Korteks otak besar (bahasa Inggris: cerebral cortex, grey matter) bagian dari otak besar yang berkembang dari dorsal telencephalon atau pallium. Pada percobaan dengan medium tikus, ditengarai bahwa perkembangan korteks otak besar sangat dipengaruhi oleh hormon tiroksin.[1]
Korteks otak besar terdiri dari dua bagian besar:
Isocorteks (bahasa Inggris: homotypical cortex), terdiri dari enam lapisan.
Alocorteks (bahasa Inggris: heterotypical cortex) terdiri kurang dari enam lapisan, termasuk olfactory cortex dan hipokampus.
dan kategori tambahan:
Mesokorteks, area yang terdiri dari lapisan kedua, ketiga dan keempat
Menurut hal tersebut, korteks otak besar terbagi menjadi 3 area: indra, gerakan dan asosiasi.
Area indra
Area indra (bahasa Inggris: sensory area) adalah area pada korteks otak besar tempat dikumpulkankannya informasi yang didapat dengan metode fisiologis dari persepsi, termasuk dari panca indra. Informasi persepsi tersebut diterima dari talamus oleh masing-masing:
Korteks visual primer (bahasa Inggris: striate cortex, V1), dengan korteks visual sekunder (bahasa Inggris: extrastriate visual cortical areas, V2, V3, V4, V5)
Korteks pendengaran primer
Korteks somatosensory primer (bahasa Inggris: postcentral gyrus)
Area motor
Area motor (bahasa Inggris: motor area) terdapat pada kedua belah korteks dan berbentuk seperti headphone yang melingkar dari telinga kiri ke telinga kanan. Area motor pada korteks belahan kanan mengatur gerakan tubuh bagian kiri dan sebaliknya.
Area korteks dibagi menurut:
Area motor primer (bahasa Inggris: primary motor cortex, M1), meliputi area pada lobus frontal posterior yang berguna untuk menjalankan gerakan-gerakan tubuh.
Area premotor. Aktivitas pada area ini sangat penting karena mengandung tuntunan bagi gerakan dan pengendalian otot besar dan proksima (bahasa Latin: proximus, dekat) dari tubuh.
Area motor suplemen(bahasa Inggris: supplementary motor area, SMA), suatu area tempat suatu gerakan tubuh dipilih dan dipersiapkan.
Area asosiasi
Area asosiasi berfungsi guna merekam pengalaman persepsi, agar manusia dapat lebih efisien dalam melakukan interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Area ini juga berfungsi sebagai abstraksi dari pemikiran dan bahasa.