Tes Rinne merupakan sebuah tes pendengaran yang dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan pendengaran pada satu telinga (tuli unilateral).[1] Hal ini membedakan persepsi suara yang dihantarkan oleh konduksi udara dengan suara yang dihantarkan oleh konduksi tulang melalui mastoid. Dengan demikian dapat dinilai dengan cepat suatu keadaan tuli konduksi. Tes Rinne harus dibandingkan dengan Tes Weber untuk mendeteksi tuli sensorineural.
Tes Rinne dinamakan sesuai dengan nama ahli telinga berkewarganegaraan Jerman Heinrich Adolf Rinne (1819-1868);[2].
Prosedur
Tes Rinne dilakukan dengan cara meletakkan suatu garputala frekuensi tinggi (512 Hz) yang bergetar pada tulang mastoid pasien dan meminta kepada pasien untuk memberitahu kapan getaran garputala tersebut tidak terdengar lagi, kemudian dengan cepat garputala tersebut diletakkan 1–2 sentimeter di depan liang telinga, dan kemudian bertanya kembali kepada pasien apakah getaran tersebut masih dapat terdengar.
Hasil
Pendengaran normal:
Konduksi udara seharusnya lebih besar daripada konduksi tulang dan pasien seharusnya mampu mendengar garputala yang diletakkan di depan liang telinga setelah ia tidak mampu lagi mendengarnya di mastoid.
Pendengaran abnormal:
Jika mereka tidak mampu mendengar garputala setelah tes mastoid, hal itu berarti konduksi tulang lebih besar daripada konduksi udara. Hal ini mengindikasikan adanya suatu hambatan getaran suara mulai dari liang telinga, telinga tengah, hingga koklea (misal: adanya tuli konduksi).
Pada tuli sensorineural kemampuan mendengar garputala baik oleh konduksi tulang dan udara mengalami penurunan. Pasien dengan tuli sensorineural hearing biasanya dapat mendengar lebih baik pada proses mastoid daripada proses udara, namun mengindikasikan adanya suara yang terhenti lebih cepat daripada pasien dengan tuli konduksi.
Catatan
Tes Rinne tidak cukup sebagai sarana untuk membedakan tuli konduksi dan sensorineural, terutama sekali pada tuli sensorineural total dan berat, yang akan memberikan hasil negatif palsu. Tes audiometri formal harus dilakukan bila terdapat hasil yang abnormal.
Konduksi udara vs konduksi tulang
Konduksi udara menggunakan organ-organ pada telinga daun telinga, gendang telinga, dan osikel untuk memperkuat suara dan mengalirkan suara ke konduksi tulang dan menyebabkan suara dapat langsung ditransmisikan ke telinga dalam atau melalui tengkorak ke telinga sebelahnya.
Deskripsi
Hubungan
Positif/negatif
Pada telinga normal, konduksi udara (AC) lebih baik daripada konduksi tulang (BC)
AC > BC
hal ini disebut sebagai Rinne positif
Pada tuli konduksi, konduksi tulang lebih baik daripada konduksi udara
AC < BC
Rinne negatif
Pada tuli sensorineural, konduksi tulang dan udara menurun, menyebabkan tidak ada perbedaan antara keduanya
AC > BC
Rinne positif
Pada tuli sensorineural, dapat terjadi negatif palsu
AC < BC
Rinne negatif
Risiko
Tes ini merupakan salah satu tes yang cepat dan tidak dapat digunakan sebagai pengganti audiometri. Belakangan, nilainya sebagai tes skrining telah dipertanyakan.[3]