Si Doel Anak Sekolahan
Si Doel Anak Sekolahan adalah sebuah sinetron Indonesia yang diproduseri, ditulis dan disutradarai oleh Rano Karno yang juga menjadi pemeran utamanya sebagai Doel/Kasdullah. Sinetron ini memiliki alur cerita mengenai kehidupan Doel dan keluarganya, keluarga Betawi yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional meskipun hidup di tengah-tengah arus modernisasi perkotaan Jakarta saat ini.[1] Selain Rano, sinetron ini juga dibintangi oleh Benyamin Sueb, Maudy Koesnaedi, Cornelia Agatha, Aminah Cendrakasih, Mandra, Suti Karno dan Basuki. Terdiri dari 6 musim dan 139 episode, ceritanya adalah versi modern dari novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Datuk Majoindo dan film berjudul sama yang disutradarai Sjumandjaja pada 1972. Dalam versi film, Rano Karno juga berperan sebagai si Doel kecil dan Benyamin S. berperan sebagai ayah Doel. Hanya saja pada saat itu, nama ayah Doel adalah Asman, bukan Sabeni seperti versi sinetron. Sejauh ini, Si Doel Anak Sekolahan berhasil menjadi sinetron Indonesia yang paling sering ditayangkan di televisi. Saat pertama rilis, sinetron ini berhasil melejit menjadi salah satu acara paling terkenal dan mengalahkan popularitas produksi-produksi asing yang saat itu mendominasi televisi Indonesia. Kesuksesan sinetron Si Doel Anak Sekolahan kemudian membuat Rano Karno mengembangkan ceritanya lebih lanjut yaitu dua sinetron dengan judul Si Doel Anak Gedongan dan Si Doel the Series, film televisi dengan judul Si Doel Anak Pinggiran dan tiga film bioskop yaitu Si Doel the Movie, Si Doel the Movie 2 dan Akhir Kisah Cinta Si Doel. SinopsisKasdullah, biasa disapa Doel, adalah seorang anak muda asli Betawi yang berusaha mempertahankan nilai-nilai luhur keluarganya di tengah kemajuan zaman serta kondisi perkembangan pembangunan kota Jakarta saat ini. Atas permintaan kedua orang tuanya, Doel berkuliah di sebuah perguruan tinggi swasta dengan mengambil jurusan teknik mesin. Ayahnya, Sabeni, rela menjual aset tanah dan bahkan membatalkan rencana pergi haji bersama istrinya, Laila (Mak Nyak), demi menyekolahkan Doel setinggi mungkin. Harapan mereka, Doel tidak mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang pengemudi oplet. Di musim pertama ini, Doel berkenalan secara tidak sengaja dengan Sarah, seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda, yang tanpa Doel ketahui kemudian menggunakan dirinya dan keluarganya sebagai objek untuk penelitian skripsi. Di akhir musim diceritakan baik Doel dan Sarah telah berhasil lulus sebagai sarjana. Di musim kedua, setelah lulus kuliah, Doel kembali dihadapkan pada masalah sulitnya mencari pekerjaan. Ia diterima di beberapa perusahaan namun kemudian dilarang oleh Sabeni setelah mengetahui Doel harus bekerja di luar Jakarta. Namun, Doel tidak patah semangat, apalagi setelah berteman dengan Sarah, yang kini diceritakan memiliki rasa suka kepadanya. Di sisi lain, Doel juga bertemu dengan Zainab, teman masa kecilnya yang diceritakan dijodohkan dengan Doel sejak masih kecil. Di penghujung musim ini, Sarah mengajak Doel dan keluarganya berlibur ke Anyer. Di musim ketiga, Sabeni meninggal akibat kecelakaan saat kembali dari Anyer. Beban hidup Doel pun bertambah, apalagi ia masih belum memiliki pekerjaan. Selain itu, hubungan Doel dengan Sarah dan Zainab semakin menarik dengan berbagai konflik di antara ketiganya. Mendekati akhir musim, Doel akhirnya mendapatkan pekerjaan yang diharapkannya namun malah membawa persoalan baru. Doel harus rela diberangkatkan ke luar negeri ke Prancis dan Swiss untuk mempelajari sistem permesinan baru. Berbekal semangat dan kasih sayang Sarah dan juga restu dari Mak Nyak, Doel berangkat menjalankan tugas tersebut. Di musim keempat, sepulang dari luar negeri, Doel masih harus menunggu penempatan kerja dari perusahaan tempatnya bekerja. Sambil menunggu, ia kembali mengemudikan oplet tua peninggalan ayahnya. Di sisi lain, hubungan Doel dan Sarah sedikit renggang, karena Sarah kecewa dengan Doel yang diam-diam memberikan hadiah kepada Zainab. Pada akhir episode, Doel kerumah Sarah saat kondisi hujan deras demi mengantar Sarah ke Bandara untuk pergi ke Belanda karena Ayahnya sedang dirawat di ICU dan Doel pun berjanji akan setia menunggu hingga Sarah kembali. Musim kelima ditandai dengan meninggalnya Engkong Ali yang kemudian membawa duka bagi keluarga Doel. Selain kabar duka, kabar gembira datang dari Atun yang dalam waktu dekat akan segera menikah dengan Karyo. Selain itu, Doel akhirnya mendapat tugas dari kantornya, namun kali ini ia harus pergi ke Kalimantan dalam waktu yang sangat lama. Sarah yang tulus mencintai Doel meminta izin datang ke Kalimantan dengan meminta Doel menikah dengannya. Pada episode terakhir, Atun menikah dengan Karyo, kemudian Doel dan Sarah pun berpelukan. Musim keenam bercerita tentang Doel dengan kehidupannya sebagai pegawai kantoran. Penempatannya ke Kalimantan untuk sementara ditunda. Di sisi lain, ia masih belum bisa memilih antara Sarah dan Zainab. Zainab kemudian menikah dengan pria bernama Hendri. Di episode terakhir, Doel akhirnya menikah dengan Sarah. PemeranKarakter utama
Karakter pendukung
Karakter lainnya
ProduksiPengembanganRano Karno mengungkapkan bahwa alur cerita Si Doel Anak Sekolahan hanya sedikit yang mengambil dari novel Si Doel Anak Betawi yang ditulis oleh Aman Datuk Madjoindo. Berbeda dengan di versi film pada dekade 1970-an, Rano mengaku kurang setuju apabila sinetron karyanya disadur penuh dari novel karena ia melihat bahwa zaman sudah berubah dan Doel di versi novel hanya tamatan sekolah dasar. Untuk itulah di versi sinetron ia menceritakan Si Doel yang lebih modern dengan digambarkan sebagai lulusan perguruan tinggi.[9] Ada tiga pemeran yang buta huruf selama proses produksi berlangsung: Bendot, Pak Tile dan Nacih. Untuk menyiasati kendala tersebut, kata Rano, pihaknya memberikan arahan secara lisan dan langsung kepada ketiga pemain tersebut. Namun, tambah Rano, ketiganya mampu menyerap skenario dengan baik. Bahkan, bisa memberikan improvisasi akting di luar ekspektasi.[10] Oplet yang berbasis dari Morris Minor 1000 menjadi ikon dalam serial Si Doel. Menurut Rano, ia menemukan oplet tersebut dari seseorang di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebelumnya oplet digunakan sebagai kandang ayam. Rano membelinya seharga 525.000 rupiah pada tahun 1993.[11] Ia kemudian memperbaiki oplet tersebut meski masih mempertahankan beberapa elemen asli pada mesinnya. Setelah syuting serial Si Doel berakhir, Rano kemudian merestorasi oplet dengan mengganti mesinnya dengan mesin Mini Cooper.[12] Interiornya juga diganti dengan kursi kayu jati.[13] Untuk lokasi kampus Doel saat sedang kuliah memakai kampus Universitas Pancasila di Jakarta Selatan.[14] Sementara kantor tempat Doel bekerja adalah PT Trakindo Utama, yang merupakan pemegang tunggal merek alat berat Caterpillar untuk kawasan Indonesia.[15] Pada musim keempat saat Doel diceritakan mendapat tugas belajar ke Swiss dan Prancis, sebenarnya Rano sempat membuat alur cerita kondisi dan situasi Doel saat tinggal di Eropa. Tetapi karena saat itu di Indonesia tengah mengalami gejolak akibat krisis ekonomi yang berimbas pada membengkaknya pengeluaran, Rano terpaksa mengubah alur ceritanya dengan Doel yang hanya ditampilkan singkat di Prancis.[16] Sementara alur cerita Doel yang berada di Swiss terpaksa ia batalkan. Selain itu, pada saat pengambilan gambar akan dilakukan, salah satu penulis cerita Si Doel yaitu Harry Cahyono, memilih mengundurkan diri karena merasa buntu terkait pengembangan alur ceritanya.[17] Pemilihan pemainSi Doel Anak Sekolahan merupakan satu dari sedikit sinetron Indonesia yang tetap mempertahankan para pemeran yang sama sejak dari musim pertama sampai terakhir, tanpa mengganti pemeran sekalipun (termasuk pemeran yang telah meninggal dunia). Karakter Sabeni yang digambarkan sebagai ayah Doel dan diperankan oleh Benyamin Sueb tidak diganti meskipun sang pemeran meninggal dunia saat sinetron ini sedang diproduksi untuk musim ketiganya di 1995.[18][19] Meskipun sempat muncul usulan kepada Rano Karno untuk mengganti pemeran Sabeni dengan Urip Arphan yang kebetulan berwajah mirip mendiang Benyamin S., Rano memilih tidak melakukannya dengan alasan menghormati legacy Benyamin S. Akhirnya Rano kemudian menulis ulang skenario dengan menceritakan bahwa Sabeni meninggal dunia akibat kecelakaan.[20] Karakter Mak Nyak atau Mpok Lela yang menjadi ibu kandung Doel diperankan oleh aktris Aminah Cendrakasih. Sebelumnya dalam versi film tahun 1973 dan 1976 karakter ibunda Doel diperankan oleh Tutie Kirana. Diakui sendiri oleh Aminah, peran sebagai Mak Nyak turut mendongkrak popularitasnya sebagai aktris sinetron di dekade 1990-an apalagi saat itu sinetron Si Doel adalah salah satu pelopor drama seri televisi di Indonesia. Kendati mendapat banyak tawaran dari rumah produksi lainnya dengan honor tinggi, Aminah memilih menolak dan tidak ingin citra Mak Nyak bercampur aduk dengan peran di sinetron lain.[21] Cornelia Agatha memerankan karakter Sarah, seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda yang merupakan penggambaran seorang wanita modern. Perannya sebagai Sarah dalam Si Doel mengantarkannya sebagai salah satu artis paling terkenal di dekade 1990-an melalui banyaknya iklan produk yang dibintangi dirinya.[22] Meski Cornelia sejak kanak-kanak sudah menjadi bintang iklan, tetapi ia merasakan ada kebanggaan tersendiri saat menjadi Sarah dalam iklan produk yang ia bintangi. Belakangan Cornelia juga mengaku karakter Sarah sulit ia lepaskan meski dirinya membintangi karakter lain dalam produksi-produksi sinetron di luar Si Doel.[23] Maudy Koesnaedi memerankan karakter Zainab, seorang gadis Betawi tradisional yang mempertahankan adat-istiadat dan budaya ketimuran, yang mulai dimunculkan di musim kedua pada tahun 1995.[24] Pada saat itu ia baru saja menjadi None Jakarta 1993 dan perannya sebagai Zainab adalah peran besar pertamanya dalam dunia seni peran Indonesia.[25] Saat pertama memerankan karakter Zainab, Maudy mengaku harus pandai mengatur waktu karena ia juga saat itu sedang berkuliah di Universitas Indonesia.[26] Paska kelulusannya,[27] Maudy sempat berencana untuk melanjutkan studi di Eropa yang sempat membuat Rano Karno bimbang untuk membuat alur cerita Zainab yang tetap dilibatkan untuk produksi musim keempat pada 1998 meski akhirnya kemudian Maudy menunda rencana sekolahnya ke luar negeri dikarenakan satu dan lain hal.[28][29] Basuki memerankan karakter Mas Karyo, seorang pria asal Jawa Tengah yang sedang merantau di Jakarta. Pada awalnya, karakter Karyo direncanakan hanya dimunculkan sebagai karakter tambahan. Berkat sambutan yang cukup bagus dari penonton, terlebih alur ceritanya yang selalu digambarkan ribut dengan Mandra, peran Basuki dalam Si Doel kemudian dijadikan permanen. Basuki bahkan mendapat kepercayaan juga untuk menjadi anggota tim kreatif dari PT Raka Kreasindo yang dimiliki Suti Karno.[30] Adam Jagwani dipilih oleh Rano untuk memerankan Hans, sepupu Sarah. Rano pertama bertemu dengan Adam saat Adam menjadi disjoki di Diskotik Stardust, Jakarta. Rano saat itu terkesan dengan kemampuan berbahasa asing yang dimiliki Adam.[31] Karena satu dan lain hal, Adam kemudian terkena deportasi oleh Pemerintah Republik Indonesia yang menyebabkannya harus pulang ke negara asalnya, Malaysia.[31] Ini pula yang menyebabkannya hanya tampil di musim pertama Si Doel Anak Sekolahan dan tidak dimunculkan lagi di musim-musim selanjutnya meski nama Hans sempat disebutkan dalam Si Doel 6. Adam baru kembali ke dunia akting saat diajak lagi oleh Rano Karno untuk berperan dalam film Si Doel the Movie pada tahun 2018.[32] Meski tidak ada karakter antagonis dalam Si Doel, karakter Roy yang diperankan oleh Djoni Irawan seolah menjadi stereotipe bahwa ia adalah karakter antagonis satu-satunya dalam sinetron ini. Rano menuturkan bahwa di dunia nyata, Djoni adalah pengacara profesional yang menjadi penasihat hukum Rano Karno sekaligus pengacara untuk tim Karno's Film. Karena itulah, Rano kemudian mengajaknya untuk berperan dalam sinetron ini. Belakangan, Djoni juga menjadi penasihat hukum untuk Viandra Productions yang dimiliki oleh Mandra.[33] MusikPurwacaraka menjadi komposer sekaligus penata musik dalam sinetron ini.[34] Lagu tema utama yang berjudul Si Doel Anak Betawi dinyanyikan oleh ME Voices.[35] Lagu ini memiliki dua versi. Untuk sinetron memakai versi klasik sementara untuk rilis komersial memakai versi baru dengan lirik kata "Betawi" yang digantikan oleh "Sekolahan". Rano Karno sendiri turut menyanyikan lagu ini dalam bentuk singel, tetapi versi dirinya tidak pernah dipakai selama penyiaran sinetron ini.[36] PenayanganSi Doel pertama kali tayang pada 16 Januari 1994 di RCTI. Untuk musim pertama, sinetron ini berformat mini-seri dengan total enam episode. Kesuksesan musim perdana tersebut kemudian membuat Rano Karno kembali berproduksi untuk musim kedua yang tayang perdana pada 14 Oktober 1994. Musim ketiga yang tayang perdana pada tahun 1996 menjadi musim terpanjang dengan 48 episode. Sedangkan musim keempat yang tayang pada tahun 1998 menjadi musim terpendek dengan 16 episode. Sejak musim kelima tahun 2000, penyiarannya berpindah dari RCTI ke Indosiar. Pada musim keenam (2003), format gambar Si Doel diubah menjadi aspek rasio 16:9, meskipun untuk siaran televisi sendiri dilakukan letterboxing menjadi aspek rasio 4:3. Sejak 25 Agustus 2006, Si Doel ditayangkan ulang di RCTI dari musim pertama hingga keempat dan kemudian melompat ke musim keenam karena masalah hak cipta untuk musim kelima dengan Indosiar. Saat ini selain televisi konvensional, serial ini juga ditayangkan secara online melalui aplikasi RCTI+.
Pengembangan selanjutnyaSi Doel Anak Gedongan (2005)Setelah Si Doel 6 yang dirilis pada tahun 2003, Rano Karno memilih untuk tidak melanjutkan Si Doel.[37] Namun karena antusiasme penggemar, Rano luluh dan melanjutkan cerita Si Doel dengan judul Si Doel Anak Gedongan.[38] Masih melanjutkan alur cerita setelah Si Doel 6, dalam Si Doel Anak Gedongan diceritakan bahwa Doel telah menjadi orang kaya dengan jabatan mapan di perusahaannya. Sedangkan Mak Nyak tinggal bersama Mandra yang membuka usaha sewa rumah dengan warisan dari Nyak Rodiah. Atun dan Mas Karyo juga senang karena Atun hamil. Masalah muncul saat Sarah hamil dan Zainab bermasalah dengan suaminya. Saat Sarah sedang membutuhkan Doel, Doel justru lebih perhatian dengan Zainab yang sedih karena ditelantarkan suaminya. Sarah pun akhirnya sedih dan memilih kembali ke Belanda setelah mengetahui Doel membantu Zainab yang mengalami keguguran.[38] Alur cerita ini kemudian dilanjutkan dalam sebuah film televisi berjudul Si Doel Anak Pinggiran pada tahun 2011. Si Doel Anak Pinggiran (2011)Dalam Film Televisi Si Doel Anak Pinggiran dijelaskan bahwa Doel kehilangan pekerjaannya bahkan diusir oleh ibu mertuanya karena dinilai tidak bertanggung jawab atas perginya Sarah ke Belanda yang selama hampir enam tahun dan bahkan Sarah tidak mau kembali ke Jakarta. Kini kehidupan Doel kembali ke titik awal. Ia kembali ke rumah peninggalan ayahnya bersama Mak Nyak yang sedang sakit. Atun ditinggalkan oleh Mas Karyo yang telah meninggal dunia. Hendrik, suami Zainab, memilih cerai dan atas saran Mak Nyak, Doel menikahi Zainab.[39][40] Usai menikah dengan Zainab, Doel dihubungi ibunda Sarah untuk datang ke rumahnya. Di sana, Doel dipertemukan dengan seorang anak yang pernah ditolongnya saat berada di pantai. Di sanalah Doel mendapat informasi bahwa anak itu adalah anaknya yang bernama Abdullah/Dul. Berbeda dengan biasanya, untuk Si Doel Anak Pinggiran ini berformat film televisi dan bukan seri mingguan. Selain itu, karakter Sarah pun tidak bisa tampil dalam film ini dikarenakan Cornelia Agatha tidak bisa memenuhi permintaan Rano untuk mengikuti proses pengambilan gambar yang sudah direncanakan.[41] Film televisi ini ditayangkan oleh RCTI dan tidak lagi di Indosiar.[42] Alur cerita dari film televisi kemudian dikembangkan lagi dalam trilogi film Si Doel yang dirilis pada 2018. Trilogi Si Doel (2018–2020)Trilogi film Doel pertama kali dirilis pada tahun 2018 dengan judul Si Doel the Movie. Dalam film ini, Si Doel akhirnya bertemu lagi dengan Sarah di Belanda melalui perantara Hans yang meminta Doel bersama Mandra untuk membawakan barang-barang seni khas Indonesia. Selain bertemu Sarah, Doel juga bertemu dengan putranya yang kini sudah besar yaitu Doel atau nama lengkapnya Abdullah.[43] Sementara itu, Mak Nyak kini hanya bisa terbaring dan menjadi tuna netra karena penyakit glaukoma, sehingga sehari-hari dirawat oleh Zainab. Di film kedua berjudul Si Doel the Movie 2 yang rilis tahun 2019, alur cerita lebih menyoroti sosok Zainab yang sedih dan bimbang apakah akan melepas Doel kembali ke Sarah atau tetap bersamanya apapun yang terjadi.[44] Sarah pulang ke Jakarta untuk bertemu keluarga Doel dan ia meminta maaf karena telah pergi meninggalkan Doel selama ini. Sedangkan di film ketiga berjudul Akhir Kisah Cinta Si Doel yang dirilis pada tahun 2020, dikisahkan Sarah akhirnya memilih menceraikan Doel setelah bertemu dan berdiskusi dengan Zainab yang diketahui tengah hamil. Abdullah atau Doel Jr. memilih tinggal dan bersekolah di Jakarta ketika ibunya memilih kembali ke Belanda.[45] Terdapat kejanggalan dalam karakter Abdullah/Dul kecil. Dalam FTV Si Doel Anak Pinggiran, diceritakan dirinya memilih untuk tinggal bersama Doel,juga Mak Nyak, Atun, Abi Kartubi, Mandra serta Zainab. Akan tetapi pada Si Doel The Movie 1, Dul kecil malah diceritakan lahir dan besar di Belanda dan belum pernah ke Indonesia sama sekali. Bahkan Dul kecil terlihat seperti acuh, seolah-olah dirinya belum mengenal ayahnya, Doel besar serta Mandra, kakeknya. Si Doel the Series (2022–2023)Si Doel the Series merupakan sinetron yang melanjutkan kembali kisah rumah tangga Doel dan Zainab, yang saat ini diceritakan sedang tidak baik–baik saja akibat kedatangan Sarah. Sinetron ini juga menjadi penampilan terakhir bagi Aminah Cendrakasih dan Salman Alfarizi sebelum meninggal dunia. Beberapa pemain dari trilogi film Si Doel turut berperan diantaranya Rey Bong sebagai Doel kecil dan Ahmad Zulhoir Mardia sebagai Kurtubi, anak semata wayang Atun dan Mas Karyo. Sinetron ini ditayangkan oleh RCTI. Respon kritisPenerimaanBersama Lorong Waktu karya Deddy Mizwar dan Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto, Si Doel Anak Sekolahan disebut sebagai salah satu dari karya emas dunia persinetronan Indonesia.[46] Penghargaan
Catatan kakiReferensi
Pranala luar
|