Ular karung atau yang sering disebut ular belalai gajah, adalah sejenis ular air yang endemik di kepulauan Nusantara. Ular ini sekerabat dengan ular kadut (Acrochordus granulatus). Dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Elephant trunk snake, sedangkan nama ilmiahnya adalah Acrochordus javanicus (Hornstedt, 1781).[2]
Pengenalan
Ular ini memiliki bentuk tubuh yang sama dengan ular kadut. Panjang tubuh ular jantan mencapai 1.5 meter, sedangkan panjang tubuh ular betina mencapai 2.9 meter. Tidak seperti ular lain, tubuh ular ini longgar dan dilapisi dengan sisik-sisik yang kasar dan kecil. Kepalanya berwarna kehitaman atau cokelat gelap menyerupai lumpur. Tubuh bagian atas berwarna cokelat lumpur atau cokelat keabu-abuan dan dihiasi dengan bercak-bercak besar dan kecil yang berwarna kehitaman. Tubuh bagian bawah berwarna lebih pucat.[2][3]
Penyebaran dan habitat
Ular karung tersebar di daerah tropis Asia Tenggara, yakni di sebagian besar Indonesia (kecuali pulau-pulau kecil), Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Lokalitas jenis: "Jawa, Indonesia".[4]
Habitat utama ular karung adalah perairan dangkal dan berlumpur di sungai, rawa-rawa, kolam, atau muara. Ular ini juga sering ditemui di daerah tambak ikan.[3][5]
Perilaku, makanan, dan reproduksi
Ular kadut aktif pada malam hari dan biasanya berkelana di perairan yang dangkal, karena ular ini harus sering ke permukaan untuk bernapas. Apabila ditaruh di darat, ular ini menjadi tidak berdaya untuk bergerak. Makanan utamanya adalah ikan dan belut. Ular ini terkadang juga memangsa beberapa jenis amfibi.[3][5]
Ular kadut berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar). Jumlah anak yang dihasilkan sebanyak 18 sampai 48 ekor. Ular yang baru lahir biasanya tinggal di darat atau di luar air untuk sementara waktu. Setelah bertambahnya usia, ular-ular muda tersebut mulai berpindah dan hidup di dalam air seperti induknya.[3]