Wang Jueyi
Wang Jueyi (Hanzi: 王覺一; Pinyin: Wáng jué yī) atau Wang Yanghao (王养浩), terlahir dengan nama Wang Ximeng (王希孟) atau juga disebut sebagai Beihai Laoren (北海老人) adalah pendiri sekte "Agama untuk Keselamatan Akhir" / Mohou Yizhujiao (末后一着教) yang di kemudian hari berubah nama menjadi “Yiguandao” dan merupakan patriark ke-15 dalam silsilah Tao (道統).[1] Kehidupan AwalWang Jueyi terlahir dengan nama Wang Ximeng pada tahun 1833[a][2] di Qingzhou, Kabupaten Yidu pada masa dinasti Qing. Karena menjadi yatim piatu di usia yang sangat muda, Wang dibesarkan di keluarga pamannya. Pada saat berusia tiga belas tahun ke Liufu untuk menggembalakan ternak.[3] Di usia 17 tahun, Wang memohon Tao ke patriark ke-14 Yao Hetian di Taiyuan, Shanxi.[3] Di usia 27 tahun, ia mengikuti patriark Yao menyebarkan ajaran. Xiantiandao, kelompok dari patriark Yao pada saat itu dalam keadaan kacau dan tengah terpecah belah akibat ditindas dan ditekan oleh pemerintah Qing.[3] Wang berprofesi sebagai peramal di rumahnya. Di usianya yang menginjak 40 lebih, ia melihat bentuk huruf Buddha Kuno (古佛) di telapak tangannya, dan mengklaim diri bahwa dirinya adalah titisan Buddha Kuno.[4] Pada akhirnya Wang mendirikan kelompok sendiri yang secara resmi berdiri pada tahun 1877. Mendirikan Mohou Yizhu JiaoPada tahun 1877, menurut catatan Yiguandao, Lao Mu melalui penulisan roh menunjuk Wang Jueyi sebagai Patriark kelima belas di Dongzhentang (東震堂). Dongzhentang adalah nama baru yang diberikan atas petunjuk wahyu tersebut menggantikan nama sebelumnya yaitu Aula Surga Barat (西乾堂) dan Wang ditetapkan sebagai pemimpinnya.[5] Sejak saat itu, Wang Jueyi mengubah nama kelompok yang dipimpinnya menjadi Mohou Yizhujiao (末后一着教) yang berapa tahun kemudian diubah oleh Liu Qingxu sebagai penerus Wang menjadi Yiguandao.[b][6] Karena kontribusinya yang penting, Wang dianggap sebagai pendiri Yiguandao modern yang sebenarnya oleh beberapa sejarawan. Wang menggunakan spanduk "Ajaran Paling Umum di bawah Langit" untuk menyebarkan ajarannya.[7] Sebagai seorang ahli teori sektarian yang luar biasa, Wang mereformasi teologi dan ritual keagamaan yang sebelumnya berasal dari tradisi Xiantiandao. Patriark Wang menyatukan tiga ajaran Buddhisme, Konfusianisme dan Taoisme menjadi satu.[8] Ia memperkenalkan konsep Jalan Li Tian / Surga Abadi (理天法) yang lebih tinggi dari Jalan Qi Tian / Alam Hawa (氣天法) sekaligus menghapus syarat "bervegetarian" (茹素) dan "menjalankan pantangan" (絕慾) sebagai syarat bergabung.[9] Mohou Yizhujiao di bawah kepemimpinan Wang Jue Yi secara signifikan banyak menggunakan ajaran Konfusius sebagai dasar ajarannya.[3] Wang menulis buku-buku seperti Penjelasan Ajaran Agung (大学解), Penjelasan Doktrin Tengah (中庸解), Studi tentang Tiga Perubahan (三易探原), Studi tentang Satu yang Konsisten (一贯探原), Penjelasan untuk Menghapuskan Keraguan (理性释疑) dan banyak kitab lain yang selanjutnya dijadikan sebagai pedoman ajaran sekte, sementara praktik Taoisme seperti meditasi dan pengobatan dihapuskan.[10] Walaupun ditunjuk sebagai patriark ke-15 melalui Tulisan Roh, Wang Jueyi tidak menyarankan para pengikut sekte untuk melakukan Penulisan Roh, karena menurutnya sulit untuk mengetahui apakah dewa yang meminjam tubuh itu baik atau jahat.[11] Wang merubah cara transmisi Tao / memohon Tao (qiudao) yang semula dengan cara menggunakan jari tengah keluar dari pintu suci pemohon, berubah menjadi menitik di pintu suci pemohon.[9] Ia juga menghapus tradisi jiujie neigong (九节内功) yang diciptakan oleh patriark ke-9 Huang Dehui. Hirarki organisasi Mohou Yizhujiao memiliki sembilan tingkatan yang dinamakan Jiupin Liantai (九品蓮台):[4]
Berdasarkan aktvitias sekte, hanya orang dengan tingkat tertentu yang diperbolehkan untuk menjalankan pekerjaan misionaris. Secara umum, sekte pimpinan Wang ini dikenal dengan nama lain di masyarakat. Kerahasiaan sangat ditekankan dalam organisasi Wang Jueyi, anggota biasa tidak mengenal para pemimpin tertinggi, yang mungkin merupakan langkah untuk melindungi mereka dari penindasan oleh pemerintah saat itu.[12] Di bawah kepemimpinan Wang, sekte Mohou Yizhujiao berhasil menjadi sekte yang tersebar di seluruh negeri dalam beberapa tahun.[13] Wang memiliki pengikut yang dianggap spesial yaitu Zhang Daofu (張道符) dan Liu Zhigang (劉至剛). Zhang Daofu atau juga dikenal sebagai Zhang Xiangru (張相如), memimpin urusan misionaris di Haizhou, Shuyang, Andong, dan Taoyuan. Sedangkan Liu Zhigang menjadi pemimpin di Hankou.[14] PemberontakanDi tahun 1883, Wang Jueyi merencanakan pemberontakan yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 bulan 3 secara serentak di beberapa kota.[15] Rencana tersebut ketahuan oleh pemerintahan Qing dan langsung menangkap para pemimpin kelompok Mohou Yizhu Jiao. Rencana pemberontakan di Jiangshu juga dihancurkan bahkan sebelum dimulai. Wang bersama anaknya Wang Jitai (王继泰) kabur ke Hankou. Mereka berdiskusi dengan Liu Zhigang (yang di kemudian hari menjadi patriark ke-16 I Kuan Tao) dan berencana untuk memulai serangan di malam hari pada tanggal 28 bulan 3 secara bersamaan di Wuchang dan Hankou.[16] Liu diminta untuk mengumpulkan para pengikut dan mempersiapkan senjata untuk mengadakan pemberontakan.[16] Tidak diduga, pihak berwenang di Wuchang seperti sudah mengetahui rencana tersebut dan menangkap Wan Daqi yang menjadi salah satu pemimpin beserta sekitar 30 orang lainnya.[15] Penangkapan tersebut sangat memukul Wang. Wang kemudian kabur ke ke Sichuan. Di tahun berikutnya, Wang Jitai dan pemimpin-pemimpin sekte lainnya tertangkap dan dihukum mati. Sejak itu, Wang Jueyi terpaksa hidup bersembunyi hingga kematiannya, di mana sekte yang didirikannya juga mengalami kehancuran.[17][18] Kematian dan SetelahnyaWang Jueyi meninggal di Tianjin pada bulan ketiga tahun 1884.[19] Anaknya, Wang Jitai juga dieksekusi oleh pemerintah di tahun tersebut.[7] Setelah Mohou Yizhujiao dihancurkan, selain kelompok yang dipimpin oleh Liu Qingxu, ada grup-grup lain yang masih bertahan. Kelompok di Henan saat itu masih aktif di awal abad ke-20, walaupun telah mengalami kerugian besar pada awal tahun ketujuh pemerintahan Guangxu (1881).[20] Grup ini kemudian berganti nama menjadi Sekte Amitabha (彌陀教) atau juga dikenal dengan Komunitas Bunga Naga (龍華會) di tahun 1899 dan kemudian berpartisipasi dalam gerakan Yihetuan yang ingin menggulingkan dinasti Qing dan membasmi orang-orang asing.[19][21] Lihat PulaCatatan
Referensi
Daftar Pustaka
|