Gereja Santo Ambrosius, Villa Melati Mas
Gereja Santo Ambrosius adalah sebuah gereja paroki Katolik yang berlokasi di Tangerang Selatan, Banten, Indonesia. Gereja ini merupakan induk dari Paroki Villa Melati Mas yang merupakan bagian dari Dekanat Tangerang II dalam Keuskupan Agung Jakarta. Santo Ambrosius yang menjadi pelindung Gereja ini merupakan salah seorang Pujangga Gereja. Gereja ini berada dalam reksa pastoral para imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta. SejarahPerintisan komunitasTerbentuknya komunitas umat Katolik di wilayah Serpong bermula dari inisiatif Pastor Paroki Santa Maria Hati Tak Bernoda Tangerang R.P. Fransiskus Xaverius Tan Soe Ie, S.J. pada tahun 1979. Pada saat itu, sebagian besar wilayah Serpong merupakan perkebunan karet. Pada tahun 1982, komunitas Katolik semakin kokoh dan berkembang dalam hal kuantitas. Perkumpulan umat juga dihadiri oleh para tentara beragama Katolik yang bertugas di Artileri Pertahanan Udara (Arhanud). Pastor Tan Soe Ie juga memberikan dukungan dan motivasi kepada komunitas umat ini.[1] Pada tahun 1983, pembangunan perumahan Villa Melati Mas membuat bertambahnya jumlah umat Katolik yang tinggal di wilayah tersebut. Pemekaran lingkungan berlangsung pada tahun 1984, yang didorong oleh pertambahan jumlah umat di kawasan Serpong, yakni dari kawasan sekitar Jembatan Kebon Nanas, sekitar Rumah Sakit Islam Asshobirin, serta daerah ujung Serpong. Komunitas Mudika juga terbentuk pada periode tersebut. Perayaan Ekaristi kemudian mulai dilaksanakan di Sekolah Strada yang ada di Blok F Perumahan Villa Melati Mas.[1] Pada tahun 1989, wilayah pelayanan umat di Serpong berpindah dari Paroki Tangerang ke Paroki Karawaci. R.P. Ignatius Putranto, O.S.C. melakukan pendampingan atas umat yang terus bertumbuh hingga pembentukan Stasi Ascensio pada tahun 1990, yang diresmikan oleh R.P. Chris Tukiyat, O.S.C.[1] Rencana pembangunan gerejaPada tahun 1990, muncul cetak biru (blue print) Perumahan Villa Melati Mas yang menunjukkan adanya tanah fasilitas sosial di Blok P Villa Melati Mas sebagai lokasi untuk gereja. Tim Pembangunan Gereja (TPG) kemudian dibentuk. Meski demikian, karena munculnya sejumlah kendala, pembangunan gereja tertunda hingga tahun 2006. Sebelumnya, pada tahun 1995, Stasi Ascensio telah ditingkatkan menjadi Paroki Serpong dengan berdirinya Gereja Santa Monika, Serpong yang diberkati pada 26 November 1995. Prioritas pembangunan pada saat itu dipusatkan pada pembangunan Gereja Santa Monika di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD).[2] Pada tahun 2006, Pengurus Paroki Serpong menyatakan kesanggupan untuk membangun gereja di lokasi lahan yang sudah disediakan pengembang perumahan Villa Melati Mas. Tanah tambahan seluas 5.665 m² berhasil dibeli pada tahun 2008, menjadikan luas total tanah gereja menjadi 7.765 m².[1] Peletakan batu pertama Gereja Santo Ambrosius dilakukan pada 29 Januari 2009 oleh R.P. Antonius Eko Susanto, O.S.C. Pembangunan berlangsung selama enam tahun dan selesai pada 28 Februari 2015, yang ditandai dengan serah terima gereja kepada Pengurus Paroki Serpong Gereja Santa Monika. Pada tanggal 12 Juni 2015, Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Villa Melati Mas sebagai stasi dengan pelindung Santo Ambrosius. Gereja ini kemudian diberkati oleh Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo pada 20 Desember 2015.[1] Peningkatan status parokialPada 11 Desember 2016, Stasi Villa Melati Mas ditingkatkan menjadi paroki administratif (kuasi paroki). Penetapan ini ditandai dengan baptisan pertama sebagai simbol kemandirian dalam tata kelola sakramen dan administrasi. Setelah berbagai proses, pada 21 Februari 2017, Villa Melati Mas resmi ditetapkan menjadi paroki mandiri dan paroki ke-66 dalam lingkungan Keuskupan Agung Jakarta. Hal ini ditandai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Suharyo pada 26 Februari 2017.[3] Seiring dengan pemekaran Dekanat Tangerang menjadi dua dekanat, Paroki Villa Melati Mas ditetapkan menjadi bagian dari Dekanat Tangerang II.[4] PeribadatanMisa harian diselenggarakan pada pagi hari, selain pada Jumat Pertama. Misa mingguan dilaksanakan empat kali, yakni pada hari Sabtu sore dan tiga misa pada hari Minggu. Liturgi di gereja ini umumnya dirayakan dalam Bahasa Indonesia. Referensi
Lihat jugaPranala luar |