1 Korintus pasal 15 dimulai dengan pernyataan Kabar Baik, dengan anggapan bahwa Paulus telah menerimanya dari Yesus Kristus yang naik ke surga. Paulus mengungkapkan arti penting kematian, penguburan, serta kebangkitan Yesus Kristus, dan mereka yang meyakini pesan ini akan diselamatkan. Laporan mengenai penampakan Yesus pasca Kebangkitan dalam ayat 3-7 tampaknya merupakan pernyataan kredo atau pengakuan iman terawal sebelum era Paulus.[5]
Antikuitas kredo ini ditarikhkan oleh kebanyakan akademisi biblika tidak lebih dari lima tahun setelah Yesus wafat, kemungkinan berasal dari komunitas rasuli Yerusalem.[6] Berdasarkan analisis linguistik, versi yang diterima oleh Paulus tampaknya mencakup ayat 3b-6a dan 7.[7] Secara historis, kredo ini dipandang dapat dipercaya dan diakui mempertahankan suatu kesaksian khas yang dapat diverifikasi dari zaman tersebut.[8][9]
Berbeda dengan pandangan mayoritas, Robert M. Price dan Hermann Detering dalam Journal of Higher Criticism (diedit oleh Price) bergumen bahwa 1 Korintus 15:3-7 bukan merupakan suatu kredo awal Kristen yang ditulis dalam kurun waktu lima tahun setelah Yesus wafat. Price[10] dan Detering[11] membantah pandangan bahwa Paulus menuliskan ayat-ayat tersebut dan meyakini bahwa semuanya itu merupakan suatu interpolasi yang mungkin berasal dari awal abad ke-2. Price mengatakan bahwa "Pasangan kata dalam ayat 3a, "terima / sampaikan" (paralambanein / paradidonai), sebagaimana telah sering ditunjukkan, adalah bahasa teknis untuk penerusan tradisi kerabian". Menurut Price, teks ini bertentangan dengan kisah pertobatan Paulus yang dideskripsikan dalam Galatia 1:13-24, yang secara eksplisit menyangkal bahwa Paulus menerima Injil Kristus dari manusia biasa, tetapi menurut Paulus dari Yesus sendiri ia menerimanya.[10] Bagaimanapun, banyak penafsir yang berpendapat bahwa Injil tersebut Paulus "terima" dari Yesus.[12] Mereka menunjuk pada 1 Korintus 11:23 sebagai bukti dari gagasan tersebut.[13] "Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti ..." (1 Korintus 11:23, TB) Kata Yunani untuk "terima / teruskan" yang digunakan di sini sama dengan kata Yunani untuk "terima / sampaikan" yang digunakan dalam 1 Korintus 15:3.
Menentang para akademisi tersebut, Geza Vermes membela pandangan mayoritas terkait kisah Kebangkitan dalam 1 Korintus 15. Vermes mengatakan bahwa perkataan Paulus merupakan "suatu tradisi yang telah diwarisi dari para seniornya dalam iman mengenai kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus".[14]Gary Habermas berpendapat, "Pada dasarnya semua akademisi kritis masa kini sepakat bahwa dalam 1 Korintus 15:3-8, Paulus mencatat suatu tradisi lisan yang merangkum isi dari Injil Kristen,"[15] yang di dalamnya Paulus "menggunakan bahasa gamblang transmisi lisan," menurut Donald Hagner.[16] Oleh para akademisi, laporan Paulus ini juga dideskripsikan sebagai "tradisi yang sangat awal yang lazim bagi semua orang Kristen",[17] sebagai "suatu tradisi suci",[18] dan terkandung dalam "strata tradisi yang tertua".[19]
Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (Galatia 1:18-20)
Sejumlah akademisi skeptis juga sepakat bahwa pengakuan iman atau kredo dalam 1 Korintus 15 bukan suatu interpolasi, tetapi merupakan suatu kredo yang dirumuskan dan diajarkan pada masa yang sangat awal setelah Yesus wafat. Seorang akademisi skeptis bernama Gerd Lüdemann berpendapat bahwa "unsur-unsur dalam tradisi tersebut tarikhnya dua tahun pertama setelah penyaliban Yesus ... tidak lebih dari tiga tahun ..."[20]Michael Goulder, akademisi skeptis lainnya, menyatakan bahwa kredo ini setidaknya dapat ditelusuri kembali hingga pengajaran yang diterima Paulus ketika ia bertobat, "beberapa tahun setelah penyaliban".[21]
Ayat 2
"Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu --kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya."[22]
Orang percaya bukanlah orang yang hanya memiliki iman dalam Yesus Kristus. Sebaliknya, orang percaya adalah orang yang beriman pada Yesus Kristus sebagaimana Dia dinyatakan dalam berita yang sepenuhnya dari Injil (1 Korintus 15:1–4). Iman mereka pada Kristus selalu terikat pada Firman Allah dan ajaran para rasul (1 Korintus 15:1,3; 11:2,23; Roma 6:17}; Galatia 1:12). Karena alasan inilah, orang percaya dapat dilukiskan sebagai umat yang tunduk kepada Kristus dari Alkitab sebagai Tuhan dan Juruselamat dan hidup menurut Firman Allah. Mereka tunduk tanpa ragu-ragu kepada kekuasaan Firman Allah, berpegang teguh pada ajarannya, percaya pada janjinya, mengindahkan peringatannya dan menuruti perintahnya. Mereka adalah orang yang ditawan oleh Firman Allah, menggunakan Alkitab untuk menguji semua gagasan manusia dan tidak menerima apa pun yang bertentangan dengan Alkitab.[23]
Ayat 3
"Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,"[24]
Ayat 4
"bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;"[25]
Ayat 5
"bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya."[26]
Ayat 6
"Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal."[27]
Ayat 22
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.[28]
Ayat 45
Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.[29]
Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.[32]
Mark Jeffrey Olson mengatakan bahwa ayat 50 ini dikutip paling sering dibandingkan ayat-ayat lain dari surat-surat Paulus dalam Melawan Ajaran Sesat karya Ireneus yang "percaya bahwa ayat ini adalah kunci tekstual peperangan eksegetikal mengenai Paulus antara Gnostik Valentinianisme dan Kristen umum." Baik Ireneus dan pengikut Valentinian menggunakan ayat ini untuk membuktikan kaitan langsung dengan rasul Paulus. Kedua pihak sama sekali tidak setuju mengenai evaluasi mereka akan dunia materi dan masing-masing berusaha menunjukkan bahwa pendapatnya benar-benar mewakili pandangan rasul Paulus tetang hal ini. Olson menyatakan, menurut Ireneus, ayat penting ini yang mengatakan, "daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" digunakan oleh orang-orang Gnostik untuk menunjukkan bahwa "pekerjaan tangan Allah tidak diselamatkan."[33] Orang-orang Gnostik mempunyai pandangan negatif terhadap dunia materi. Valentinian Gnostik percaya bahwa Kristus dan Yesus adalah dua makhluk terpisah yang untuk sementara waktu bersatu. Mereka juga memegang kepercayaan bahwa sebelum penyaliban Yesus, Kristus meninggalkan tubuh-Nya. Karenanya mereka percaya bahwa Kristus tidak benar-benar memiliki tubuh secara fisik, sehingga tidak mengalami kebangkitan secara fisik, melainkan secara spiritual. Penafsiran yang benar menurut Irenaeus adalah menggunakan istilah "daging dan darah" yang dinyatakan dalam ayat ini untuk "orang-orang jahat yang tidak akan mewarisi kerajaan karena perbuatan mereka yang jahat di dalam daging."[34]
Ayat 52
Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.[35]
^Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
^(Inggris) Neufeld, The Earliest Christian Confessions (Grand Rapids: Eerdmans, 1964) p. 47; Reginald Fuller, The Formation of the Resurrection Narratives (New York: Macmillan, 1971) p. 10 (ISBN0281024758); Wolfhart Pannenberg, Jesus — God and Man translated Lewis Wilkins and Duane Pribe (Philadelphia: Westminster, 1968) p. 90 (ISBN0664208185); Oscar Cullmann, The Early Church: Studies in Early Christian History and Theology, ed. A. J. B. Higgins (Philadelphia: Westminster, 1966) p. 64; Hans Conzelmann, 1 Corinthians, translated James W. Leitch (Philadelphia: Fortress 1975) p. 251 (ISBN0800660056); Bultmann, Theology of the New Testament vol. 1 pp. 45, 80–82, 293; R. E. Brown, The Virginal Conception and Bodily Resurrection of Jesus (New York: Paulist Press, 1973) pp. 81, 92 (ISBN0809117681)
^(Inggris) Wolfhart Pannenberg, Jesus — God and Man translated Lewis Wilkins and Duane Pribe (Philadelphia: Westminster, 1968) p. 90 (ISBN0664208185); Oscar Cullmann, The Early church: Studies in Early Christian History and Theology, ed. A. J. B. Higgins (Philadelphia: Westminster, 1966) p. 66–66; R. E. Brown, The Virginal Conception and Bodily Resurrection of Jesus (New York: Paulist Press, 1973) pp. 81 (ISBN0809117681); Thomas Sheehan, First Coming: How the Kingdom of God Became Christianity (New York: Random House, 1986) pp. 110, 118 (ISBN0394511980); Ulrich Wilckens, Resurrection translated A. M. Stewart (Edinburgh: Saint Andrew, 1977) p. 2 (ISBN071520257X); Hans Grass, Ostergeschen und Osterberichte, Second Edition (Gottingen: Vandenhoeck und Ruprecht, 1962) p. 96; Grass favors the origin in Damascus.
^(Inggris)Donald Hagner (2012). "Part 2.7. The Origin and Reliability of the Gospel Tradition". The New Testament: A Historical and Theological Introduction. Baker Books. ISBN1441240403.
^Olson, Mark Jeffrey (1992). Irenaeus, the Valentinian Gnostics, and the Kingdom of God (A.H. Book V): The Debate about 1 Corinthians 15:50. Lewiston, New York: Mellen Biblical Press. hlm. 11–14. ISBN0-7734-2352-4. OCLC26504711.