[[Kategori:Nagari di Sumatera Barat]]
Salayo adalah sebuah nagari di Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Nagari ini terletak sekitar 3 kilometer dari kota Solok dan berada pada dataran rendah dengan topografi daerah yang datar.
Nagari Selayo merupakan bagian dari Alam Minangkabau yang secara adat merupakan "Ekor Luhak Kepala Rantau". Asal-usul nama Nagari Selayo berasal dari kata salah iyo yang berarti "salah ya" dipakai dalam percakapan ninik mamak dalam menentukan daerah-daerah yang akan dibangun sebagai nagari. Dari percakapan ninik mmak tadi, maka daerah ini dinamakan Salayo atau Selayo. Beberapa pendapat yang lain mengatakan bahwa Selayo berasal dari nama tanaman yang disebut "salayu", yaitu sejenis tanaman rawa. tanaman ini dahulunya banyak terdapat di sini sehingga daerah ini dinamakan Selayo.
Nagari Selayo merupakan salah satu dari delapan nagari yang terdapat di Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Posisi Nagari Selayo berada persis di tengah-tengah Kecamatan Kubung, sehingga kemudian dijadikan sebagai pusat Kecamatan Kubung. Pusat Nagari Selayo berjarak 3 Km dari pusat Kota Solok, 21 Km dari Arosuka, ibu kota Kabupaten Solok, dan 57 Km dari Kota Padang, ibu kota Provinsi Sumatera Barat. Luas Nagari Selayo adalah 21,44 Km2. Terletak pada ketinggian 390–550 m dari permukaan laut dengan curah hujan 2141 mm per tahun dan rata-rata hari hujannya 145,1 hari per tahun
Untuk mencapai Nagari Selayo dari Padang atau dari Solok tidaklah sulit, karena Nagari Selayo dilalui oleh jalan lintas yang menghubungkan kota-kota tersebut. Bahkan Nagari Selayo juga dilalui oleh kendaraan dari Padang yang hendak menuju Jambi, Palembang, Lampung, Riau Selatan, Jakarta, dan kota-kota lainnya di Pulau Jawa. Kondisi ini menyebabkan sarana transportasi yang ada di Nagari Selayo relatif baik dan sangat lancar. Dari Kota Solok banyak sekali Angkutan Kota (angkot) dan bendi yang menuju Selayo, di samping becak dan ojek yang akhir-akhir ini sangat menjamur di Solok.
Keadaan topografis Nagari Selayo bagian barat berbukit-bukit yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Selayo bagian timur tanahnya datar dan di sinilah segala aktivitas kegiatan nagari dilaksanakan. Sungai yang melewati Selayo ialah Batang Lembang yang berhulu di Danau Dibawah dan bermuara di Danau Singkarak. Sungai lainnya yang lebih kecil adalah Batang Gawan yang berhulu di Bukit Barisan dan kemudian bersatu dengan Sungai Batang Lembang di Solok.
Nagari Selayo mempunyai batas-batas sebagai berikut; sebelah utara berbatasan dengan Nagari / Kota Solok; sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Kotobaru dan Nagari Gantungciri; sebelah barat dengan Nagari Kotohilalang dan Bukit Barisan; sebelah timur dengan Kota Solok dan Nagari Kotobaru.
Posisi Nagari Selayo yang dilalui jalan lintas Solok-Padang dan berbatasan langsung dengan Kota Solok sangat strategis untuk usaha perdagangan dan usaha bisnis lainnya. Jalan lingkar yang mengelilingi Kota Solok salah satu persimpangannya berada di Nagari Selayo. Hal ini menambah daya tarik tersendiri dalam dunia perdagangan, karena daerah persimpangan tersebut selalu ramai siang dan malam. Dampak yang muncul dari keberadaan jalan lingkar atau By Pass ini adalah munculnya toko-toko dan ruko-ruko sepanjang jalan lintas tersebut, terutama yang terletak antara Simpang By Pass dengan Pasar Selayo.
Usaha industri yang ada di Selayo di antaranya adalah industri rumahtangga berupa kue-kue tradisional seperti kipang kacang, rempeyek, rakik, dan usaha kopi bubuk cap Gelas dan cap Teko Mas yang ditumbuk dengan menggunakan kincir air. Usaha jasa yang ada terkait dengan posisi Selayo yang dilalui jalan lintas Solok-Padang di antaranya adalah usaha fotokopi, wartel, rental komputer, salon, dan usaha jasa lainnya.
Demografis
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1990, penduduk Selayo tercatat 11.494 jiwa, tahun 1995 meningkat menjadi 11.878 jiwa, tahun 2000 menjadi 12.440 jiwa, dan tahun 2003 menjadi 12.700 jiwa. Rincian jumlah penduduk berdasarkan jorong dapat dilihat dari Tabel 5 di bawah ini:
Tabel 4. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Desa/Jorong di Nagari Selayo Kecamatan Kubung Tahun 1990-2014
No.
|
Nama Desa/Jorong
|
Luas (Km2)
|
Jumlah Penduduk
|
1990
|
1995
|
2000
|
2003
|
2010
|
2014
|
1
2
3
4
|
Galanggang Tangah
Sawahsudut
Batupalano
Lurah Nan Tigo
|
5,42
3,15
8,26
4,61
|
3.372
3.051
2.321
2.750
|
3.361
3.055
2.340
3.122
|
3.454
3.370
2.420
3.196
|
3.509
3.493
2.462
3.236
|
3.632
3.602
2.533
3.341
|
3983
3935
2770
3.656
|
S E L A Y O
|
21,44
|
11.494
|
11.878
|
12.440
|
12.700
|
13.108
|
14.344
|
Sumber: Perkembangan Penduduk dalam Kecamatan Kubung (1990-1995); Laporan Pertanggungjawaban Wali Nagari Selayo Tahun Anggaran 2001 kepada Badan Perwakilan Nagari Selayo; Profil Kependudukan Kabupaten Solok Tahun 2003; Rio Permana, Perkembangan Pasar Nagari Selayo (1985-2014), Skripsi, Padang: FIB Unand, 2017.
Berdasarkan Tabel 5 di atas terlihat bahwa pada tahun 2003, Nagari Selayo memiliki penduduk sebanyak 12.700 jiwa, terdiri dari 6.308 jiwa laki-laki dan 6.392 jiwa perempuan. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.627 KK dan jika dilihat dari kelompok umur mayoritas penduduk berada pada kelompok umur muda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6: Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Nagari Selayo Kecamatan Kubung Tahun 2003
Kelompok Umur (tahun)
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
%
|
Laki-laki
|
%
|
Perempuan
|
%
|
0 – 4
5 – 9
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 +
|
660
727
661
806
602
489
426
366
346
344
286
137
161
297
|
5,20
5,72
5,20
6,35
4,74
3,85
3,36
2,88
2,72
2,71
2,25
1,08
1,27
2,34
|
677
694
732
772
540
449
418
373
406
356
250
138
172
415
|
5,33
5,46
5,76
6,08
4,25
3,54
3,29
2,94
3,20
2,80
1,97
1,09
1,35
3,27
|
1.337
1.421
1.393
1.578
1.142
938
844
739
752
700
536
275
333
712
|
10,53
11,18
10,96
12,43
9,99
7,39
6,65
5,82
5,92
5,51
4,22
2,17
2,62
5,61
|
J u m l a h
|
6.308
|
49,67
|
6.392
|
50,33
|
12.700
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Profil Kependudukan Kabupaten Solok Tahun 2003.
Di samping berdasarkan umur, penduduk Nagari Selayo dapat pula dibedakan berdasarkan statusnya dalam keluarga. Berdasarkan status dalam keluarga dapat diketahui tipe keluarga dan pola tempat tinggal keluarga bersangkutan yang sangat dibutuhkan dalam penulisan ini. Untuk lebih jelasnya dapat pula dilihat pada Tabel 7 di bawah ini:
Tabel 7: Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Status dalam Keluarga dan Jenis Kelamin
di Nagari Selayo Kecamatan Kubung Tahun 2003
No.
|
Status dalam Keluarga
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
%
|
Laki-laki
|
%
|
Perempuan
|
%
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Kepala Rumahtangga
Istri / Suami
Anak
Menantu
Cucu
Orangtua
Mertua
Famili lain
Pembantu
Lainnya
|
2.248
8
3.313
185
243
8
42
205
2
54
|
17,70
0,06
26,09
1,46
1,91
0,06
0,33
1,61
0,02
0,43
|
379
2.150
3.149
25
221
82
180
157
12
37
|
2,98
16,93
24,79
0,20
1,74
0,64
1,42
1,24
0,10
0,29
|
2.627
2.158
6.462
210
464
90
222
362
14
91
|
20,68
16,99
50,88
1,66
3,65
0,70
0,75
2,85
0,12
0,72
|
J u m l a h
|
6.308
|
49,67
|
6.392
|
50,33
|
2.700
|
100
|
Sumber: Profil Kependudukan Kabupaten Solok Tahun 2003.
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa terdapat 25 orang perempuan yang berstatus sebagai menantu dalam keluarga, hal ini menunjukkan bahwa di Nagari Selayo terdapat 25 keluarga dengan pola tempat tinggal patrilineal yang tinggal dalam keluarga luas. Sementara itu terdapat 185 orang laki-laki yang berstatus sebagai menantu dalam keluarga, hal ini menunjukkan adanya 185 keluarga dengan pola tempat tinggal matrilineal yang tinggal dalam keluarga luas. Suatu hal yang menarik adalah terdapat delapan orang laki-laki yang “hanya” berstatus sebagai suami dalam keluarga, sementara jumlah perempuan yang berstatus sebagai istri jauh lebih banyak, yaitu 2.150 orang. Dari tabel di atas tidak dapat diketahui jumlah keluarga yang menganut pola keluarga inti, namun diperkirakan jumlahnya lebih besar dari keluarga yang menganut pola keluarga luas.
Mata Pencarian Penduduk
Sebagian besar penduduk Nagari Selayo bekerja sebagai petani. Hal ini ditunjang dengan luas lahan pertanian yang terdapat di nagari Selayo yang terdiri dari sawah seluas 848 Ha, tegalan/kebun seluas 441 Ha, dan kolam seluas 12 Ha. Sisanya seluas 329 Ha merupakan pekarangan dan 514 Ha berupa hutan yang belum digarap oleh penduduk.
Bercocok tanam di tanah basah atau yang biasa disebut “sawah” merupakan usaha tani yang paling pokok dan paling penting bagi para petani di Nagari Selayo. Dengan teknik penggarapan tanah yang intensif dan dengan cara-cara pemupukan dan irigasi yang tradisional, para petani tersebut menanam tanaman tunggal, yaitu padi. Berbeda dengan cocok-tanam di ladang, maka cocok-tanam di sawah dapat dilakukan di suatu bidang tanah yang terbatas secara terus-menerus, tanpa menghabiskan zat-zat kesuburan yang terkandung di dalamnya.
Bercocok-tanam di sawah sangat tergantung kepada pengaturan air, yang dilakukan dengan suatu sistem irigasi yang kompleks. Agar sawah dapat digenagi air, maka permukaannya harus mendatar sempurna, dan dikelilingi oleh pematang yang tingginya 20 sampai 25 sentimeter. Itulah sebabnya membuat sawah di lereng gunung memerlukan pembentukan susunan bertangga yang memerlukan investasi tenaga kerja yang tinggi. Akan tetapi, di daerah dataran rendah pun bercocok-tanam di sawah memerlukan banyak tenaga kerja di semua tahap produksinya.
Waktu mulai bercocok-tanam di Selayo tidak menentu. Petani akan segera mengolah sawahnya tak lama setelah panen karena air selalu tersedia, sehingga dalam setahun bisa panen tiga kali. Oleh karena waktu tanam tidak serentak, hampir setiap hari selalu ada sawah yang sedang panen di Selayo, sehingga seorang buruh tani laki-laki yang bekerja membajak, mencangkul, atau menyabit padi akan selalu bisa bekerja setiap hari. Begitu juga buruh tani perempuan yang bekerja menanam padi dan menyianginya, juga akan bisa bekerja setiap hari di sawah yang berbeda.
Salah satu cara untuk mengerahkan tenaga tambahan untuk pekerjaan bercocok-tanam secara tradisional dalam komunitas pedesaan adalah sistem bantu-membantu yang di Minangkabau dikenal dengan istilah “julo-julo” Sistem ini biasanya hanya dilakukan untuk pekerjaan mencangkul (laki-laki), bertanam, dan menyiangi (perempuan). Untuk pekerjaan lain seperti panen, biasanya dilakukan dengan sistem upah dengan padi berdasarkan hasil panen yang diperoleh (10% dari hasil panen adalah untuk pekerja).
Usaha-usaha untuk meningkatkan produksi padi dari tahun ke tahun selalu ditingkatkan melalui pembangunan/perluasan dan perbaikan/penyempurnaan irigasi dan teknologi pertanian. Pada saat ini terdapat 20 perusahaan penggilingan padi yang tersebar pada Jorong Galanggang Tangah (5 buah), Sawahsudut (5 buah), Batupalano (3 buah), dan Lurah Nan Tigo (7 buah).
Potensi ekonomi pertanian Nagari Selayo sangat besar, yang didukung oleh lahan pertanian yang relatif besar, yang terdiri dari sawah dan lahan kering. Nagari Selayo merupakan salah satu gudang beras di Sumatera Barat. Beras dari Selayo juga banyak dibawa ke berbagai kota di Sumatera Barat dan kota-kota di luar provinsi, terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah makan Padang yang banyak tersebar di berbagai di Indonesia. Di tempat lain, beras dari Selayo dikenal dengan nama “bareh Solok” (beras Solok). Untuk mengetahui potensi pertanian di Nagari Selayo dengan lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8: Data Potensi Ekonomi Pertanian di Nagari Selayo Kecamatan Kubung Tahun 2005
No.
|
Nama Jorong
|
Luas Sawah (Ha)
|
Total Luas Sawah
|
Produksi Padi Rata-rata/Ha
|
½ Teknis
|
PU
|
Sederhana
|
Tadah Hujan
|
1
2
3
4
|
Galanggang Tangah
Sawahsudut
Batupalano
Lurah Nan Tigo
|
157
70
-
-
|
160
155
110
78
|
-
-
10
50
|
-
15
27
16
|
317
240
147
144
|
5,99
5,9
3,1
5,7
|
Nagari Selayo
|
227
|
503
|
60
|
58
|
848
|
5,15
|
Sumber: Kantor Wali Nagari Selayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.
Selain padi, hasil pertanian lainnya dari nagari Selayo adalah sayuran seperti singkong yang menghasilkan 0,25 ton/tahun, bayam 0,15 ton,tahun, dan kangkung 0,23 ton/tahun. Hasil buah-buahan di antaranya adalah rambutan 0,25 ton/tahun, durian 0,25 ton/tahun, jambu 0,35 ton/tahun, pisang 0,25 ton/tahun, dan duku 0,25 ton/tahun (Data Base Kecamatan Kubung Tahun 2003).
Untuk pemasaran hasil tani, di Selayo terdapat sebuah pasar nagari yang diramaikan setiap hari Kamis. Pasar ini terletak di pinggir jalan lintas Solok-Padang di Jorong Galanggang Tangah. Sebagian petani lainnya memasarkan hasil pertaniannya ke Pasar Raya Solok yang hanya berjarak 3 Km dari Selayo.
Dari subsektor peternakan, Nagari Selayo juga mempunyai potensi yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah hewan ternak yang dimiliki oleh warga yang terdiri dari sapi sebanyak 763 ekor, kambing 223 ekor, ayam 10.228 ekor, itik 616 ekor, kerbau 155 ekor, dan kuda 37 ekor. Dari subsektor perikanan di Selayo terdapat 83 kolam yang menghasilkan ikan 21,75 ton/tahun dan 6 keramba yang menghasilkan ikan 1,50 ton/tahun (Data Base Kecamatan Kubung Tahun 2003).
Selain sebagai petani, banyak juga penduduk yang bekerja di bidang lain seperti pedagang, pegawai negari, jasa, dan lainnya. Penduduk yang bekerja di bidang non pertanian terutama adalah mereka yang tinggal di Jorong Galanggang Tangah yang dilalui oleh jalan lintas Sumatera dan sekaligus merupakan pusat nagari. Komposisi pekerjaan penduduk Nagari Selayo lebih lengkap dapat dilihat dari Tabel 9 di bawah ini:
Tabel 9: Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Pekerjaan dan Jenis Kelamin
di Nagari Selayo Kecamatan Kubung Tahun 2003
No.
|
Pekerjaan
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
%
|
Laki-laki
|
%
|
Perempuan
|
%
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
|
Pelajar / Mahasiswa
Mengurus Rumahtangga
Pensiunan
Belum / Tidak Bekerja
Petani / Pekebun
Peternak
Nelayan / Perikanan
Industri
Konstruksi
Perdagangan
Transportasi
Pegawai Negeri Sipil
TNI
POLRI
Jasa Lainnya
Lainnya
|
1.816
22
73
1.198
1.974
21
1
51
108
413
180
144
2
11
221
73
|
14,30
0,17
0,58
9,43
15,54
0,17
0,01
0,14
0,85
3,25
1,41
1,13
0,02
0,09
1,74
0,74
|
1.919
2.142
47
1.163
624
2
1
38
4
164
2
172
1
-
59
54
|
15,11
16,87
0,37
9,16
4,91
0,02
0,01
0,30
0,03
1,29
0,02
1,35
0,01
-
0,46
0,42
|
3.735
2.164
120
2.361
2.598
23
2
89
112
577
182
316
3
11
289
127
|
29,41
17,04
0,95
18,59
20,45
0,19
0,02
0.44
0,88
4,54
1,43
2,48
0,03
0,09
2,20
1,16
|
J u m l a h
|
6.308
|
49,67
|
6.392
|
50,33
|
12.700
|
100
|
Sumber: Profil Kependudukan Kabupaten Solok Tahun 2003.
Rujukan
Pranala luar