Liturgi Prasidikara atau yang biasa disebut pula Liturgi Santo Gregorius Dialogus merupakan suatu liturgi yang digunakan dan dirayakan oleh gereja-gereja ritus Bizantium pada saat hari-hari kerja pada masa Puasa Besar yang di dalamnya komuni diterima dari kurban yang telah disucikan dan dikonsekrasi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan liturgi, sehingga tidak ada anafora pada liturgi ini.
Liturgi ini digunakan dan dirayakan pada hari-hari kerja pada masa Puasa Agung yang mana merupakan masa pertobatan, masa penyesalan atas dosa dan kesalahan, masa berpuasa, dan masa peningkatan intensitas doa dan ibadah yang menyebabkan penerimaan terhadap komuni pun meningkat. Akan tetapi, karena karakter dari Liturgi Ilahi yang utuh bersifat (eucharistic) penuh rasa syukur, sukacita, dan kegembiraan, hal tersebut bertentangan dengan konsep-konsep yang melekat pada masa Puasa Agung seperti pertobatan dan penyesalan atas dosa dan kesalahan, sehingga muncullah liturgi ini untuk memenuhi penerimaan terhadap komuni. Meskipun liturgi ini dapat dilaksanakan selama hari kerja pada masa Puasa Agung, paroki pada umumnya hanya melangsungkan liturgi ini pada hari Rabu, hari Jumat, ataupun hari raya yang tanggal perayaannya tetap dan jatuh pada masa Puasa Agung.
Sejarah
Liturgi ini pertama kali didokumentasikan oleh Santo Gregorius Dialogus pada abad ke-6 atau abad ke-7 Masehi.[1] Dulu, Santo Gregorius Dialogus dianggap sebagai figur yang menyusun bentuk dari liturgi ini, tetapi diketahui belakangan bahwa dia adalah figur yang mencatat praktik liturgi ini yang sudah lama dipraktikkan di Konstantinopel. Meskipun begitu, pada tiap pelaksanaan liturgi ini, Santo Gregorius Dialogus masih diperingati sebagai penyusun dari Liturgi Prasidikara ini.