Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kerajaan Koying

Kerajaan Koying

220 M–644 M
Lokasi Kerajaan Koying
Ibu kotaKerinci
PemerintahanMonarki Tradisional
Sejarah 
• Didirikan
220 M
• Koying menaklukkan Tupo
280 M
• Kandali merdeka dari Koying
454 M
• Dibubarkan
644 M
Luas
 - Total
150 km2
Digantikan oleh
krjKerajaan
Kandali
krjKerajaan
Melayu
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Koying merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di pulau Sumatra, yang terletak di wilayah Jambi. Kerajaan ini, diperkirakan berdiri sekitar abad ke-3 M. Dalam catatan Cina diterangkan bahwa di kerajaan Koying terdapat gunung api dan kedudukannya 5.000 li di timur Chu-Po (Jambi). Di utara Koying, ada gunung api dan di sebelah selatannya ada sebuah teluk bernama Wen. Dalam teluk itu ada pulau bernama P’u-lei.

Berdasarkan pada sumber berita-berita Cina yang dibuat oleh para utusan dari Tiongkok yaitu diplomat Kuang-Tai, utusan dari Dinasti Wu di Selatan dan Wan-Cen, Gubernur Dinasti Wu di Tan dekat Nankin pada tahun 222-280. Serta yang ditulis oleh Tu-Yu, disebut sebagai Koying Chia-Ying tahun 375 dan Sartono 1992 mengatakan bahwa sekitar abad ke 3–5 M di wilayah Jambi terdapat tiga kerajaan yakni:

  1. Koying abad ke-3
  2. Tupo abad ke-3
  3. Kandali atau Kantoli abad ke-5.

Keberadaan Kerajaan Koying

Catatan yang dibuat oleh K’ang-tai dan Wan-chen dari wangsa Wu (222-208) tentang adanya negeri Koying. Tentang negeri ini juga dimuat dalam ensiklopedia T’ung-tien yang ditulis oleh Tu-yu (375-812) dan disalin oleh Ma-tu-an-lin dalam ensiklopedia Wen-hsien-t’ung-k’ao (Wolters 1967: 51). Diterangkan bahwa di kerajaan Koying terdapat gunung api da kedudukannya 5.000 li di timur Chu-po (jambi). Di utara Koying ada gunung api dan di sebelah selatannya ada sebuah teluk bernama Wen. Dalam teluk itu ada pulau bernama P’u-lei atau pulau. Penduduk yang mendiami pulau itu semuanya telanjang bulat, lelaki maupun perempuan, denga kulit berwarna hitam kelam, giginya putih-putih dan matanya merah. Mereka melakukan dagan tukar menukar arang atau barter dengan para penumpang kapal yang mau berlabuh di Koying seperti ayam dan babi serta bebuahan yang mereka tukarkan dengan berbagai benda logam. Melihat warna kulitnya kemungkinan besar penduduk P’u-lei itu bukan termasuk rumpun Proto-Negrito atau Melayu Tua yang sebelumnya menghuni daratan Sumatera.

Menurut catatan Cina yang lain lokasi Koying diperkirakan di Indonesia Barat ataupun di Semenanjung Malaka. Jika lokasinya memang di wilayah tersebut akhir itu pasti hal demikian tidak mungkin karena dilakporkan bahwa Koying merupakan sebuah negeri dengan banyak gunung api sedan di Semenanjung Malaka tidak ada gunung api. Jika kedudukannya di Indonesia Barat, yakni di Kalimantan, Jawa atau Sumatera, di pulau tersebut pertama juga tidak ada gunung api. Kalau negeri itu kedudukannya dianggap di Jawa juga sukar untuk diterima mengingat dengan demikian negeri itu harus berada di selatan gunung api bersangkutan yakni misalnya di Pegunungan Selatan Jawa. Kalau Koying dicoba ditempatkan si sebelah timur pulau Jawa, hal itu juga tidak mungkin karena wilayah itu tidak disebut-sebut dalam catatan Cina, dan besar kemungkinan memang belum dikenal oleh mereka.

Namun jika kita lokasi kerajaan koying adalah negeri kerinci, maka posisi geografisnya sangat identik dan tidak berubah sampai sekarang, dimana kerajaan Chu-po, Thu-Po adalah negeri Tapan, yang sampai saat ini masih di sebut Tu-po atau Ta-pa oleh orang kerinci dan penduduk setempat, 5000 li timur Tu-po adalah alam kerinci dan disebelah utara ada gunung api menunjukkan keberadaan Gunung Kerinci, sebelah selatan terdapat teluk Wen adalah teluk inderapura, di tengah-tengah terdapat sebuah p'ulei atau pulau adalah pulau Pagai dengan gamabaran penghuni dan kebiasaan nya yang masih sama.

Menurut data Cina Koying memuliki pelabuhan dan telah aktif mengadakan perdagangan, terutama dengan berbagai daerah di bagian barat Sumatera. Catatan Cina tentang hal itu didapatkan dari sumber India dan Funan (Vietnam) karena pengiriman perutusan ke dan perdagangan langsung dengan Cina belum dilakukan. Dilaporkan selanjutnya bahwa Koying berpenduduk sangat banyak dan menghasilkan mutiara, emas, perak, batu giok, batu kristal dan pinang. Dari aktifnya perdagangan rasanya sangat sukar untuk menerima pantai selatan Jawa sebagai kedudukan Koying. Namun dapat ditambahkan selain Koying telah melakukan perdagangan dalam abad ke 3 M juga di Pasemah wilayah Sumatera Selatan dan Ranau wilayah Lampung telah ditemukan petunjuk adanya aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh Tonkin atau Tongkin, Ton-king dan Vietnam atau Fu-nan dalam abad itu juga. Malahan kermaik hasil zaman dinasti Han (abad ke 2 SM sampai abad ke 2 M) ditemukan di wilayah Sumatera tertentu (Ridho, 1979).

Adanya kemungkinan penyebaran berbagai negeri di Sumatera Tengah hingga Palembang di Selatan dan Sungai Tungkal di utara digambarkan oleh Obdeyn (1942), namun dalam gambar itu kedudukan negeri Koying tidak ada. Jika benar Koying berada di sebelah timur Tupo atau Thu-po, Tchu-po, Chu-po dan kedudukannya di muara pertemuan dua sungai, maka ada satu tempat yang demikian yakni Tapan, Tu-po di pantai barat Sumatera Barat daerah inderapura . Dengan demikian posisi teluk wen adalah teluk inderapura dimana pelabuhan kuno terdapat di sana yaitu pelabuhan muaro sakai. Interaksi dagang yang terjadi secara langsung dan ada pula melalui perantaraan pihak ketiga. Hubungan dagang secara langsung terjadi dalam perdagangan dengan negeri-negeri di luar di sekitar Teluk Wen dan Selat Malaka maka besar kemungkinan negeri Koying berada di sekitar Alam Kerinci.

Adanya kontak atau hubungan antar negeri dapat dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarah kuno di Kerinci berupa barang-barang keramik yang berasal dari zaman Dinasti Han di Tiongkok (202 SM s.d 221 M), barang-barang tersebut berupa guci terbuka, guci tertutup, mangkuk bergagang dan wada berkaki tiga tempat penyimpanan abu jenazah. Benda-benda keramik yang telah ditemukan kelihatannya bukan barang kebutuhan sehari-hari, melainkan barang-barang yang sering digunakan untuk upacara sakral bagi keperluan wadah persembahan.

Penemuan benda-benda yang berasal dari negeri Cina sebagaimana diungkapkan di atas, menunjukkan adanya jalur perdagangan atau kontak dagang baik secara langsung maupun tidak langsung antara penduduk negeri Koying dengan penduduk dari daratan negeri Cina. Kontak dagang masa silam antara negeri Cina dengan kerajaan di Alam Malayu menurut catatan geografi kepustakaan Dinasti Han telah berlangsung sejak pemerintahan Kaisar Wu Di. Tentang catatan geografi ini dikemukakan oleh Wan Hashim Wan Teh (1997: 96) sebagai berikut:

“Dalam Geografi Kepustakaan Dinasti Han Han Shu Di Li Zhi terdapat catatan yang mengatakan bahwa semenjak pemerintahan Kaisar Wu Di (140 SM – 87 SM) sudah terdapat hubungan resmi antara Dinasti Han dengansebuah kerajaan di Jawa atau Sumatera bernana Diao Bian atau bahasa Tionghoa atau Dewavarman. Hubungan kerajaan Cina dengan kerajaan Alam Malayu pada awal kurun Masehi tersebut mempunyai kepentingan perdangan, membeli mutiara, batu-batu permata, barang-barang antik, emas dan bermacam kain sutra”

Melihat pada komoditas perdagangan sebagaimana yang disebutkan dalam catatan geografi kepustakaan di atas, ternyata sebagian besar dari komoditas tersebut dihasilkan oleh negeri yang berada di Alam Kerinci atau salah satu negeri di pusat Alam Melayu. Di negeri ini sejak zaman prasejarah telah dikenal menghasilkan barang-barang dagang tersebut. Oleh sebab itu besar dugaan bahwa penduduk negeri ini telah menjual barang-barang tersebut ke negeri tetangganya yaitu Kerajaan Javadwipa. Selanjutnya Kerajaan Javadwipa yang merupakan salah satu kerajaan maritime di kawasan nusantara pada waktu itu, lalu mengekspor barang-barang tersebut ke negeri Cina.

Atas dasar bukti-bukti peninggalan sejarah yang ditemukan menunjukkan pula bahwa negeri Koying yang pusat intinya di Alam Kerinci telah aktif melakukan kontak dagang dengan negeri luar. Barang-barang tersebut kemudian mereka tukar dengan barang yang dibutuhkan oleh pedagang dari luar yang dibawa para pedagang negeri luar yang berlabuh di Teluk Wen, seperti benda-benda keramik, manik-manik, sutera dan benda-benda perhiasan lainnya.

Ensiklopedia negeri Cina

Salah satu catatan sejarah penting yang mengungkapkan tentang Alam Kerinci tertulis dalam ensiklopedia yang terdapat di negeri Cina. Ensklopedi ini secara tegas memang tidak menyebutkan Alam Kerinci, namun daerah yang dimaksud berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan mempunyai kemiripan yang sangat dekat. Pengungkapan ciri-ciri ini dapat dipahami mengingat daerah tersebut belum diketahui namanya, disamping itu kesulitan para pedagang Cina untuk menyebut dengan benar kata Kerinci, sehingga hanya mampu menyebutnya sebagai Koying.

Informasi negeri Cina yang menyebutkan ciri-ciri keberadaan suatu daerah di pusat inti Melayu pada pergunungan Bukit Barisan dikemukakan S. Sartono (1992), bahwa pada wilayah Provinsi Jambi pernah ada 3 (tiga) kerajaan Melayu Kuno pra-Sriwijaya yang sering disebut-sebut dalam catatan Cina. Ketiga kerajaan itu adalah Koying (abad ke 3 Masehi), Tupo (abad ke 3 Masehi) dan Kuntala (abad ke 5 Masehi).

Atas dasar bukti-bukti peninggalan sejarah yang ditemukan menunjukkan pula bahwa negeri Koying telah aktif melakukan kontak dagang dengan negeri luar. Barang-barang tersebut kemudian mereka tukar dengan barang yang dibutuhkan oleh pedagang dari luar yang diawa para pedagang negeri luar yang berlabuh di Teluk Wen, seperti benda-benda keramik, manik-manik, sutera dan benda-benda perhiasan lainnya.

Pedagang dari negeri luar yang singga di pelabuhan Teluk Wen adalah para pedagang dari India Funan dan dari Kerajaan Javadwipa. Melalui perantara para pedagang ini barang-barang yang dihasilkan penduduk negeri Koying berterbaran ke manca negara termasuk ke negeri Cina. Demikian pula sebaliknya barang-barang yang mereka bawa dari negeri luar seperti dari negeri Cina terutama barang-barang keramik masuk pula ke negeri Koying.

Setelah satu kerajaan maritime besar merupakan mitra dagang utama negeri Koying, armada dagang kerajaan ini secara berkala menyinggahi pelabuhan Teluk Wen untuk membeli dan kemudian menjualnya ke manca Negara. Melalui hubungan dagang dengan kerajaan Javadwipa telah menyebabkan komoditas negeri Koying menyebar kemana-mana termasuk ke negeri Cina. Demikian pula barang-barang dari negeri luar terutama yang mempunyai hubungan dagang dengan kerajaan Javadwipa masuk pula ke negeri Koying. Hubungan perdagangan secara langsung antara negeri Koying dengan negeri Cina besar dugaan belum pernah terjadi. Kalaupun ada barang-barang perniagaan negeri Cina masuk ke negeri Koying masuk ke negeri Cina, semuanya mealaui perantara armada dagang kerajaan Javadwipa dan para pedagang India dan Funaan yang singgah di pelabuhan Teluk Wen. Belum adanya kontak hubungan langsung antara Koying dengan negeri Cina termuat dalam catatan Cina yang dikemukakan oleh Sartono (1992:6) dimana disebutkan bahwa: Negeri Cina mengetahui bahwa Negeri Koying memiliki pelabuhan dan telah aktif mengadakan perdagangan terutama dengan berbagai daerah di bagian barat Sumatera. Informasi tersebut diperoleh Cina dari sumber India dan Funan (Vietnam) karena pengiriman perutusan dan perdaganganlangsung ke Negeri Koying belum dilakukan. Disebutkan juga bahwa penduduk negeri in berjumlah banyak dan menghasilkan mutiara, perak, batu giok,batu kristal dan pinang.

Merujuk pada informasi di atas, berarti negeri Cina hanya mengetahui keberadaan negeri Koying melalui pedagang kerajaan Javadwipa, India dan Funan. Selain itu, terdapat indikasi bahwa barang-barang perniagaan yang dibawa dari negeri Koying sebagian besar banyak yang dijual ke negeri Cina. Begitu pula sebaliknya barang-barang dari negeri Cina yang dibeli oleh armada dagang Javadwipa, dan para pedagang India dan Funan, dapat diduga pula kebanyakan dijual ke negeri Koying. Mungkin hal inilah yang menyebabkan keberadaan negeri Koying termuat jelas pada berbagai catatan sejarah negeri Cina.

Dalam sebuah tulisan S. Sartono (1992:5 & 7) dikemukakan pula bahwa: Dalam wilayah Jambi ada 3 kerajaan Melayu Kuno pra-Sriwijaya yang seiring disebut dalam catatan Cina yaiut: Koying (abad ke 3), Tupo (abad ke 3) dan Kantoli (Kuntala abad ke 5). Catatan tentang adanya negeri (kerajaan) Koying dibuat oleh K’ang-tai dan Wan-chen dari wangsa Wu (222-280). Selain itu juga dimuat dalam ensklopedi T’ung-tien yang ditulis Tuyu (375-812 M) dan disalin oleh Ma-tu-an-lin kedalam Ensklopedi Wenhxien-t’ung-k’ao (Wolters 1967: 51). Catatan negeri Cina yang dikemukakan di atas menerangkan tentang keberadaan negeri/kerajaan Koying dimana disebutkan ciri wilayahnya teradap banyak gunung api, kedudukannya 5.000 li di timur Chu-po (Tu-po), di daerah ini terdapat banyak sungai yang bermuara ke Teluk Wen, negeri ini berpenduduk banyak dan mendiami pergunungan Bukit Barisan serta penghasil mutiara, emas, perak, batu krisal dan pinang.

Dari catatan negeri Cina yang dikemukakan Wan-Hashim Wan Teh dan S. Sartono, mendukung kuat keberadaan negeri Koying terletak di pusat inti Alam Malayu. Sedangkan daerah Alam Kerinci ini, mulai dari Gunung Kerinci di sebelah utara sampai gunung Masumai di sebelah Selatan pada masa lampau diketahui banyak terdapat gunung api aktif. Sekarang gunung api tersebut sudah tidak dijumpai lagi, karena sebagian sudah padam dan sebagian lagi sudah meletus. Berbagai perubahan memang telah terjadi akibat dari peristiwa alam dan rotasi bumi. Sebagai contoh danau Kerinci, danau Gunung Tujuh, danau Pauh dan lain-lain terbentuk akibat dari letusan gunung api.

Dalam catatan Cina lainnya yang dikemukaan S. Sartono (1992:6) ada yang menyebut lokasi Koying diperkirakan berada di Indonesia Barat ataupun di Semenanjung Malaka. Namun pada daerah Semenanjung Malaka tidak ditemukan gunung api, demikian pula halnya dengan pulau Kalimantan. Kalau kedudukannya dianggap di Pulau Jawa misalnya dipergunungan Selatan Jawa yang terdapat gunungn api, berarti daerah ini berada pada bagian Selatan dari jajaran gunung api Bukit Barisan. Sedangkan kebanyakan sumber Cina menyebutkan negeri Koying berada pada daerah yang banyak gunung api di wilayah pergunungan Bukit Barisan. Selanjutnya, bila negeri Koying tersebut dicoba untuk ditempatkan di sebelah Timur pulau Jawa, kelemahannya tidak satupun wilayah tersebut dinyatakan dalam catatan Cina. Sungguhpun S. Sartono memperkirakan kerajaan Koying telah ada sekitar abad ke tiga masehi, namun catatan negeri Cina menyatakan hubungan perdagangan dengan daerah ini telah berlangsung semenjak sebelum masehi. Selain itu bukti peninggalan sejarah yang ditemukan di daerah ini menunjukkan benda-benda peninggalan sejarah semasa dinasti Han, yakni kekuasaan raja-raja didaratan Tiongkok sebelum masehi.

Berdasarkan hal di atas maka dapat disumpulkan dan diyakini bahwa negeri Koying yang disebutkan dalam beberapa catatan sejarah negeri Cina, tidak lain merupakan sebuah negeri yang keberadaannya terletak di wilayah Alam Kerinci, yaitu daerah yang dihuni oleh suku bangsa Kerinci. Sungguhpun demikian masih terdapat pertanyaan yang perlu dijawab, yaitu: apakah nama Koying tersebut merupakan nama negeri/kerajaan yang diberikan suku bangsa Kerinci pada waktu itu, atau semuah nama yang diberikan oleh bangsa lain? Berdasarkan berbagai catatan peninggalan sejarah yang pernah ditelusuri dan dipelajari terutama dari catatan Tulisan Rencong, incung yang terdapat di Alam Kerinci, sampai saat ini belum ditemukan kata Koying. Oleh sebab itu besar dugaan kata Koying hanya sebutan yang diberikan orang dari negeri Cina kepada sebuah negeri di Alam Kerinci yang merupakan tempat mereka menjual dan memperoleh barang-barang perniagaan. Dugaan ini cukup kuat mengingat secara langsung bangsa Cina disebutkan belum pernah mengunjungi daerah tersebut, baik mengirim perutusan secara resmi, apalagi melakukan perdagangan secara langsung. Mereka hanya mengetahui daerah tersebut dari mitra dagangnya yaitu bangsa India dan Fungan yang telah sering berniaga ke sana. Namun yang jelas, di wilayah Alam Kerinci sebelum atau sekitar permulaan abad masehi telah terdapat sebuah pemerintahan berdaulat yang diakui keberadaanya oleh negeri Cina yang disebut dengan negeri Koying atau kerajaan Koying.

Berakhirnya kerajaan Koying

Keberadaan Koying yang pernah dikenal di manca negara sampai abad ke 5 M sudah tidak kedengaran lagi. Diperkirakan setelah Koying melepaskan kekuasaanya ata kerajaan Kuntala, kejayaan pemerintahan Koying secara perlahan-lahan menghilang. Koying yang selama ini tersohor sebagai salah satu negara nusantara pemasok komoditas perdagangan manca negara sudah tidak disebut-sebut lagi. Keadaan seperti ini sebenarnya tidak dialami Koying saja, karena kerajaan lain pun yang pernah jaya semasa itu banyak pula yang mengalami nasib yang sama. Kerajaan Javadwipa yang tersohor, akhirnya juga tenggelam secara tidak menentu. Dari berbagai literature dapat dipelajari, bahwa keberadaan suatu pemerintahan atau kerajaan yang telah ratusan tahun lamanya, suatu ketika akan mengalami masa kemunduran dan kemudianbahkan lenyap sama sekali. Penyebabnya bias karena factor dari dalam seperti: perubutan kuasaaan, hilangnya pengaruh terhadap wialyah kerajaan yang sudah sangat luas, terjadinya pemberontakan rakyat karena ingin memisahkan diri, atau sebalinyak disebabkan faktor dari luar seperti: ditaklukan kerajaan lain dan lenyap karena terjadinya bencana alam yang dahsyat. Namun demikian, biasanya setelah lenyapnya suatu kerajaan, maka akan muncul pemerintahan baru atau kerajaan baru sebagai penggantinya.

Besar dugaan menghilangnya Koying secara perlahan-lahan dikarenakan sudah tidak mampu lagi mengayomi wilayahnya yang sudah semakin luas akibat berkembangnya pusat-pusat negeri baru yang semakin banyak. Menyebarnya pusat-pusat pemukiman telah melemahkan kendali pemerinthan Koying terutama dalam mengatur dan mengontrol keberadaan negeri-negeri baru yang tersebar dalam wilayah kekuasaanya. Ketidakmampuan ini bisa dikarenakan faktor jarak antara pusat-pusat pertumbuhan negeri baru dengan pusat pemerintahan Koying berada dalam radius yang jauh. Selain itu, antara pusat-pusat pertumbuhan pemukiman baru tersebut hanya bisa dijangkau dengan menempuh jalan pintas melalui hutan belantara. Kondisi alamiah itu telah menyebabkan hubungan pemerintahan menjadi sulit berjalan baik. Kemunikasi antara penyelenggara pemerintahan dan masyarakat pada pusat-pusat pemukiman baru dengan negeri asalnya sebagai pusat pengendalian pemerintahan menjadi renggang.

Penduduk pada banyak negeri-negeri baru sebenarnya juga berasal dari komunitas yang sama yaitu dari orang-orang yang berasal dari negeri yang telah ada sebelumnya. Jadi penyebaran penduduk dalam wilayah Alam Kerinci antara satu tempat dengan tempat lainnya masih mempunyai hubungan pertalian daerah. Mereka membuat pusat-pusat permukiman baru tidak lain untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih layak. Pada negeri baru yang dibuat, mereka lalu membuka sawah, ladang dan mencari kehidupan dari lingkungan alam yang ada. Mereka mengumlkan hasil-hasil hutan seperti damar, rotan, mendulang dan menambang emas serta mencari batu permata, untuk kemudian menjualnya ke para pedagang. Selanjutnya para pedagang kemudian membawa ke pelabuhan-pelabuhan dagang, sehingga menyebar ke berbagai pelosok negeri.

Negeri-negeri baru ini dalam perjalanannya tumbuh dan berkembang menjadi negeri yang makmur dengan penduduk yang kian bertambah. Malahan negeri-negeri yang pernah ada sebelumnya menjadi tertinggal sama sekali. Pertumbuhan banyak negeri baru ini diduga kuat telah menimbulkan pengaruh yang besar terhadap kelangsungan pemerintahan Koying. Keterbatasan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan penduduk dengan wilayah yang semakin tersebar, menjadikan penguasa Koying lemah dalam pengawasan. Kerapuhan dalam menjalankan roda pemerintahan, akhirnya menyebabkan pengaruh dan kekuasaan Koying secara perlahan-lahan pada negeri-negeri baru tersebut menjadi hilang.

Lahirnya negeri-negeri baru di Alam Kerinci pada saat itu, tidak lain merupakan proses gerakan migrasi penduduk yang terpencar dalam berbagai kelompok kecil atau talang dan koto, lalu bersatu dalam kelompok yang lebih besar sehingga terbentuklah dusun. Dusun yang terbentuk pada masa itu dapat dikatakan sebagai dusun awal (dusun purba) yang kemudian dalam perjalan sejarah berkembang menjadi banyak dusun. Sudah barang tentu proses pertumbuhan negeri atau dusun-dusun baru ini berjalan secara bertahap dan diperkirakan berlangsung dalam kurun waktu cukup lama. Adapun dusun awal yang menjadi cikal bakal negeri-negeri yang akan berlangsung dalam pemerintahan Segindo sebagai pengganti dari pemerintahan Koying.

Referensi

Read other articles:

Windows 10 MobilePembangunMicrosoftDirilis kemanufaktur20 November 2015; 8 tahun lalu (2015-11-20)[1]Rilis terbaru10.0.10586.218 / 12 April 2016; 7 tahun lalu (2016-04-12)[2]Pratinjau terkini10.0.14332.1001 / 26 April 2016; 7 tahun lalu (2016-04-26)[3]Metode updateWindows UpdatePlatform32-bit ARMv8, ARMv7, IA-32Tipe KernelHybrid (Windows NT)Didahului olehWindows Phone 8.1 (2014)Status dukunganDukungan utama hingga 9 Januari 2018. Gawai harus menginstalasi p…

Halaman ini berisi artikel tentang negara berkekuasaan kecil. Untuk negara-bangsa yang penduduknya sedikit atau wilayahnya kecil, lihat Negara mikro. Kekuasaan dalam hubungan internasional Kekuatan kecil atau negara kecil adalah jenis negara yang mendominasi sistem internasional. Meski kekuatan kecil dalam sistem internasional tidak akan pernah bisa menyamai atau melampaui pengaruh kekuatan besar, mereka masih bisa memengaruhi cara kerja sistem internasional dengan kekuatan-kekuatan kecil lainny…

Musical Pokémon Live!Gotta catch'em Live!Cover of the cast recording CD release of the showSettingPokémonPremiereSeptember 15, 2000 (2000-09-15): The Pepsi Arena, Albany, New York, United StatesProductions2000 United States tour2001 United Arab Emirates2001 Mexico2002 Portugal2002 Belgium Pokémon Live! is a musical stage production that toured the United States from September 15, 2000 to January 28, 2001.[1][2] The musical was based on the Pokémon anime series,…

Uni Eropa Artikel ini adalah bagian dari seri: Politik dan pemerintahanUni Eropa Parlemen Presiden Jerzy Buzek Kelompok terbesar; Joseph Daul: EPP Martin Schulz: S&D Sesi ke-7 AP (736) Periode 2009-14 Biro Wakil Presiden Quaestor Konferensi Prosedur legislatif Dewan Menteri Kepresidenan Polandia Konfigurasi Umum Luar Negeri Ekonomi Euro Prosedur legislatif Pemungutan suara Sekretariat Sekretaris Jenderal Uwe Corsepius COREPER Dewan Eropa Presiden Herman Van Rompuy Partai Daftar rapat Komisi …

ULTIMA IIProduct typeCosmetics, skin careOwnerRevlon Inc.Produced byRevlon Inc.CountryUnited StatesIntroduced1945; 79 years ago (1945), (New York)Related brandsRevlonMarketsWorldwideAmbassador(s)Titi Kamal (Indonesia)TaglineCollagen Expert From New YorkWebsiteOfficial Website ULTIMA II (cosmetics line) is an American-based cosmetics and skincare brand owned by Revlon Inc. On June 16, 2022, its parent, Revlon, filed for Chapter 11 bankruptcy.[1] History The Ultima n…

Book in the Book of Mormon describing the Jaredites Not to be confused with Book of Esther. Books of the Book of Mormon Small Plates of Nephi First Nephi Second Nephi Book of Jacob Book of Enos Book of Jarom Book of Omni Contribution of Mormon Words of Mormon Mormon's abridgment of the Large Plates of Nephi Book of Mosiah Book of Alma Book of Helaman Third Nephi Fourth Nephi Book of Mormon Additions by Moroni Parts of the Book of Mormon Book of Ether Book of Moroni Latter Day Saints Portalvte Th…

This article is about the arms of the former Crown of Aragon. For the arms of the Autonomous Community of Aragon, see Coat of arms of Aragon. Arms of the Crown of Aragon Page of a manuscript of the Book of Knowledge of All Kingdoms (14th century) showing the coat of arms of Aragon. The so-called Bars of Aragon, Royal sign of Aragon, Royal arms of Aragon, Four Bars, Red Bars or Coat of arms of the Crown of Aragon, which bear four red pallets on gold background, depicts the familiar coat of the Ki…

هذه المقالة تحتاج للمزيد من الوصلات للمقالات الأخرى للمساعدة في ترابط مقالات الموسوعة. فضلًا ساعد في تحسين هذه المقالة بإضافة وصلات إلى المقالات المتعلقة بها الموجودة في النص الحالي. (مارس 2023) جامعة أحمد دراية أدرار الأسماء السابقة المعهد الوطني للتعليم العالي معلومات التأ…

Collegiate sports club in the United States Samford BulldogsUniversitySamford UniversityConferenceSouthern ConferenceNCAADivision I (FCS)Athletic directorMartin NewtonLocationHomewood, AlabamaVarsity teams17Football stadiumPete Hanna StadiumBasketball arenaPete Hanna CenterBaseball stadiumJoe Lee Griffin StadiumNicknameBulldogsColorsBlue and red[1]   Websitesamfordsports.com SoCon's logo in Samford's colors The Samford Bulldogs are the 17 varsity teams (8 men's a…

College baseball team representing the United States Air Force Academy Air Force FalconsFounded1957 (1957)UniversityUnited States Air Force AcademyHead coachMike Kazlausky (14th season)ConferenceMountain WestLocationColorado Springs, ColoradoHome stadiumErdle Field (Capacity: 1,000)NicknameFalconsColorsBlue and silver[1]   NCAA Tournament appearances1961, 1962, 1964, 1966, 1967, 1969, 2022Conference tournament champions2022 KJ Randhawa dives for a hard-hit g…

Clipper Flying Cloud 1917 oil-on-canvas painting of Flying Cloud by Antonio Jacobsen, based on an 1851 lithograph History United States OwnerGrinnell, Minturn & Co, New York BuilderDonald McKay of East Boston, Massachusetts Cost$90,000 Launched1851 United Kingdom OwnerJames Baines & Co., Black Ball Line, Liverpool Acquired1862 OwnerHarry Smith Edwards, South Shields, England Acquired19 April 1871 Out of service1875 FateWent aground, Beacon Island Bar, Saint John, New Brunswick, 1874; bur…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Februari 2023. Ben FogleFogle di Ekuador (2014)LahirBenjamin Myer Fogle[1]3 November 1973 (umur 50)Westminster, London, Inggris, Britania RayaAlmamaterUniversitas PortsmouthUniversitas Costa RicaPekerjaanPetualang, pembawa acara televisi dan penulisSuami/i…

Flag of Norway Norwegian nationalism (Norwegian: Norsk Nasjonalisme) is an ideology that promotes the unity of Norwegians and their culture under one nation state.[1] History Postcard advocating for Norwegian Nationalism, in 1905: FREEDOM, EQUALITY, BROTHERHOOD OF NORWAYS CONSTITUTION 1814 An allegorical Mother Norway depicted as a blonde Viking Valkyrie by Andreas Bloch (1860–1917). 19th Century The first organized Norwegian nationalist movement arose in Denmark. Norwegian students ca…

Artikel ini bukan mengenai Gunung Bromo. Bahasa Oromo Afaan Oromoo Dituturkan diEthiopia, KenyaWilayahOromiaEtnisOromoPenutur34 juta penduduk di Ethiopia (2015)[1]500 di Kenya (sensus 2015), 42 di Somalia (sensus 2015)[1] Rincian data penutur Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2] 24.000.000 (2007, Bahasa ibu)36.000.000 ±1000000 Rumpun bahasaAfroasiatik KushitikDataran Rendah TimurOromoidOromo Sistem penulisanLatin …

Lighthouse near Woods Hole, Massachusetts, US LighthouseNobska Light Nobska Light in 2016LocationNobska Rd., Woods Hole, MassachusettsCoordinates41°30′56.9″N 70°39′18.4″W / 41.515806°N 70.655111°W / 41.515806; -70.655111TowerConstructed1829FoundationNatural EmplacedConstructionIron with brick liningAutomated1985Height40 feet (12 m)ShapeCylindricalMarkingsWhite with black lanternHeritageNational Register of Historic Places listed place Fog signal2…

Berikut merupakan daftar 226 komune di département Pyrénées-Orientales, di Prancis. Sebagian besar teritori (kecuali distrik Fenolheda) membentuk bagian dari Kepangeranan Catalunya hingga 1659, dan bahasa Katalan masih dituturkan (selain bahasa Prancis) oleh minoritas populasi. Nama komune dalam Katalan diambil dari Enciclopèdia catalana dan ditujukan sebagai perbandingan dengan nama Prancis resmi: tidak menandakan status linguistik komune saat ini atau sebelumnya. (CATM) Commune forming par…

Football League Cup 2009-2010The Carling cup 2009-2010 Competizione Football League Cup Sport Calcio Edizione 50ª Organizzatore Football League Date dal 12 agosto 2009al 28 febbraio 2010 Luogo  Inghilterra Galles Partecipanti 92 Formula Eliminazione diretta Risultati Vincitore  Manchester Utd(4º titolo) Secondo  Aston Villa Semi-finalisti  Blackburn Manchester City Statistiche Miglior marcatore Carlos Tévez (6)[1] Incontri disputati 93 G…

Voce principale: Associazione Calcio Reggiana 1919. AC ReggianaStagione 1993-1994 Sport calcio Squadra Reggiana Allenatore Giuseppe Marchioro Presidente Gianfranco Morini Serie A14º Coppa ItaliaSecondo turno Maggiori presenzeCampionato: Sgarbossa (34)Totale: Sgarbossa (35) Miglior marcatoreCampionato: Padovano (10)Totale: Padovano (10) StadioMirabello Abbonati10 252 Maggior numero di spettatori15 379 vs Juventus(6 febbraio 1994) Minor numero di spettatori11 677 vs Lecce(5 di…

Craig Noone Noone bermain untuk Cardiff City pada tahun 2012Informasi pribadiNama lengkap Craig Stephen Noone[1]Tanggal lahir 17 November 1987 (umur 36)Tempat lahir Kirkby, Inggris[2]Tinggi 1,77 m (5 ft 9+1⁄2 in)[3]Posisi bermain Gelandang sayapInformasi klubKlub saat ini Cardiff CityNomor 16Karier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2005–2007 Skelmersdale United 2007–2008 Burscough 24 (4)2008 Southport 1 (0)2008–2011 Plymouth Argyle 55 (5)2009 …

American progressive rock band Coheed and CambriaCoheed and Cambria performing in 2016 Left to Right: Travis Stever, Claudio Sanchez, Josh Eppard (obscured, on drums), Zach CooperBackground informationOriginNyack, New York, United StatesGenres Progressive rock progressive metal alternative rock post-hardcore emo Years active1995–presentLabels 300 Evil Ink Hundred Handed/Everything Evil B-Unique Columbia Equal Vision Roadrunner Sony SpinoffsThe Prize Fighter InfernoMembers Claudio Sanchez Travi…

Kembali kehalaman sebelumnya