Tinggi badan manusia adalah jarak dari ujung kaki hingga ujung kepala manusia saat berdiri tegak. Tinggi badan manusia bergantung pada faktor lingkungan dan genetik. Tinggi badan manusia beragam menurut pengukuran antropometri. Variasi tinggi badan yang mencolok (20% dari rataan) dalam sebuah populasi terkadang disebabkan oleh gigantisme ataupun dwarfisme, yang merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh abnormalitas gen atau endokrin.[1]
Pertumbuhan rata-rata untuk setiap jenis kelamin dalam populasi berbeda secara bermakna, di mana pria dewasa rata-rata lebih tinggi daripada wanita dewasa. Selain itu, tinggi badan manusia juga berbeda menurut kelompok etnis.
Pertumbuhan tinggi badan biasanya berhenti ketika lempeng pertumbuhan (lempeng efifisis) di ujung tulang menutup. Penutupan ini terjadi sekitar usia 16 tahun pada wanita atau 18 tahun pada pria. Terkadang pada sebagian orang, baru menutup pada usia sekitar 20 - 21 tahun.
Dalam kondisi kemiskinan atau konflik berkepanjangan, faktor lingkungan seperti kurang nutrisi kronis pada masa kecil atau remaja dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, hingga (pada kasus parah) menyebabkan abnormalitas tinggi badan meskipun individu tersebut tidak memiliki kelainan gen.
A collection of data on human height, referred to here as "karube" but originally collected from other sources, is archived here. A copy is available here (an English translation of this Japanese page would make it easier to evaluate the quality of the data...)
6. Celostátní antropologický výzkum dětí a mládeže 2001, Česká republika [6th Nationwide anthropological research of children and youth 2001, Czech Republic] (dalam bahasa Cheska). Prague: State Health Institute (SZÚ). 2005. ISBN978-8-07071-251-1.
Habicht, Michael E.; Henneberg, Maciej; Öhrström, Lena M.; Staub, Kaspar & Rühli, Frank J. (27 April 2015). "Body height of mummified pharaohs supports historical suggestions of sibling marriages". American Journal of Physical Anthropology. 157 (3): 519–525. doi:10.1002/ajpa.22728. PMID25916977.