Berbeda dengan ajaran Hindu, ajaran Buddha Gautama tidak menekankan keberadaan "Tuhan sang Pencipta"[1] sehingga agama Buddha termasuk bagian dari salah satu aliran nāstika (heterodoks; secara harfiah berarti "Itu tidak ada") menurut aliran-aliran agama Dharma lainnya, seperti Dwaita. Namun beberapa aliran lainnya, seperti Adwaita, sangat mirip dengan ajaran Buddhisme, baik bentuk maupun filsafatnya.[2]
Buddha dalam Sastra Hindu
Sang Buddha disebutkan dalam beberapa kitab Hindu, termasuk dalam hampir seluruh Purana. Bagaimanapun, tidak semuanya mengacu kepada orang (Buddha) yang sama, mengingat bahwa Buddha tidak hanya satu; beberapa di antaranya mengacu kepada orang lain, dan beberapa penyebutan kata "buddha" hanya berarti "seseorang yang memiliki buddhi." Kebanyakan dari penggunaan kata "buddha" tersebut mengacu kepada pendiri Buddhisme (Siddhartha Gautama).[3]Purana mendeskripsikannya dengan dua peran: menyebarkan ajaran palsu untuk menyesatkan kaum asura (makhluk sesat, penentang dewa) dan semacamnya, dan mengkritik pengorbanan binatang seperti yang sudah ditentukan dalam Weda.[4] Kitab Purana yang menyatakan Buddha termasuk dalam daftar awatara, yaitu:
Dalam kitab Purana, biasanya Buddha disebut sebagai awatara kesembilan di antara sepuluh awataraWisnu. Seringkali Buddha disebut sebagai seorang yogi atau yogācārya, dan sebagai sanyasin (petapa). Biasanya ayahnya disebut Suddhodhana, sama dengan tradisi Buddhisme, sementara dalam kitab lainnya ayah Sang Buddha disebut Anjana atau Jina. Sang Buddha digambarkan sebagai sosok rupawan (devasundara-rūpa), dengan kulit putih atau merah pucat, dan memakai jubah merah atau merah-coklat.[5]
Dalam berbagai Purana, Sang Buddha dijelaskan sebagai seorang penjelmaan Wisnu yang turun ke dunia untuk menyesatkan kaum asura maupun manusia dari ajaran dharmaWeda. Kitab Bhawishyapurana menyatakan sebagai berikut:
Pada masa ini, mengingat saatnya Zaman Kali (kegelapan), Dewa Wisnu menjelma sebagai Gautama, seorang Shakyamuni, dan mengajarkan dharma Buddha selama sepuluh tahun. Kemudian Shuddhodana memerintah selama dua puluh tahun, dan Shakyasimha selama dua puluh tahun. Pada tahap pertama Zaman Kali, jalan Weda dihancurkan dan seluruh pria menjadi umat Buddha. Orang-orang yang mencari perlindungan kepada Wisnu telah menjadi sesat.[6]
Menurut Wendy Doniger, Buddha awatara yang muncul dalam versi berbeda-beda dalam berbagai Purana mungkin menggambarkan usaha kaum Brahmanisme Ortodoks untuk memfitnah kaum Buddhis dengan menyamakan mereka dengan kaum asura (raksasa; makhluk sesat).[7] Helmuth von Glasenapp menghubungkan perkembangan ini dengan niat umat Hindu untuk menyerap Buddhisme dengan cara yang damai, baik untuk mengarahkan kaum Buddhis menuju Waisnawa maupun untuk menceritakan fakta bahwa tindakan bidah semacam itu dapat terjadi di India.[8]
Buddha Gautama sebagai awatara Wisnu
Karena keragaman tradisi dalam agama Hindu, tidak ada sudut pandang tertentu atau kesepakatan tentang peran Sang Buddha yang resmi. Sudut pandang bahwa Buddha sebagai awatara yang menganjurkan tindakan tanpa kekerasan (ahimsa) masih menjadi kepercayaan populer di antara sejumlah organisasi Waisnawa masa kini, termasuk ISKCON.[9] Pada bagian Dasavatara sotra dalam Gita Govinda, seorang penyair Waisnawa mahsyur, Jayadeva Goswami (1200 M) memasukan Buddha di antara sepuluh awatara utama Wisnu dan menulis sebuah doa tentang Dia sebagai berikut:
Oh Kesawa (Wisnu)! Wahai Tuhan alam semesta! Wahai Dewa Hari, yang telah menjelma sebagai Buddha! Semua kemuliaan milik-Mu! Oh Buddha berhati penuh kasih, Engkau menentang penyembelihan hewan malang yang dilakukan menurut aturan Weda.[10]
Ada sekte Waisnawa di Maharashtra, yang dikenal sebagai Warkari, yang menyembah Dewa Witoba (juga dikenal sebagai Witala, Pandurangga). Meskipun umumnya Witoba dianggap sebagai manifestasi Kresna kecil, ada keyakinan yang mendalam sejak berabad-abad bahwa Withoba adalah suatu manifestasi Buddha. Banyak penyair suci Maharashtra (seperti Eknath, Namdev, Tukaram, dll.) secara eksplisit menyebutnya sebagai Buddha, walaupun banyak kaum neo-Buddhis (Ambedkari) dan sarjana barat yang cenderung menolak pendapat tersebut. Sosok Witoba sebagai awataraWisnu mungkin telah disamakan dengan Buddha dalam upaya untuk mengasimilasi Buddhisme ke dalam tradisi Hindu. Ajaran Buddha juga telah dimasukkan dalam Waisnawa Warkari dan telah terintegrasi dengan filosofi tradisional Weda secara unik.
Salah satu kitab Hindu yang menyebutkan kehadiran Buddha sebagai penjelmaan Tuhan (Wisnu) adalah Bhagawatapurana. Dalam kitab tersebut diuraikan penjelmaan Tuhan dari zaman ke zaman dan kehadiran Sang Buddha disebut setelah kemunculan Balarama dan Kresna. Seperti yang disebutkan dalam kitab tersebut, Sang Buddha terlahir pada Zaman Kali (zaman kegelapan) untuk menyesatkan musuh para pemuja Tuhan:
Maka, pada permulaan Kaliyuga [Dia] akan terlahir sebagai Buddha, putra Anjana, di Kikata (Bihar), untuk menyesatkan siapa saja yang menjadi musuh para pemuja Tuhan.
Stephen Knapp, penulis buku The Secret Teachings of the Vedas menyatakan bahwa sloka tersebut tidak akurat bila disimak secara harfiah, mengingat bahwa Siddhartha Gautama lahir di Taman Lumbini (Nepal), dan ibunya bernama Mahamaya. Sesungguhnya Siddhartha menjadi Buddha di Bodh Gaya, negara bagian Bihar. Ibunya wafat saat ia masih kecil sehingga ia diasuh neneknya, Anjana. Maka dari itu, prediksi dalam sloka dari Bhagawatapurana dapat dibenarkan.[11]
Menurut kepercayaan Hindu populer, pada zaman Kaliyuga, masyarakat menjadi bodoh akan nilai-nilai rohani dan kehidupan. Ada suatu kepercayaan bahwa pada kedatangan Sang Buddha, banyak brahmana di India yang menyalahgunakan upacara Weda demi kepuasan nafsunya sendiri, dan melakukan pengorbanan binatang yang sia-sia dan tiada berguna. Maka dari itu, Buddha muncul sebagai seorang awatara untuk memulihkan keseimbangan.
Buddha Gautama lahir sebagai Pangeran Siddhartha Gautama, putra Raja Suddhodana, sekitar abad ke-6 SM. Suddhodana sangat mengharapkan Siddhartha menjadi Cakrawarti (Maharaja Dunia), tetapi pikirannya dibayang-bayangi oleh ramalan petapa Kondanna yang mengatakan bahwa Siddhartha akan menjadi Buddha karena melihat empat hal: orang sakit, orang tua, orang mati, dan pertapa. Karena tidak mau anaknya menjadi Buddha, keempat hal tersebut selalu berusaha ditutupi olah Suddhodana. Ia tidak akan membiarkan sesuatu yang bersifat sakit, tua, mati, dan pertapa suci dilihat oleh Siddhartha. Siddhartha sudah ditakdirkan untuk menjadi seorang Buddha sehingga ramalan pertapa Kondanna menjadi kenyataan. Keinginan Siddhartha untuk mendapat pencerahan (yang mengantarnya menjadi Buddha) terlintas ketika ia melihat empat hal tersebut. Pikirannya terbuka untuk mencari obat penawar sakit, tua, dan mati. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi pertapa dan berkeliling mencari pertapa-pertapa terkenal dan mengikuti ajaran mereka, tetapi semuanya tidak membuat Siddhartha puas. Akhirnya ia menemukan pencerahan ketika bertapa di bawah Pohon bodhi di Bodh Gaya pada malam Purnama Sidhi bulan Waisak.
Oleh umat Hindu, Siddhartha dihormati dan diyakini sebagai salah satu penjelmaan (awatara) Wisnu. Dalam beberapa tradisi Hinduisme, Rama dan Kresna yang merupakan awatara juga dipuja sebagai dewa bahkan sebagai Tuhan, tetapi Sang Buddha yang juga merupakan awatara tidak dipuja dalam Hindu selayaknya awatara yang lain. Sang Buddha menolak diterapkannya lembaga kasta dan upacara-upacara dalam Weda, serta tidak mengakui kewenangan kitab Weda, sehingga ajaran Dia menjadi agama tersendiri.
Perspektif, opini, dan reaksi
Sejumlah tokoh revolusioner modern Hindu, termasuk Gandhi, telah terinspirasi oleh kehidupan dan ajaran Buddha dan reformasi yang diusahakannya.[12] Buddhisme mendapat perlakuan baik dalam gerakan Hindutva kontemporer, dengan dihormatinya Dalai Lama ke-14 dalam acara-acara Hindu, seperti Konferensi Hindu Dunia Vishva Hindu Parishad kedua di Allahabad pada tahun 1979.[13]
Aktivis Hindu modern yang menonjol, seperti Sarvepalli Radhakrishnan dan Vivekananda, menganggap Buddha sebagai guru kebenaran universal yang sama yang mendasari semua agama dunia.[14][15]
Banyak sarjana Hindu yang beranggapan bahwa agama Buddha dipandang sebagai "Brahmanisme yang direformasi",[16] dan banyak umat Hindu yang percaya bahwa agama Buddha, seperti halnya Waisheshika dan Lokayata, merupakan salah satu sekte dalam Sanatana Dharma. Menurut Sarvepalli Radhakrishnan, Buddha tidak menganggap dirinya sebagai seorang inovator, tetapi hanya seorang yang memperbaiki jalan Upanishad.[17]
B. R. Ambedkar, yang membangun kembali Buddhisme di India, menolak bahwa Buddha adalah penjelmaan Wisnu. Di antara 22 sumpah yang ia berikan kepada kaum neo-Buddhis, sumpah kelima berbunyi: "Saya tidak dan tak akan percaya bahwa Sang Buddha adalah penjelmaan Wisnu. Saya meyakini [doktrin] itu sebagai pemikiran sesat dan propaganda belaka."[18]
Tahun 1999, dalam Masyarakat Maha Bodhi (lembaga umat Buddha Asia Selatan) di Sarnath, Jagadguru Sankaracharya, Jayendra Saraswati dari Kanchi matha dan Vipassana Acharya S. N. Goenka, memberikan pengumuman yang menyepakati tiga poin berikut ini setelah melakukan diskusi:[19]
Karena alasan tertentu beberapa sastra yang ditulis di India pada zaman dahulu menganggap Buddha sebagai reinkarnasi Wisnu dan berbagai anggapan keliru mengenai Dia, hal ini sangat tidak menyenangkan. Dalam upaya mengembangkan hubungan yang lebih akrab antara umat Hindu dan Buddha kami memutuskan bahwa apapun yang terjadi pada masa lalu mesti dilupakan dan keyakinan tersebut tidak boleh disebarkan.
Untuk menghapus kekeliruan ini selamanya kami mengumumkan bahwa baik Weda maupun Samana merupakan tradisi kuno di India (Wisnu termasuk tradisi Weda sedangkan Buddha termasuk tradisi Samana). Usaha yang dilakukan suatu tradisi untuk menunjukkan bahwa ia lebih mulia dibandingkan tradisi lainnya hanya memupuk kebencian dan sakit hati antara keduanya. Maka dari itu hal tersebut tidak boleh dilakukan untuk selanjutnya dan dua tradisi harus saling menghormati dan menghargai.
Siapa pun mampu mencapai derajat tinggi di masyarakat dengan cara melakukan perbuatan baik. Seseorang mendapat derajat yang buruk di masyarakat jika melakukan perbuatan buruk. Maka dari itu siapa pun yang melakukan perbuatan baik dan melenyapkan niat kotor seperti nafsu, amarah, kebodohan, ketamakan, kecemburuan, dan ego dapat mencapai derajat tinggi di masyarakat dan menikmati kedamaian dan kebahagiaan.
Kontradiksi dengan agama Hindu
Meskipun ada pandangan dalam Hinduisme yang menganggap Buddha sebagai seorang awatara, kadang kala ajarannya bertolak belakang dengan agama Hindu dan dianggap sebagai suatu bentuk nonteisme karena mengajarkan bahwa dunia tidak diciptakan oleh Tuhan Sang Pencipta. Meskipun agama Buddha meyakini adanya para dewa, tetapi para dewa tersebut bukanlah makhluk mahakuasa, tidak menciptakan alam semesta.[20] Meskipun ajaran Buddha menyatakan adanya Brahma, tetapi Brahma tersebut berbeda dengan Brahma dalam agama Hindu yang menciptakan alam semesta. Brahma dalam agama Buddha tidak hanya satu; mereka hanyalah suatu golongan dewa, seperti yang dijelaskan dalam Brahmajala Sutta. Ajaran Buddha juga mengakui adanya Sakra, atau pemimpin para dewa, sama seperti Indra (alias Sakra) dalam ajaran Hindu, tetapi karakteristik dan kisah kehidupan keduanya berbeda.
Agama Buddha juga menekankan bahwa segala hal tidak kekal (anicca), tetapi yang membedakannya dengan agama lainnya yang berasal dari India adalah agama Buddha menyatakan tidak ada inti diri yang kekal, atau tiada jiwa dalam makhluk hidup (anatma atau anattā; tiada atma).[21][22][23] Keyakinan tentang sesuatu yang bersifat kekal, atau ada jiwa dalam makhluk hidup dianggap sebagai pandangan atau keyakinan yang keliru menurut agama Buddha, dan merupakan sumber utama kemelekatan dan penderitaan (dukkha).[24][25][26]
Agama Buddha mengajarkan keyakinan tentang tumimbal lahir, atau kelahiran berulang-ulang. Menurut keyakinan ini, setiap makhluk terlahir berulang-ulang di antara 31 alam kehidupan, dan melalui proses kematian.[27] Namun menurut ajaran agama Buddha, kelahiran berulang-ulang tersebut bukanlah perpindahan jiwa (atman) ke tubuh yang baru, berbeda dengan keyakinan dalam agama Hindu dan Jainisme.[28] Menurut ajaran agama Buddha, keyakinan tentang atman tidaklah benar; itu keyakinan yang keliru.[29]
Salah satu dari Mahayana Sutra, yaitu Sutra Lankawatara, berisi dialog antara Sang Buddha dengan Mahamati. Dalam dialog tersebut, Sang Buddha menyatakan bahwa konsep Tuhan yang berdaulat, atau atman adalah imajinasi belaka atau perwujudan dari pikiran dan bisa menjadi halangan menuju kesempurnaan karena ini membuat kita menjadi terikat dengan konsep Tuhan Maha Pencipta. Kutipan dari sutra tersebut sebagai berikut:
Semua konsep seperti penyebab, suksesi, atom, unsur-unsur dasar, yang membuat kepribadian, jiwa pribadi, roh tertinggi, Tuhan Yang Mahakuasa, Sang Pencipta, adalah imajinasi belaka dan perwujudan dari pemikiran manusia.
Tidak, Mahamati, doktrin Tathágata dari rahim ke-Tathágata-an tidaklah sama dengan filosofi Atman.[30]
Ajaran Buddha tidak mengakui adanya Tuhan Sang Pencipta, sedangkan ajaran Hindu meyakini bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Selain itu, agama Hindu menganggap Buddha sebagai inkarnasi Tuhan. Pengikut filsafat Buddha tidak mengakui adanya makhluk, duniawi maupun surgawi, yang setara maupun lebih hebat daripada Siddhartha Gautama, yang dikenal sebagai Sang Buddha. Hal ini bertentangan dengan pandangan Hindu yang menganggap Buddha adalah penjelmaan dari Tuhan Yang Mahakuasa.
Tradisi Hindu menganggap ajaran Buddha sebagai salah satu ajaran nastika, tidak hanya karena menolak adanya Tuhan Sang Pencipta, tetapi juga tidak mau mengakui kewenangan kitab Weda.[31] Seperti yang tercatat dalam Cankki Sutta (Majjhima Nikaya), Sang Buddha berkata kepada sekelompok brahmana:
O Vasettha, para pendeta yang memahami sastra (Weda) tersebut seperti barisan orang buta yang terikat bersama-sama di mana orang yang pertama tidak melihat apapun, yang di tengah tidak melihat apapun, dan yang terakhir tidak melihat apapun.
Walpola Rahula, seorang rahib Buddhis menulis, "Selalu menjadi pertanyaan tentang tahu dan melihat, bukan meyakini. Ajaran Sang Buddha bersifat ehipassiko, mengajak Anda untuk datang dan melihat, bukan datang dan percaya... Selalu melihat dengan pengetahuan atau kebijaksanaan, bukan meyakini dengan iman."[32]
^Enlightenment in Buddhism and Advaita Vedanta: Are Nirvana and Moksha the Same? oleh David Loy, National Univ. of Singapore (69-70): "The similarities between Mahayana and Advaita Vedanta have been much noticed; they are so great that some commentators conceive of the two as different stages of the same system. Curiously, both Shankara and his predecessor Gaudapada were accused of being crypto-Buddhists, while on the other side, Theravadins criticized Mahayana for being a degeneration back into Hinduism." Terjemahan: "Kemiripan antara Mahayana dan Adwaita Wedanta sering kali diperhatikan; hal ini sungguhlah besar sehingga beberapa komentator menyatakan bahwa keduanya merupakan stadium berbeda dari sistem yang sama. Anehnya, baik Shankara maupun pendahulunya Gaudapada dituduh sebagai kaum kripto-Buddhis, sementara itu di sisi lain, kaum Theravada mengkritik Mahayana sebagai sebuah degenerasi kembali ke Hinduisme."
^Von Glasenapp (1962: 113), dikutip dalam O'Flaherty 1976, hlm. 206
^A. C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Pendiri ISKCON. "Kuliah 1974". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2011-09-12. Because people were addicted so much in violence, in killing the animals, therefore Buddha philosophy was needed (karena orang-orang gemar melakukan kekerasan, membunuh hewan, maka filsafat Buddha diperlukan.
^McKean, Lise: Divine Enterprise. Gurus and the Hindu Nationalist Movement. Chicago University Press, 1996. Elst, Koenraad: Who is a Hindu (2001)
^Barrows, J. H. (1893). Hinduism, in The World's Parliament of Religions. Vol. II. Chicago. hlm. 978.
^Eastern Religions and Western Thought, New York 1969, pp. 326–7.
^Christian Lindtner: "From Brahmanism to Buddhism", Asian Philosophy, 1999, John Woodroffe (Arthur Avalon): Shakti and Shakta, Koenraad Elst: Who is a Hindu (2001).
^Radhakrishnan: Indian Philosophy, vol.2, hal.469.
^[a] Christmas Humphreys (2012). Exploring Buddhism. Routledge. hlm. 42–43. ISBN978-1-136-22877-3. [b] Gombrich (2006), page 47, Quote: "(...) Buddha's teaching that beings have no soul, no abiding essence. This 'no-soul doctrine' (anatta-vada) he expounded in his second sermon."
^[a]Anatta, Encyclopædia Britannica (2013), Quote: "Anatta in Buddhism, the doctrine that there is in humans no permanent, underlying soul. The concept of anatta, or anatman, is a departure from the Hindu belief in atman ("the self")."; [b] Steven Collins (1994), Religion and Practical Reason (Editors: Frank Reynolds, David Tracy), State Univ of New York Press, ISBN978-0791422175, page 64; "Central to Buddhist soteriology is the doctrine of not-self (Pali: anattā, Sanskrit: anātman, the opposed doctrine of ātman is central to Brahmanical thought). Put very briefly, this is the [Buddhist] doctrine that human beings have no soul, no self, no unchanging essence."; [c] John C. Plott et al (2000), Global History of Philosophy: The Axial Age, Volume 1, Motilal Banarsidass, ISBN978-8120801585, page 63, Quote: "The Buddhist schools reject any Ātman concept. As we have already observed, this is the basic and ineradicable distinction between Hinduism and Buddhism"; [d] Katie Javanaud (2013), Is The Buddhist 'No-Self' Doctrine Compatible With Pursuing Nirvana?, Philosophy Now; [e] David Loy (1982), Enlightenment in Buddhism and Advaita Vedanta: Are Nirvana and Moksha the Same?, International Philosophical Quarterly, Volume 23, Issue 1, pages 65–74
^Brian Morris (2006). Religion and Anthropology: A Critical Introduction. Cambridge University Press. hlm. 51. ISBN978-0-521-85241-8., Quote: "(...) anatta is the doctrine of non-self, and is an extreme empiricist doctrine that holds that the notion of an unchanging permanent self is a fiction and has no reality. According to Buddhist doctrine, the individual person consists of five skandhas or heaps – the body, feelings, perceptions, impulses and consciousness. The belief in a self or soul, over these five skandhas, is illusory and the cause of suffering."
^[a] Christmas Humphreys (2012). Exploring Buddhism. Routledge. hlm. 42–43. ISBN978-1-136-22877-3. [b] Brian Morris (2006). Religion and Anthropology: A Critical Introduction. Cambridge University Press. hlm. 51. ISBN978-0-521-85241-8., Quote: "(...) anatta is the doctrine of non-self, and is an extreme empiricist doctrine that holds that the notion of an unchanging permanent self is a fiction and has no reality. According to Buddhist doctrine, the individual person consists of five skandhas or heaps – the body, feelings, perceptions, impulses and consciousness. The belief in a self or soul, over these five skandhas, is illusory and the cause of suffering." [c] Gombrich (2006), page 47, Quote: "(...) Buddha's teaching that beings have no soul, no abiding essence. This 'no-soul doctrine' (anatta-vada) he expounded in his second sermon."
*Anggapan bahwa Buddha dan Baladewa sebagai awatara Wisnu kesembilan tergantung tradisi. Buddha lebih diutamakan di India Utara, sementara Baladewa lebih diutamakan di India Selatan.
J.J. Madan adalah seorang pemilik bisnis teater dan sutradara film di India. Ia adalah putra ketiga dari tokoh film India Jamshedji Framji Madan yang memulai Madan Theatres Ltd. pada 1919. Setelah ayahnya meninggal pada 1923, J. J. Madan mengambil alih manajemen Teater Madan.[1] Referensi ^ Ashish Rajadhyaksha; Paul Willemen; Professor of Critical Studies Paul Willemen (10 July 2014). Madan, Jamshedji Framji. Encyclopedia of Indian Cinema. Routledge. hlm. 139. ISBN 978-1-135-94…
Perisai BaluseBaluse adalah perisai tradisional Suku Nias yang terbuat dari kayu keras atau besi. Baluse di Nias Utara berukuran lebih kecil daripada perisai di daerah lain di Nias.[1] Penggunaan baluse sejalan dengan perkembangan tolögu, gari, toho bulusa dan öroba uli mbuaya yang menjadi pelengkapan perang di Nias masa lalu.[2][3] Fungsi dan kedudukan baluse sangat penting mengingat perang dalam masyarakat Nias berarti memburu kepala musuhnya. Bagian tubuh musuh yang …
Wing Udara 2 AngkutLanud Abdulrachman SalehLambang Tentara Nasional IndonesiaAngkatan UdaraDibentuk1 Mei 2000Negara IndonesiaCabang TNI Angkatan UdaraTipe unitSatuan Udara AngkutBagian dariLanud Abdulrachman SalehMarkasMalang, Jawa TimurMaskotKuda TerbangSitus webwww.abdsaleh.mil.id Wing Udara 2 adalah satuan satuan pelaksana Lanud Abdulrachman Saleh yang berkedudukan langsung di bawah Komandan Lanud Abdulrachman Saleh. Wing Udara 2 bertugas menyelenggarakan kegiatan operasi udara , pembina…
Basilika Santo WillibrordusBasilika Minor Santo WillibrordusBelanda: Sint-Willibrordusbasiliekcode: nl is deprecated Basilika Santo WillibrordusLokasiHulstNegara BelandaDenominasiGereja Katolik RomaArsitekturStatusBasilika minorStatus fungsionalAktif Basilika Santo Willibrordus (Belanda: Sint-Willibrordusbasiliekcode: nl is deprecated ) adalah sebuah gereja basilika minor Katolik yang terletak di pusat kota benteng Hulst di sebelah timur Flanders Selandia, Belanda. Gereja ini didedikasikan …
American politician and diplomat Neill S. BrownDaguerreotype of Brown by Mathew Brady12th Governor of TennesseeIn officeOctober 17, 1847 – October 16, 1849Preceded byAaron V. BrownSucceeded byWilliam TrousdaleUnited States Minister to RussiaIn officeMay 2, 1850 – June 23, 1853PresidentZachary Taylor Millard Fillmore Franklin PiercePreceded byArthur P. BagbySucceeded byThomas H. SeymourSpeaker of the Tennessee House of RepresentativesIn office1855–1857[1]Preced…
This article is about the geographical isthmus. For the political region, see Istmo de Tehuantepec. Shortest distance between the Gulf of Mexico and Pacific Ocean Map showing the relief of the isthmus 1736 map. Caption at lower left: These rivers almost meet. both of them are Navigable, and all the Cannon and Stores for Acapulco are Carryed from the North to the South Sea by them. Map of the Straits of Florida and Gulf of Mexico. To accompany a report from the U.S. Treasury Department to the U.S…
For the Wethersfield, New York, radio station that held the call sign WEZQ at 107.7 FM from 1991 to 1992, see WLKK. Radio station in Bangor, MaineWEZQBangor, MaineBroadcast areaBangor, MaineFrequency92.9 MHzBranding92.9 The TicketProgrammingFormatSportsAffiliationsESPN RadioBoston Red Sox Radio NetworkBoston Bruins Radio NetworkBoston Celtics Radio NetworkNew England Patriots Radio NetworkOwnershipOwnerTownsquare Media(Townsquare License, LLC)Sister stationsWBZN, WDEA, WQCB, WWMJHistoryFirst air…
Universitas PGRI Sumatera BaratNama sebelumnyaSekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera BaratJenisPerguruan tinggi swastaDidirikan1984AfiliasiPersatuan Guru Republik IndonesiaRektorProf. Dr. H. Ansofino, M.SiLokasiKota Padang, Sumatera Barat, IndonesiaWarnaBiruSitus webupgrisba.ac.id Universitas PGRI Sumatera Barat atau disingkat dengan UPGRISBA (sebelumnya bernama STKIP PGRI Sumatera Barat) adalah perguruan tinggi swasta di Kota Padang, Sumatera Barat[1] yang dibuka berd…
Federica Pellegrini Pellegrini nel 2009 Nazionalità Italia Altezza 179 cm Peso 65 kg Nuoto Specialità Stile libero, dorso Termine carriera 2022 Record 100 m s.l. 5318 (2016) 200 m s.l. 1'5298 (2009) 400 m s.l. 3'5915 (2009) 800 m s.l. 8'2499 (2010) Carriera Squadre di club DDS Milano Circolo Canottieri Aniene 2019-2021 Aqua Centurions11 (166) Nazionale Italia Palmarès Competizione Ori Argenti Bronzi Giochi olimpici 1 1 0 Mondiali 6 4 1 Mondiali in vasca corta 1 2 5 Europei 7 6 7 Eu…
You can help expand this article with text translated from the corresponding article in German. (December 2009) Click [show] for important translation instructions. View a machine-translated version of the German article. Machine translation, like DeepL or Google Translate, is a useful starting point for translations, but translators must revise errors as necessary and confirm that the translation is accurate, rather than simply copy-pasting machine-translated text into the English Wikipedi…
Tour de télévision de ŽižkovPrésentationType Tour d'observation, tour de télévision (d)Fondation 1992Style Architecture high-techArchitecte Václav Aulický (en)Matériau béton de cimentHauteur 216 mPropriétaire České Radiokomunikace (en)LocalisationAdresse Mahlerovy sady (d) Prague TchéquieAltitude 258 mCoordonnées 50° 04′ 51″ N, 14° 27′ 05″ Emodifier - modifier le code - modifier Wikidata La tour de télévision de Žižkov (en tchèque…
1986 video game This article is about the arcade game. For the album by Kavinsky, see OutRun (album). For the music genre, see Synthwave. 1986 video gameOut RunArcade flyerDeveloper(s)SegaPublisher(s)WW: Sega (arcade) EU: U.S. Gold (computers)Designer(s)Yu SuzukiComposer(s)Hiroshi KawaguchiSeriesOut RunPlatform(s)ArcadeMaster SystemMega Drive/GenesisNEC PC-8801Atari STAmigaAmstrad CPCCommodore 64Game GearMSXPC EngineMS-DOSSaturnZX SpectrumGame Boy AdvanceNintendo 3DSSwitchRelease September 4, 19…
Сельское поселение России (МО 2-го уровня)Новотитаровское сельское поселение Флаг[d] Герб 45°14′09″ с. ш. 38°58′16″ в. д.HGЯO Страна Россия Субъект РФ Краснодарский край Район Динской Включает 4 населённых пункта Адм. центр Новотитаровская Глава сельского посел…
اقتصاد فيتنامعامالدولة فيتنام عملة دونغ فيتنامي المنظمات منطقة التجارة الحرة الآسيان، منظمة التجارة العالمية، منتدى التعاون الاقتصادي لدول آسيا والمحيط الهادئ، أسيان، الشراكة الاقتصادية الإقليمية الشاملة، الاتفاق الشامل والتقدمي للشراكة العابرة للمحيط الهادئ، منظمة ا…
State prison in Pendleton, Oregon, US Eastern Oregon Correctional InstitutionLocationPendleton, Oregon, United States45°40′17″N 118°49′02″W / 45.6715°N 118.8171°W / 45.6715; -118.8171StatusOperationalSecurity classMedium (male)Capacity1,600 inmatesOpened1985Managed byOregon Department of CorrectionsWardenSue WashburnCityPendletonState/provinceOregonWebsitehttps://www.oregon.gov/doc/about/Pages/prison-locations.aspx The Eastern Oregon Correctional Institution i…
Suasana NAIAS 2005 North American International Auto Show (NAIAS) (Indonesia:Pameran Otomotif Internasional Amerika Utara) adalah sebuah pameran otomotif yang digelar di Detroit, Michigan di Huntington Place (sebelumnya bernama Cobo Center). Merupakan pameran otomotif terbesar di kawasan Amerika Utara.[1] Sejarah Pameran otomotif pertama kali diadakan di Detroit tahun 1907 di Beller's Beer Garden. Sejak saat itu pameran selalu diadakan setiap tahun kecuali tahun 1943-1952. Namanya digant…
Christian virgin and saint For other uses, see Saint Agnes (disambiguation). SaintAgnes of RomeSaint Agnes by Domenichino (c. 1620)Virgin and martyrBornc. 291Rome, ItalyDiedc. 304Rome, ItalyVenerated inCatholic ChurchEastern Orthodox Churches[1]Oriental Orthodox ChurchesAnglican ChurchesLutheran Churches.CanonizedPre-congregationMajor shrineChurch of Sant'Agnese fuori le mura and the Church of Sant'Agnese in Agone, both in RomeFeast21 January; before Pope John XXII…