Batu basandiang tigoBatu Basandiang TigoBatu Basandiang Tigo adalah batu peninggalan zaman megalitikum yang terletak di Nagari Cupak [1], Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. PendahuluanBatu Basandiang Tigo adalah salah satu monumen bersejarah yang terletak di Nagari Cupak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Batu-batu ini merupakan peninggalan budaya Minangkabau yang memiliki nilai historis dan filosofis tinggi. Berdiri di Lapangan Bola Kaki Balai Buruak, Sungai Rotan, batu-batu ini menjadi simbol keselarasan dan musyawarah dalam masyarakat adat Minangkabau. Penemuan dan Fungsi di Masa LaluBatu Basandiang Tigo diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, meskipun catatan tertulis tentang penemuannya belum ditemukan. Menurut cerita turun-temurun, batu-batu ini diletakkan oleh nenek moyang masyarakat Nagari Cupak sebagai simbol persatuan tiga tumpuak (wilayah) utama: Tumpuak Mudiak, Tumpuak Tangah, dan Tumpuak Sungai Rotan. Setiap tumpuak memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam menjalankan adat dan tradisi. Batu-batu ini juga berfungsi sebagai tempat musyawarah para pemimpin adat. Di hadapan batu-batu tersebut, terdapat tiga batu datar yang digunakan sebagai tempat duduk saat rapat adat. Tempat ini dikenal sebagai Medan Nan Bapaneh, yang menjadi pusat demokrasi adat di Nagari Cupak. Makna FilosofisBatu Basandiang Tigo menggambarkan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau, seperti penghormatan kepada yang lebih tua, kebersamaan, dan musyawarah untuk mencapai mufakat. Posisi batu yang sedikit condong melambangkan sikap saling menghormati antar-tumpuak. Tumpuak Sungai Rotan, sebagai tumpuak yang dipercaya, diberikan kuasa penuh untuk menjalankan gantiang adat dengan prinsip Biyang Tabuak Gantiang Putuih Kisah Saksi Nagari CupakBatu Basandiang Tigo menjadi saksi bisu pertemuan bersejarah antara tiga pemimpin adat dari suku berbeda: Datuk Rajo Malano (Melayu), Datuk Linduang Kayo (Jambak), dan Datuk Sati (Sikumbang). Mereka duduk bersama di Medan Nan Bapaneh untuk membahas persoalan nagari, mencerminkan semangat persatuan dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Minangkabau. Keberlanjutan Nilai AdatHingga kini, Batu Basandiang Tigo tetap menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat Nagari Cupak. Keberadaannya mengingatkan generasi muda akan pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur adat Minangkabau. ReferensiWijayanto, G., Jushermi, J., Rama, R., & Pramadewi, A. (2022). MENINGKATKAN POTENSI DESA CUPAK MELALUI PENGEMBANGAN WISATA DAN PENATAAN TAMAN DESA. J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(6), 5313-5324.[2]
Informasi yang berkaitan dengan Batu basandiang tigo |