Tarian Melemang, adalah tarian yang dipercayai sudah ada sejak Kerajaan Bentan atau sekitar abad ke-12. Tarian ini termasuk tarian istana, sehingga tidak dikomsumsi rakyat. Para penarinya pun berasal dari dayang-dayang istana termasuk daerah Tanjungpisau Penaga.[1]
Tarian Melemang dilakukan ketika raja istirahat. Ketika pertunjukannya tari melemang diiringi nyanyian yang mengisahkan kehidupan raja. Oleh karena itu para penarinya ada yang berperan sebagai raja, permaisuri, putri raja dan dayang-dayang. Ciri khas dari tari ini ialah kepiawaian penari mengambil benda-benda seperti sapu tangan, uang receh, dan sebagainya dengan posisi berdiri membongkokkan badan ke belakang seperti kayang.[2]
Untuk melakukan tarian melemang, dibutuhkan sekurang-kurangnya 14 penari yang terdiri dari 6 penari, 4 pemusik, seorang raja, seorang penari, seorang puteri dan seorang penyanyi. Empat pemusik terdiri dari seorang penabuh gong, seorang pemain akordion, pemetik piul(biola) dan penabuh tambur. Adapun pakaian yang dipakai adalah teluk belanga dan baju kurung yang dipadukan dengan kain songket. Pakaian yang dikenakan pun disesuaikan dengan peran penari.[3]
Setelah runtuhnya kerajaan Bentan, tari melemang tidak serta ikut menghilang. Melainkan tarian ini berkembang di tengah-tengah rakyat termasuk di daerah Tanjungpisau Penaga(Bintan). Tidak hanya itu, bahkan tarian ini menyebar ke daerah Daik-Lingga. Namun, tarian ini sudah sulit dijumpai di masyarakat, termasuk di acara perkawinan. Sekarang ini tarian ini hanya ditemui di acara festival budaya negara atau pun swasta.[4]
Referensi
- ^ Ragam Tari dan Lagu Daerah Sumatera. Jakarta: PT. Perca. 2009. hlm. 39–40. ISBN 978-979-043-477-6.
- ^ "Pesona Kayang Tari Melemang". indonesia.go.id. Diakses tanggal 2022-06-10.
- ^ "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-06-10.
- ^ DJKI. "Tari Melemang | KI Komunal | DJKI". covid19.go.id. Diakses tanggal 2022-06-10.