Asam γ-aminobutirat (asam gamma-aminobutirat, bahasa Inggris: gamma-aminobutyric acid, GABA) adalah neurotransmiter dan hormonotak yang menghambat (inhibitor) reaksi-reaksi dan tanggapan neurologis yang tidak menguntungkan.[1][2]
GABA terdapat dalam kadar yang tinggi pada berbagai belahan otak, yaitu sekitar 1.000 kali lebih tinggi daripada kadar neurotransmiter monoamina lainnya, pada tempat yang sama. Defisiensi GABA dapat menyebabkan pikiran terhalusinasi, delusional, histeria, emosional,[1][2]hipotonia, ataksia, keterbelakangan mental, dan peningkatan rasio asam 4-OH-butirat di dalam urin.[3]
Penghambat alami atau inhibitor dari GABA adalah ion klorida.[1] Jika kadar ion klorida dalam darah tidak terkendali, maka akan mengurangi kadar GABA yang kemudian akan menghasilkan kecemasan yang berkepanjangan, ketakutan yang tidak rasional dan terlepasnya beberapa hormon otak lain tanpa kendali.[1] Hal itu juga akan memicu terjadinya peningkatan produksi CRH pada nukleus paraventrikularis di kelenjarhipotalamus.[1] Selanjutnya hormon CRH ini akan merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormonkortisol.[1] Kortisol adalah suatu hormon yang menyebabkan kekecewaan, perasaan tertekan dan kesedihan serta menghadirkan ketakutan yang berlebihan.[1]
Pada sel glial, GABA akan dikonversi menjadi glutamina dan disekresi kembali menuju ke neuron untuk diproses menjadi glutaminase, lalu menjadi asam glutamat, dan masuk ke dalam siklus GABA kembali.
Peran GABA pada tetumbuhan
GABA juga dihasilkan dan berfungsi fisiologi bagi tumbuhan. Senyawa ini merupakan asam amino yang paling melimpah pada apoplas tumbuhan tomat.[7] Peran fisiologi yang tengah banyak dipelajari adalah dalam proses signaling di dalam tubuh tumbuhan.[8][9]
Referensi
^ abcdefgAzhar, Tauhid Nur (2008). The Miracle of Honey - Tuntunan Rasulullah saw dan Gaya Hidup Muslim. Illuminate, Surabaya. hlm. 58–60. ISBN978-979-18146-1-9 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan).line feed character di |title= pada posisi 24 (bantuan)
^(Inggris) George J Siegel, Bernard W Agranoff, R Wayne Albers, Stephen K Fisher, dan Michael D Uhler. (1999). Basic Neurochemistry - Molecular, Cellular and Medical Aspects : Table 44-1. Disorders of Amino Acid Metabolism. Edward Hines Jr Veterans Affairs Hospital, Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, University of Michigan, National Institute of Neurological Disorders and Stroke, National Institutes of Health, Mental Health Research Institute (edisi ke-6). Lippincott-Raven. ISBN0-397-51820-X. Diakses tanggal 2010-07-18.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^(Inggris) George J Siegel, Bernard W Agranoff, R Wayne Albers, Stephen K Fisher, dan Michael D Uhler. (1999). Basic Neurochemistry - Molecular, Cellular and Medical Aspects : Fig. 16-1. GABA Shunt. Edward Hines Jr Veterans Affairs Hospital, Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, University of Michigan, National Institute of Neurological Disorders and Stroke, National Institutes of Health, Mental Health Research Institute (edisi ke-6). Lippincott-Raven. ISBN0-397-51820-X. Diakses tanggal 2010-07-19.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^(Inggris) George J Siegel, Bernard W Agranoff, R Wayne Albers, Stephen K Fisher, dan Michael D Uhler. (1999). Basic Neurochemistry - Molecular, Cellular and Medical Aspects : GABA Synthesis, Uptake and Release. Edward Hines Jr Veterans Affairs Hospital, Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, University of Michigan, National Institute of Neurological Disorders and Stroke, National Institutes of Health, Mental Health Research Institute (edisi ke-6). Lippincott-Raven. ISBN0-397-51820-X. Diakses tanggal 2010-07-19.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Park DH, Mirabella R, Bronstein PA, Preston GM, Haring MA, Lim CK, Collmer A, Schuurink RC (October 2010). "Mutations in γ-aminobutyric acid (GABA) transaminase genes in plants or Pseudomonas syringae reduce bacterial virulence". Plant J. 64 (2): 318–30. doi:10.1111/j.1365-313X.2010.04327.x. PMID21070411.