pertahanan dan Keamanan untuk menjabat sebagai kepala biro organisasi dan tata laksana dengan pangkat brigadir jenderal.[7] Ia digantikan dari jabatannya pada bulan Oktober 1996[7] dan dipindahkan ke Lembaga Ketahanan Nasional sebagai tenaga pengajar. Sabar kembali memperoleh kenaikan pangkat menjadi mayor jenderal saat bertugas di Lembaga Ketahanan Nasional.[8]
Pada pemilihan gubernur Sumatera Utara tahun 1998, Sabar dicalonkan sebagai Gubernur Sumatera Utara oleh sejumlah cabang organisasi kemasyarakat dan pemuda di Sumatera Utara seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia, Pemuda Pancasila, dan Pemuda Katolik.[8] Sabar juga memperoleh dukungan dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara.[9] Meski demikian, pada tanggal 3 April 1998 Kepala Staf TNI Angkatan Darat Subagyo Hadi Siswoyo menetapkan Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan petahana pada saat itu, Tengku Rizal Nurdin, sebagai satu-satunya calon gubernur dari unsur Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sehingga menghapus kemungkinan Sabar bersaing di pemilihan gubernur tahap akhir.[10]
Setelah pensiun dari militer, Sabar berkiprah dalam bidang keagamaan sebagai penatua di gereja Huria Kristen Batak Protestan. Sabar wafat di Kota Pematangsiantar pada tanggal 5 Januari 2016 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nagur, Pematangsiantar, dalam upacara militer yang dipimpin oleh Panglima Daerah Militer Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewyk Pusung.[11]
Referensi